Waktu bersantai tinggal satu hari dan Mark tak mau menyiakannya. Tadinya Yohan menawarkan diri sebagai guide dadakan untuk melancong di tempat menarik. Tapi Mark punya standar berbeda dengan lelaki bermarga Kim itu.
Jika yang Yohan maksud 'tempat menarik' adalah club liar eksklusif nomor satu di Macau maka Mark tak tertarik.
Dia lebih suka menikmati malam dengan duduk di dalam sebuah restoran bergaya klasik dengan lantunan musik Jazz sebagai teman mengunyah kaviar.
Kehidupan bebas dan liar bukan tipenya. Dia hidup dengan tujuan dan keteraturan. Gaya dan kemewahan nomor wahid. Karena itulah Mark benci-- sangat benci tiap kali membaui tubuh Donghyuck yang dipenuhi nista itu.
Kehidupan sampahnya bersama rokok, alkohol, obat-obatan dan juga wanita liar.
Dia mau Donghyuck berubah meninggalkan semua itu demi dirinya. Bukankah Donghyuck mencintainya?
•••
Menyusuri jalanan kecil yang dihiasi cemara, Mark menelisik satu persatu penjual aksesoris itu. Ada banyak hasil kerajinan buatan tangan dengan harga teramat murah untuknya. Dan lagi-lagi Mark teringat Donghyuck.
Terakhir kali Mark memberikan sepasang cincin Cartier seharga tas Gucci miliknya sebagai hadiah dan Donghyuck menolak. Dia bilang tidak biasa. Setengah terpaksa akhirnya Donghyuck memakainya juga di hadapan Mark.
Mungkin saja kali ini jika dia memberi sebuah hadiah murah, Donghyuck akan senang luar biasa.
Sesuai dengan kelasnya bukan?
•••
Donghyuck baru selesai mandi ketika mendapati Taehyung sudah berada di kamarnya dengan raut menahan nikmat berbalut perih. Sebelah tangannya terulur menggantung di tepi ranjang dengan sebuah jarum suntik.
Ya, nikmatnya ketika benda itu mengailiri setiap pembuluh darahmu dan menginvasi syarafmu untuk lebih melayang, dan perih karena sekali kau mencoba, maka kau pasti akan menginkannya lagi.
Taehyung mendongak dengan terkekeh sendiri. Belum menyadari Donghyuck yang sedari tadi mengamatinya dengan senyum remeh.
"Membawa sampah itu dan memakainya di apartemenku. Kau pikir di sini hanya sebuah tempat untuk berbuat laknat?" Donghyuck bertanya kasar.
"Diamlah bajingan kecil! Kau tahu aku tak bisa memakainya di depan Jungkook,"
Donghyuck tertawa. Teringat jika Jungkook memang tak suka dan tak boleh tahu jika Taehyung itu memakai, yang diketahui kakak angkatnya itu selama ini, semua benda itu hanya sebagai camilan untuk pengunjung di club. Bukan pribadi milik Taehyung.
"Kendalikan dosisnya hyung! Jangan bodoh, kita masih muda."
Taehyung melempar jarum suntiknya asal dan meraih bantal di dekatnya. Melemparnya ke arah Donghyuck lalu menaikkan ujung bibirnya, tersenyum meremehkan.
"Fuck! Apa tuan muda kaya itu yang mengajarimu berceramah?"
"Tidak, hanya mengingatkanmu saja. Jangan sampai kau mati muda karena overdosis dan menjadikan Jungkook hyung janda kembang,"
"Sialan!" umpat Taehyung marah.
Donghyuck mengabaikannya dan mengambil selembar kaos bersama jeans abu-abu. Membuat Taehyung mengernyit, mau ke mana Donghyuck malam-malam begini.
"Kau mau ke mana?"
"Menemui Mina noona," jawab Donghyuck.
"Kalian balikan?" Taehyung tiba-tiba penasaran.
