26. Malam Pertama Part II

1.9K 282 20
                                    

Why Don't We - What Am I?

Happy Reading!

"Aku mencintai Jisoo." Ucapku mantap. Lisa terdiam selama beberapa detik. Setelahnya, ia tertawa lepas.

"Hahaha kupikir kau sudah mengatakan itu kemarin. Hahaha.." Ia memegangi perutnya dan melanjutkan tawanya di depanku.

"Benarkah? Apa aku sudah bilang padamu?" Aku menaruh jari telunjukku di kening. Aku kembali mengingat apakah aku sudah mengatakan ini pada Lisa.

"Sudahlah, hahaha.. ayo kita cari kak Seulgi."

Kami berjalan dan Lisa sesekali masih tertawa. Apakah selucu itu? Astaga aku merasa malu.

"Itu ruang kepala sekolah." Ucapku. Kak Seulgi tadi mengirimiku pesan jika dia berada di ruang kakeknya.

"Mereka di dalam?" Tanya Lisa. Ia melongok ke jendela sedikit untuk memastikan.

"Yhaaaa!! Astaga!!"

Lisa tiba-tiba memekik dan berbalik. Aku yang ingin mengetuk pintu dibuat kaget olehnya. "Hei ada apa huh?"

Lisa menutupi matanya dan nafasnya terlihat naik turun. Apakah ia melihat sosok seram? Bukankah ia sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini?

"Ada apa Lisayaa??" Aku menepuk bahunya dan ia tidak menjawab. Lisa hanya menunjuk ke arah dalam ruangan.

Aku pun mengintip ke jendela dengan pelan. Aku melihat dari sela-sela gorden dan, SHIT!

"What the!!"

"Mmhhh aahh.. yaahh.. terusshh bear aahh.."

"Hmmpph ugh.. babe.. ahh yaaahh.."

"Sudah kuduga kau akan kaget."

Ucapan Lisa benar. Aku pun kaget. Bagaimana tidak. Kak Seulgi dan kak Irene sedang... making love? Di ruang kepala sekolah?

Astaga..

"Mereka pasti akan dimarahi kakek Seulgi."

Aku membulatkan mataku. Dan kuyakin Lisa pun sama. Ini...

"J-jennie?!"

Aku berbalik dan melihat Jennie di depan kami. Lisa apalagi. Dia terkejut sekali.

"Kenapa kalian lama sekali menemukanku huh?" Ucapnya ketus.

Jennie sedang memasang wajah mandu nya kali ini. Ia cemberut dan itu membuatnya sangat lucu. Dan ku pikir Lisa sangat terpana akan hal ini.

"T-tapi kalian susah sekali di cari dan- hei! Jen! Kemana kau?!" Lisa berteriak saat Jennie tiba-tiba saja menghilang.

"Itu dia disana!" Aku melihat sosok Jennie yang sudah kembali dengan wajah seramnya di ujung lorong. Kami berdua kompak berlari untuk mengejar Jennie. Dan juga, persetan dengan dua merpati cinta yang sedang bersetubuh itu.

Sebelum kami sampai di tempat Jennie berdiri. Dia kembali menghilang dan muncul lagi di ujung lorong kiri. Kami kembali mengejarnya dan kali ini ia hilang namun muncul lagi di dalam ruangan. Tepat di samping kiri Lisa dan aku.

Aku melihat Jennie berdiri di samping lemari. Terdengar suara tangisan dari dalam sana. Tapi ini bukan suara Jennie. Aku memberanikan diri untuk melihat lebih dalam. Setelah aku menemukan kunci ruang kelas ini, aku membuka pintunya dan melihat Jennie tidak sendiri.

Ada seseorang, atau mungkin se sosok yang menangis dengan duduk memeluk lutut dan menundukkan kepalanya.

"J-jen?"

Jennie menghilang tepat setelah Lisa memanggil namanya. Meninggalkan aku dan Lisa dengan sosok yang masih menangis ini.

"D-dia siapa?" Lisa hanya diam, ia tidak menjawab pertanyaanku. Kupikir dia juga tidak tahu jawabannya.

Dead RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang