#2

8.9K 842 26
                                    

Dia sedang memejamkan mata dengan kedua tangan terentang bebas. Merasakan angin malam yang dinginnya menusuk sampai ke tulang. Tak ada keinginan untuk beranjak meski tahu jika setelah ini dipastikan flu akan menjangkiti tubuhnya.

Dia tidak tahan cuaca dingin.

"Mark, aku sudah bilang jangan duduk di luar!"

Seru seorang pemuda yang kemudian menyelimuti tubuhnya dengan selimut dan membawanya masuk ke kamar. Dengan perlahan mereka duduk di tepi ranjang dan pemuda itu kembali ke arah balkon menutup pintunya. Mencegah hawa dingin itu masuk.

"Hyuck..."

"Ya?"

Mark mengulurkan tangannya dan disambut dengan cepat oleh Donghyuck. Isyarat agar si manis itu mendekat dan duduk di dekatnya.

Dari sini Donghyuck kembali tertegun mendapati betapa sempurna setiap inci paras dari ciptaan Tuhan di depannya sekarang ini. Meski sudah berbulan-bulan mereka bertemu muka, Donghyuck tak pernah dan tak akan mungkin bosan.

"Malam ini kau tidur denganku 'kan?"

Mark berucap lirih sarat memohon. Ia ingin menjelajah alam mimpi sambil memeluk cintanya. Hanya itu, tidak lebih.

"Besok saja ya Mark. Malam ini tidak bisa, sepupuku menginap di rumah." Elaknya terucap lancar.

Entah benar atau tidak yang jelas Donghyuck tidak mungkin menginap malam ini. Dan Mark tampak kecewa.

Donghyuck mencium sekilas bibir lelaki tampan itu. Mengubah lipatan kekesalan yang berada di dahinya berubah menjadi gurat senang.

"Jangan merajuk, besok kan aku di sini lagi. Aku janji besok kau bisa memelukku erat sekali."

Donghyuck membujuk dan diangguki Mark.

"Aku tidak merajuk kok. Besok saat terapi ke rumah sakit temani aku ya?"

"Iya, apa pun untuk si tampan ini."

Donghyuck menyibak poni Mark yang mungkin memanjang. Menelisik sebentar ke dalam bola mata yang terlihat hampa tersebut. Miris.

"Mark, bagaimana jika aku jelek?" tanya Donghyuck tiba-tiba.

"Maksudmu?"

"Maksudku, kau selalu memanggilku dengan sebutan manis. Tapi kau tidak bisa memastikan sendiri apakah aku benar manis atau tidak. Seandainya nanti kau tahu kalau aku tidak semanis itu, apa kau masih mencintaiku?"

Mark menghela napas.

"Aku memang tidak bisa melihat tapi hatiku memiliki perasaan yang kuat bahwa kau adalah orang yang manis dan baik. I love you, Lee."

•••

Taehyung baru saja menyalakan rokoknya ketika jemari lentik itu menyambar cepat. Merebut dan memindahkan ke bibirnya sendiri.

"Sialan! Itu rokok terakhirku!" protes Taehyung.

Dan Donghyuck hanya tertawa sambil menghembuskan asapnya ke arah Taehyung.

"Tumben pulang, biasanya kau tidur di rumah kekasih kayamu itu. Sudah putus?" tanya Taehyung ceplas-ceplos yang ditanggapi tatapan mata tajam dari Donghyuck.

"Aku mau pulang. Kangen kau hehe," jawab Donghyuck tertawa remeh. Tak perlu sopan santun untuk memangil yang lebih tua dengan sebutan hyung.

"Cih! Kangen aku atau mau bersenang-senang? Aku punya barang baru. Dia cantik."

Donghyuck mendelik kesal. "Maksudmu apa?"

"Apalagi coba? Sedikit lucu jika berandal Daegu sepertimu kenyataannya masih perjaka di usia 24 tahun. Cobalah bersenang-senang malam ini, ada banyak bir dan gadis di club." seloroh Taehyung yang akhirnya digeplak Donghyuck dengan sepatunya.

"Aku ini memang berandal! Tapi bukan player!"

Donghyuck duduk santai di sofa dan mengunyah kacang milik Taehyung yang tersedia di meja. Taehyung tersenyum sekilas mendapati ada sesuatu yang janggal di tangan kanan Donghyuck, sebuah cincin mahal melingkari jari manisnya.

"Wow! Dapat barang bagus rupanya?"

Donghyuck menyadari arah pandang Taehyung ke mana. Ia mengangkat tangannya dan memperhatikan cincin di jarinya. Hadiah dari Mark tempo hari.

"Bukan aku yang minta, dia yang kasih."

"Kau melakukan pekerjaanmu dengan baik. Apa gantinya? Apa dia menciummu? Atau kau tidur dengannya?"

"Tidak ada," Donghyuck tersenyum getir. "Mark tulus padaku. Sepertinya... tapi entahlah. Aku tidak tahu isi hatinya. Apakah dia masih mencintai Mina dan menjadikanku pelarian atau dia benar-benar sudah jatuh cinta padaku,"

"Hati-hati terjebak dalam permainanmu sendiri. Cinta itu bukan mainan, kid. Mark juga bukan orang yang sempurna seperti kita."

To be continued
.
.

Untold || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang