Menjaga kesadaran yang sedikit goyah, Donghyuck bergegas bangun dari ranjang sempitnya. Menoleh ke samping mendapati Taehyung masih terlelap bersama boneka kelinci yang entah didapatkan si hazel itu dari mana.
Mereka tidur dengan bertelanjang dada.
Jangan berpikiran macam-macam karena Donghyuck dan Taehyung tak melakukan sesuatu. Mereka berdua adalah teman seperpopokan sejak dari Daegu dulu. Meski Taehyung dua tahun lebih tua pada kenyataannya.
Donghyuck meraih ponselnya dan mendapati banyak pesan masuk yang sama dari satu nama, Lee Taeyong.
Temani Mark hari ini, jangan lupa!
Donghyuck tentu ingat hari ini dia harus ke rumah sakit, menemani kekasihnya. Ingatannya terlempar pada waktu di rentang enam bulan yang lalu. Di mana dia masih luntang lantung sebagai pelayan pada sebuah kelab malam kecil di tepian Gangnam. Kebaikan hatinya yang menolong seorang pria jangkung bernama Taeyong waktu itu menyeretnya pada sebuah cerita.
Tawaran datang begitu saja. Mengajak Donghyuck ikut berperan dalam sebuah sandiwara atas nama kemanusiaan. Berpura-pura menjadi perawat bagi adik Taeyong yang sedang depresi.
Ditinggalkan kekasih, kecelakaan, terluka dan buta.
Great! Donghyuck ingin tertawa awalnya mengetahui bahwa di dunia ini bukan hanya dia sendiri yang kesulitan dalam hidup. Tapi begitu melihat presensi Mark di awal jumpa...
Betapa kacaunya lelaki itu. Dengan gurat kekecewaan tergambar menyeluruh menutupi wajah yang sangat tampan. Tatapan hampa dan kesepian. Tak menyentuh makanan berhari-hari dan hanya berteriak menyebutkan 'Ingin mati!'.
Di sinilah tugasnya dimulai. Bersikap semanis mungkin sebagai orang yang diminta merawat diri lelaki itu. Menemaninya penuh kesabaran meski di awal Mark selalu meludahi tiap kali Donghyuck datang.
Waktu menjawab semuanya ketika perlahan kesadaran dan akal sehat Mark mulai kembali. Menerima perlakuan Donghyuck dengan baik, mau melakukan terapi indera penglihatannya, mulai terbuka dan berbicara pada semua orang dan akhirnya meminta Donghyuck menjadi kekasihnya.
•••
Donghyuck tidak pernah ikut masuk. Sejak awal, Mark tidak pernah mengizinkan. Pemuda manis itu hanya menunggu dengan bosan di halaman rumah sakit.
Memakan beberapa bungkus camilan dan cola. Inginnya dia minum bir tapi bahaya bila Mark mencium bau menyengat itu dari mulutnya.
"Donghyuck!"
Satu panggilan membuatnya menoleh. Dokter Jung Jaehyun sedang mendorong kursi roda yang diduduki Mark. Sesi terapi sudah selesai.
"Apa kau bosan?" Mark bertanya ketika merasakan langkah Donghyuck sudah berhenti tepat di depannya.
"Tidak. Jadi bagaimana hari ini?"
"Semakin baik. Kurasa dia akan kembali melihat secepatnya, karena kehilangan kemampuan melihat Mark bukan permanen. Ia hanya mengalami trauma pada syaraf mata karena kecelakaan," Jaehyun menjelaskan.
Donghyuck membeku.
Mark akan segera sembuh dan melihat. Bukankah itu artinya, semua selesai saat itu juga?
"Aku tidak sabar melihatmu sayang," Mark tersenyum manis. Diangguki Donghyuck pelan dengan senyum terpaksa.
"Ayo pulang!" ajak Donghyuck kemudian. Mereka lalu pamit pada Dokter Jung dan beranjak menuju parkiran mobil.
Donghyuck membantu Mark duduk di jok dengan perlahanan. Kemudian pergi ke sisinya sendiri. Tak lupa memasangkan sabuk pengaman pada kekasih tampannya.
"Aku tak ingin pulang," ucap Mark tiba-tiba dan Donghyuck menoleh cepat, urung menyalakan mesin mobilnya.
"Jadi kita mau ke mana?"
"Ke mana saja, asal denganmu aku mau."
Donghyuck tersenyum. "Kau masih bisa menggombal meski tak bisa melihat."
"Aku bahkan masih bisa menciummu dengan pro meski tak bisa melihat,"
"Pervert Lee... but i like that. Cium aku nanti saja. Kita harus tetap pulang Mark, tidak ada jalan-jalan hari ini. Ingat kau tidak boleh kelelahan,"
Mark merengut kesal. "Aku bosan di rumah,"
Donghyuck bingung. Memangnya mereka harus ke mana? Toh percuma jalan-jalan lihat pemandangan jika Mark tak bisa menikmatinya.
"Aku ingin tahu tempat tinggalmu," seloroh Mark mengagetkan Donghyuck.
"Apa?"
"Kenapa? Aku hanya mau mampir,"
Gawat!
Donghyuck tak mungkin membawa lelaki ini ke sana. Hari ini Taehyung tidak bekerja dan bisa dipastikan apartemennya kacau bersama bungkus rokok, botol soju dan alkohol serta karet kondom. Taehyung dan kekasih kelincinya itu pasti sedang hore-hore di apartemennya.
Meski Mark tidak bisa melihat semua kekacauan itu tapi setidaknya hidungnya mampu berfungsi sangat baik. Bahkan Donghyuck masih ingat bagaimana gelagapan dirinya saat Mark pernah berkata kalau Donghyuck bau alkohol. Padahal ia hanya minuk sedikit.
Mark adalah pria yang sangat keras soal hal semacam itu. Rokok, alkohol, seks bebas dan kehidupan liar jelas tak ada dalam kamus si tampan itu. Donghyuck harus terlihat manis dan sempurna. Karena mantan kekasihnya yang dulu juga sempurna.
"Kita tidak bisa ke sana Mark, hari ini sepupuku akan belajar kelompok untuk ujian semester kenaikan kelas," bohong Donghyuck menyelamatkan diri.
"Ohh," jawab singkat disertai lipatan tangan di dada. Dengusan kesal keluar.
"Marah?" tanya Donghyuck kemudian.
"Tidak. Hanya saja aku bingung, kau pernah bilang sepupumu berusia 26 tahun bukan? Dia ikut ujian semester apa?" tanya Mark dengan santai.
Membuat Donghyuck membulatkan mata. Asshole! Dia lupa kalau pernah bilang Taehyung itu sepupunya dan berusia 26 tahun.
Mampus!
To be continued
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold || Markhyuck
FanfictionRemake story from Vkook- UnTOLD by Fatharai . . Apa jadinya jika semua diawali dengan kebohongan serta amarah tersembunyi? Karena terkadang, cinta dan benci itu kelewat rumit untuk dipahami. Start: 24 September 2019 End: 25 September 2020