Bismillahirrahmanirrahim
Selamat membaca
Jangan lupa pencet ⭐ ya kakak
***
"Percayalah
Memperjuangkanmu bagiku tak mengenal lelah,
Meski kutahu semua takan mudah
Tapi aku percaya kisah kita akan berakhir indah"***
Afka pov
Ayana Putri Widuri, entah apa yang sudah dilakukan gadis itu ... ralat wanita itu, dia sudah jadi wanita sejak dua hari yang lalu. Entah apa yang sudah dia lakukan pada hatiku, dia benar-benar berpengaruh, Aku menjadi berbeda saat bersamanya.
Mata tajam yang biasanya kuperlihatkan berubah menjadi sendu, entah itu karna sorot matanya yang sayu atau karna yang lain. Nada bicaraku yang biasanya cukup berat berubah jadi ringan dan itu hanya berlaku untuknya, Aku bukan budak cinta seperti kata mereka tapi Aku hanya amat teramat mengaguminya sebagai wanita.
Cerita hidupannya di masa lalu membuatku bersumpah saat meng-Akad dirinya, Aku akan membuatnya bahagia, bagaimanapun caranya.
Kedatangan Siska dua hari yang lalu ke rumah benar-benar membuatku marah, dia dan Diana membuat Ayana menangis dan Aku benci itu, Butuh waktu berminggu-minggu bagiku menerbitkan senyumannya, sedangkan mereka seenaknya saja membuatnya sirna.
Kejadian itu membuat rencanaku untuk mengajak Ayana ke rumah mama menjadi gagal. Dia kembali lagi ke mode awal, banyak melamun dan menangis, Aku tahu itu semua karna ucapan Diana.
Kalau saja mereka berdua pria sudah kuajak gulat kemaren itu, tapi karna mereka perempuan Aku mencoba bersabar, jangan pernah melukai wanita secara fisik karna yang seperti itu bukan seorang pria sejati. Aku mengingat nasehat papa saat beranjak dewasa, terlebih Aku yakin Ayana tidak akan suka kalau Aku menyakiti mereka.
Mama dan Papa memahami kondisi Ayana, malahan setelah menceritakan kejadiannya, mereka berdua mengunjungi rumah kami, bercerita banyak hal agar Ayana dapat terhibur, tapi, ya sampai di situ saja, setelah mereka pulang Ayana kembali melamun.
Ayana demam tinggi, semalam dia mengigau sambil berguman memanggil 'Ibu' bahkan dalam mimpi pun dia menangis. Semalaman aku menungguinya, menepuk pelan pinggulnya saat dia mulai terbangun karna mimpi buruk yang dialami.
Karena itu pula, hari senin pagi yang cerah ini, sebelum jam kantor dimulai, kuputuskan untuk mencari Siska, kata Bimo dan Dafa Aku harus tegas padanya sekarang, dan Aku setuju. Aku tidak mau dia menganggu keluargaku terlebih Ayana.
"Siska udah datang belum? Kalau udah bilang Saya manggil, ya," kataku pada salah satu anak divisi Humas yang kutemui.
Aku menunggunya di depan jendela besar lantai tiga, dari atas sini aku bisa melihat keramaian yang ada, untung saja Aku bangun cukup pagi hari ini, jadi tidak perlu terjebak macet seperti mereka di bawah sana.
"Hey, pagi Ka, tumben hari senin ngak telat."
Siska tersenyum lebar saat menghampiriku, dia bersikap solah-olah tidak punya rasa bersalah sama sekali.
"Ini di kantor, jadi gue harap Lo bisa profesional, di sini jabatan Gue di atas Lo," kataku sambil mengalihkan pandangan. Ini masih pagi, hari senin pula dan dia sudah membuatku muak, pakaiannya benar-benar tak pantas, Siska yang tertutup benar-benar sudah hilang ditelan bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Luar Biasa (End)
Spiritual⚠️ awas baper Cerita ini mengandung tingkat kebaperan yang cukup tinggi. Di cerita ini kalian juga bakalan nemuin kalau laki-laki yang sabar, setia itu masih ada, Afka contohnya. Awal hubungan yang rumit, pertemuan dengan kondisi penuh kesalahpaha...