Chapter 9

2.9K 241 2
                                    

Lisa dan Jennie kini sudah berada di taman. Duduk berdua di bangku kosong. Suasana taman pun sepi karna waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Jennie sedari tadi bingung ingin menanyakan sesuatu pada Lisa. Bingung karna tak tau akan memulai dari mana.

"Eonnie" panggil Lisa.

"Ne" jawab singkat Jennie.

"Kau tau dari mana alamat apartemenku? Sedari dulu aku ingin menanyakannya tapi aku selalu lupa" ujar Lisa.

"Bisakah aku bertanya padamu terlebih dahulu?" sela Jennie.

"Baiklah" singkat Lisa.

"Apa kau mengenal pria yang menemuimu di depan apartemenmu waktu itu?" tanya Jennie.

Deg

Deg

Deg

Mata Lisa mulai berkaca-kaca. Jantungnya berdetak dengan kencang. Namun ia harus mengontrolnya didepan Jennie.

"Kenapa kau menanyakannya?" tanya Lisa.

"Bukan apa-apa. Namun sepertinya aku mengenalinya. Dari sisi belakang dia mirip seseorang yang ku kenal" jawab Jennie.

"Tentu kau sangat mengenalnya Nini"  batin Lisa.

"Sebenarnya aku melihatmu bersamanya ketika dia memanggil namamu. Awalnya aku tak yakin Lalisa adalah namamu. Dan ketika aku mendekat dugaanku benar, ternyata itu kau" jelas Jennie.

"Aku tak tau apa yang kalian bicarakan. Namun aku menunggu dari kejauhan" lanjutnya.

"Apa waktu itu kau dari apartemen Jisoo Eonnie?" tanya Lisa yang hanya dijawab dengan anggukan Jennie.

"Apa dia menyakitimu Lisa?" selidik Jennie.

Lisa hanya diam dan tersenyum.

"Gwaenchana?" tanya Jennie menatap nanar Lisa.

"Ne Eonnie. Tak perlu khawatir. Kau sudah cukup mengobati saat itu" ujar Lisa.

"Huh? Mengobati? Aku tak melakukan apapun padamu pabbo" kata Jennie sembari memutarkan bola matanya malas.

"Bersamamu adalah obat untukku Eonnie" balas Lisa dengan tersenyum lembut.

Blusss

Pipi Jennie merona merah seperti pantat panci karna mendengar perkataan Lisa.

Plakk

Pukulan pun mendarat di lengan kanan Lisa.

"Yakk.. Sudah ku bilang jangan menggodaku dasar bodoh" ujar Jennie.

Lisa hanya terkekeh melihat reaksi Jennie.

"Tapi aku bersungguh-sungguh Eonnie. Aku merasa lebih baik waktu itu. Meskipun pada akhirnya ada yang mengganggu" ucap Lisa.

"Maafkan aku" lirih Jennie.

"Annieyo Eonnie. Bukan salahmu. Jangan meminta maaf ne" pinta Lisa dan di balas anggukan oleh Jennie.

Sejenak Jennie nampak berfikir.

"Bagaimana jika besok setelah acara kita habiskan waktu bersama? Aku masih punya hutang padamu" pinta Jennie.

"Apa kau tidak bekerja?" tanya Lisa.

"Tentu tidak. Besok hari sabtu. Aku hanya bekerja di hari minggu senin selasa dan rabu. Sisanya aku pakai untuk kuliah" jelas Jennie.

"Baiklah. Apakah kau besok tampil Eonnie?" tanya Lisa.

"Tidak. Wae?"

"Tontonlah penampilanku. Aku akan melakukan couple dance"

Lost My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang