Hari-hari berlalu, terlewati begitu cepat dan melelah kan. Jimin dan Jungkook sibuk berlatih, peluh yang menetes menandakan kerja keras mereka.
Hari ini, selepas berlatih. Mereka menatap ke luar jendela. Cuaca sangat dingin belakangan ini. Memang sudah musim nya.
Pandangan nya terpaku pada sebutir salju yang turun, salju pertama di tahun ini. Binar mata mereka terlihat jelas, pemandangan indah yang mulai menunjuk kan butiran salju putih.
Makin banyak, hingga tangan Jimin bergerak untuk membuka jendela. Angin sejuk. Tidak. Angin dingin menyerbu masuk menusuk kulit mereka.
Lalu tangan nya terulur keluar, menyentuh butiran kecil salju. Dingin. Jungkook tersenyum, lalu melakukan hal yang sama. Dingin.
Keesokan harinya salju mulai lebat, mereka mengenakan baju tebal beserta sarung tangan. Kemudian berlari layak nya anak kecil.
Saling memburu dan melawan, melempar kan bola-bola salju, dan membuat boneka salju.
Mereka juga tak lupa mengabadikan semua itu dalam foto, mereka sudah mengumpulkan banyak sekali.
Seperti saat bermain bianglala, berlatih menari bersama, acara ulang tahun Jungkook dan Jimin.
Hanya berharap kenangan itu tidak terlupa kan.
Karena cuaca dingin, dan mereka menjadi sangat kedinginan. Akhir nya mereka menyudahi acara bermain salju.
Duduk di dekat bara api yang tidak terlalu besar, sembari meminum coklat panas favorit mereka.
Jungkook tertawa lepas sedari tadi, begitu pula dengan Jimin yang merasa amat bahagia.
Namun, dalam lubuk hati Jungkook, ia merasa takut dan sedih. Bagaimana jika ini musim salju terakhir nya?
Bagaimana jika setidak nya Jungkook masih hidup, tetapi tidak bisa lagi menikmati keindahan ini.
Jungkook beranjak dari duduk nya, melangkah menuju jendela dan membuka nya.
Ia kembali merasa hawa dingin yang menusuk kulit, pandangan nya mengamati butir salju yang turun.
Jimin menoleh merasa penasaran, akhir nya ikut beranjak dan melangkah menuju jendela.
Jimin berdiri tepat di belakang Jungkook, tubuh nya yang lebih tinggi memeluk tubuh mungil sang adik.
Menaruh kepala nya pada bahu Jungkook, "ada apa?" Tanya Jimin.
"Hanya memperhatikan salju" jawab Jungkook jujur, tanpa melepas pandangan nya.
Jimin tersenyum dan ikut memandang pemandangan yang di lihat Jungkook.
"Mereka sangat indah" puji Jimin dengan nada rendah. Amat rendah.
"Aku takut tidak bisa melihat keindahan ini lagi"
Lagi lagi Jungkook membuat hati Jimin sedih. Jimin menegakkan tubuh, memutar tubuh Jungkook hingga mereka berhadapan.
Setelah nya Jimin memberi pelukan hangat, "kau bisa melihat keindahan ini di tahun berikut nya, berikut nya lagi, dan seterusnya nya"
Segera air mata turun, tanpa di sadari Jungkook telah berbuat salah. Lagi.
Bersambung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Provisions Of Memories
FanfictionCanda tawa dan hal-hal kecil yang biasa di lakukan, mulai sekarang akan menjadi hal yang paling berharga. Karena Park Jungkook menyadari bahwa hidup nya tidak akan lama lagi.