Keesokan harinya...
"Jim, di mana Ruby? Dari tadi aku tidak melihatnya."-Tanya Hyooran sembari menoleh ke kanan dan kiri.
Jimin terdiam sembari menghela napas sejenak. Ia menatap Hyooran dengan muak.
"Bisakah kau tidak menanyakan wanita itu?."Hyooran mengernyit.
"Katakan padaku, di mana Ruby?.""Ck, sudah ku bilang jangan---"
"Aku tanya di mana Ruby?! Jawab dengan jujur, Jim!."
Jimin kembali menghela napas sebelum akhirnya menjawab,
"Aku sudah mengusirnya dari sini. Puas kau?!."Hyooran spontan membulatkan matanya.
"Apa yang kau lakukan, Jim? Kenapa kau mengusir Ruby, huh?.""Aku dan dia itu sudah bercerai. Jadi aku berhak mengusirnya dari sini."
"Iya, aku tahu kalian sudah cerai. Tapi kau tidak bisa begitu! Kau harus pikirkan putrimu. Apa kau ingin dia tumbuh tanpa seorang ibu?."
"Kau tak perlu khawatir. Aku bisa menjadi ayah, sekaligus ibu untuknya."
Hyooran menggeleng dan mulai jengah dengan perilaku sepupunya itu.
"Kau tidak akan mengerti, Jim. Putrimu tetap membutuhkan ibunya.""Aku bilang aku bisa mengurusnya sendiri!."-Tegas Jimin.
"Kau ini kenapa sih selalu begitu pada Ruby? Padahal selama ini dia baik padamu."
Jimin memutar bola matanya malas.
"Mau sampai kapan kau terus memaksaku untuk mencintainya? Aku tidak suka itu, kau tahu?!.""Jim, aku hanya ingin kau mendapatkan yang terbaik. Itu saja. Putrimu itu juga perlu kasih sayang dari kedua orangtuanya supaya dia tumbuh dengan baik."
Jimin tersenyum sinis.
"Hah? Kasih sayang kedua orangtua kau bilang? Buktinya aku bisa tumbuh dengan baik tanpa kasih sayang dari mereka. Benar kan?."Hyooran yang semakin jengah langsung menatap Jimin dengan kesal.
"Jim, kau ini benar-benar sudah---""Apa?! Kau mau bilang akhir-akhir ini aku banyak berubah? Iya kan? Asal kau tahu saja, semenjak aku tahu rahasia besar yang selama ini kalian sembunyikan dariku, itu membuatku cukup sesak."
Hyooran spontan menatap Jimin bingung.
"Rahasia besar apa maksudmu, Jim?.""Aku tahu, jika aku bukanlah anak kandung dari kedua orang yang selama ini aku anggap sebagai orangtuaku. Sekarang aku tahu, alasan kenapa mereka selama ini seperti acuh tak acuh padaku. Bahkan seperti tidak peduli aku tinggal dengan siapapun. Mereka terlalu sibuk mengurusi pekerjaan mereka. Selama ini aku sudah dibohongi."
Hyooran menatap tak percaya sembari menggeleng perlahan.
"Jim, kau itu anak kandung paman dan bibi kok. Jangan bicara sembarangan!."Jimin tersenyum sinis sembari mengeluarkan sebuah buku kecil berwarna emas melalui aliran sinar deri telapak tangannya. Spontan hal itu membuat Hyooran terkejut.
"Apakah kau masih ingin menepis fakta yang telah kukatakan setelah aku menunjukkan barang bukti ini padamu?."Hyooran menggeleng tak percaya.
"Aku tak mengerti. Sejak kapan kau punya kekuatan? Dan buku emas itu...?.""Ini adalah buku di mana orangtua kandungku menulis sebuah rahasia tentangku di sini. Aku ini sebenarnya keturunan siren lightus yang ditemukan di kendaga terdampar bersama dengan buku emas ini. Di sini orangtuaku yang sebenarnya menulis, mereka menghayutkanku dengan kendaga hingga terdampar di sebuah daratan, semua itu mereka lakukan untuk melindungiku dari pembantaian massal yang dilakukan untuk memusnahkan siren lightus. Dan di buku ini, mereka juga menulis pesan bahwa siapa saja yang menemukanku, mereka meminta agar aku dirawat dengan baik. Dan kemudian paman dan bibimu itu yang menemukannya bukan? Lalu mereka menyerahkanku pada orangtuamu untuk dirawat. Benar begitu kan?."
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRENA✔
FanficSIRENA (2018) Rena terguncang atas pengakuan dari Taehyung yang membuat hatinya terluka. Kesedihannya itu membuatnya berpaling pada laut pasang. Namun ternyata, itu menjadi titik awal dari pertemuannya dengan siren yang selama ini hanya dianggap seb...