"Tidak. Hanya bertemu saja apa tidak boleh? Toh, aku sudah tidak memiliki atensi berlebih padanya. Rasa cinta sudah lama mati dalam diriku sejak lelaki itu menghancurkan semua,"
Hening.
Taehyung tidak tahu harus menjawab apa jika sudah menyangkut masa suram itu.
"Besok Mark kembali dari Macau," sambung Donghyuck dengan nada semakin memelan.
"Lalu?"
"Aku akan tinggal bersamanya,"
Taehyung membelalak dan berseru kencang. "Gilak!"
"Aku tahu. Tidak masalah, aku semakin suka ketika sesuatu memacu adrenalinku naik. Sebuah permainan yang mengharuskan siapa pun yang kalah untuk mati kutu,"
"Apa kau mencintai Mark?"
Donghyuck tersenyum dan mengangkat tangan kirinya. Sebuah cincin yang melingkari jari manis menjadi fokus perhatian. Hadiah dari sang kekasih tertampan.
"Tidak. Tapi, aku terlanjur menikmatinya meski selalu bilang tidak suka. Apa aku munafik?"
•••
Donghyuck memasuki rumah besar itu, mencari sosok yang sudah meninggalkannya selama tiga hari ini. Begitu kamar utama terbuka, dia ada di sana.
Dengan kemeja berlengan pendek santai berwarna biru, rambut oranye yang Donghyuck tebak belum lama ini dicat, celana pendek selutut dan senyum manis merekah.
Ke arahnya,
Melihatnya...
Berdiri dengan mantap, tanpa kursi roda,
dan Donghyuck hanya mematung-- membeku.
Berpura-pura tentunya.
•••
"Mark?"
Sosok yang dipuji mengulum senyum menggoda. "Benarkah?"
"Hm," Mark menjawab singkat sambil mengusap punggung Donghyuck hingga menuju tengkuk. Dahinya berkerut, mendapati sesuatu yang terasa... aneh.
Dengan cepat dia memaksa Donghyuck berbalik hingga terkejut. Mark menarik paksa kerah kemeja Donghyuck hingga tampak sebuah tatto di sana.
M.K.L
•••
"Apa-apaan?"
"Hanya tatto Mark,"
"Aku memintamu melepaskan semua anting pada tindikan tak jelasmu itu dan sekarang kau menggantinya dengan tatto!"
Donghyuck memainkan lidahnya sebentar pada rongga mulut. Ciri sekali bahwa dia menahan kesal. Ingin sekali meninju Mark, tapi tidak mungkin.
"Aku tak suka kekasihku kotor!" sambung Mark kembali dengan nada penuh tekanan.
"Kotor?" Donghyuck bingung.
Bukankah itu terdengar kasar?
"Setelah tinggal bersamaku hiduplah selayaknya. Berlaku penuh aturan. Kau adalah kekasih Mark Lee. Pendamping salah satu tuan muda yang berpengaruh di negara ini,"
Mark mencium bibir Donghyuck perlahan kemudian menguatkan genggamannya.
"Aku mencintaimu, sangat. Hiduplah denganku dan aku akan memanjakanmu dengan kasih sayangku,"
Donghyuck mengangguk. Membalas ucapan Mark tanpa keraguan.
Keduanya bersitatap, menukar pandangan dengan definisi berbeda. Tapi ada satu yang sama-- keduanya memiliki gairah tak terucap satu sama lain dan ketika Mark menekan tengkuk Donghyuck begitu posesif, maka Donghyuck bersikap lebih agresif.
Menyatukan kedua bilah bibir itu dalam pagutan liar menuju panas membara.
"Wanna play... bear?"
To be continued
.
.
Cuma mau ngasih tau, di sini nggak tau siapa yang jahat dan siapa yang baik...
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold || Markhyuck
FanfictionRemake story from Vkook- UnTOLD by Fatharai . . Apa jadinya jika semua diawali dengan kebohongan serta amarah tersembunyi? Karena terkadang, cinta dan benci itu kelewat rumit untuk dipahami. Start: 24 September 2019 End: 25 September 2020