Sekitar satu jam yang lalu saat Lisa keluar kamar untuk mencari Jennie, namun wanita itu tak ada dikamarnya. Lisa tak mengira jika Jennie benar-benar marah hingga meninggalkan apartemennya.
Dengan perasaannya yang was-was, kini wanita bertubuh jangkung yang tak lain adalah Lisa sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi untuk mencari keberadaan Jennie. Beruntung jalanan kota Seoul malam hari ini sepi karena sekarang jarum jam menunjukkan pukul 1 dini hari.
Pertengkaran kecil yang ia lalukan dengan Jennie satu jam yang lalu benar-benar membuat Lisa kesal sendiri sekarang, dia merutuki dirinya yang merasa bodoh karena sikapnya yang teledor.
Flashback
...1 Jam sebelumnya...
Tok tok tok
"Li kau sudah tidur?" teriak Jennie dari luar kamar Lisa.
Haruskah aku masuk kamarnya tanpa izin?
Jennie mulai memutar kenop pintu kamar Lisa perlahan dan sedikit mengintip. "Ah dia sudah terlelap" gumamnya sembari berjalan mendekati Lisa lalu berbaring disampingnya.
"Babo-yaa. Aku numpang tidur ne? Dan kau harus mengizinkanku" bisik Jennie pada Lisa dengan smirknya.
Kau akan ku tendang nanti malam Lisa-yaa.
Jennie memposisikan dirinya membelakangi Lisa. Tapi baru saja Jennie ingin memejamkan mata, ponsel Lisa bergetar.
Drrrrrtt ddrrrrrrt
Drrrrrrrt
Drrt
Ponsel Lisa yang ada diatas nakas bergetar cukup lama dan bergetar berulang kali. Awalnya Jennie mengabaikannya dan tak peduli, ia pikir mungkin itu alarm. Namun lama kelamaan ia geram, itu sangat mengganggu tidurnya.
Dengan cepat dan kasar, Jennie meraih ponsel Lisa dan melihat siapa yang menelfon Lisa di malam yang sudah larut ini.
"Shu.. shu sayang.. Shu.. shu.. Ben.. de.. ra?" Jennie mengeja nama yang tertera dengan susah lalu ia mengerutkan kedua alisnya, ada panggilan telfon masuk dari kontak yang namanya aneh menurut Jennie.
"Siapa ini?" gumamnya. Jennie pun mengangkat panggilan masuk itu dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Yeo-"
"Chagiyaaaaaaaaaaa" Jennie langsung menjauhkan ponsel Lisa dari telinganya.
"Apa gadis ini gila? Bisa-bisanya dia berteriak seperti itu" gumamnya sembari mendekatkan lagi ponselnya.
"Sayang, kau dimana huh? Aku ada di apartemenmu sekarang. Ini sudah jam berapa babo? Kenapa kau belum pulang? Apa kau bersama si idiot Seulgi?"
Chagiya? Sayang? Shushu? Siapa ini? Kekasihnya? Bahkan ia kenal dengan Seulgi? Dan bukankah apartemen Lisa sudah dijual? pikir Jennie.
Jennie masih diam menyimak pembicaraan wanita yang ada di sebrang sana tiada hentinya mengomel.
"Manoban.. Kau mendengarkanku tidak sih? Haissh.. Lalisaaaaaaa"
"Jangan berteriak Nona. Telingaku bisa pecah. Dan ini sudah malam kau tau" ujar Jennie dengan jengah.
"Eh.. Ini bukan suara Lisa"
"Lisa, dia sudah tidur"
"Lalu kau siapa? Apa yang dia lakukan? Kenapa ponselnya ada padamu? Apa kau maling? Dia dimana? Kau maling kan? Yaa jangan coba-coba mencuri celana dalamnya lagi. Ku peringatkan kau"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost My Past
FanfictionLalisa Manoban, seorang kurir yang kini sengaja memunculkan dirinya dihadapan seorang wanita bermarga Kim karena suatu alasan. Wanita yang sudah tak bertemu dengannya selama bertaun-taun dan wanita yang ia jadikan objek utama dalam permainannya. Per...