#11

5.1K 734 220
                                    

Mark menciumi tubuh mulus yang sedang terpampang jelas di hadapannya. Entah sejak kapan aroma yang dulu dia tak suka, kemudian menjadi candu. Si empu yang tengkurap bersama dengkuran halusnya hanya melenguh pelan tiap kali kegelian.

Namun tetap, matanya terpejam. Tidur.

Satu tangan Mark bergerak merambat masuk ke dalam selimut yang menutupi tubuh kekasihnya itu, meremas pelan bongkahan bulat yang semalam menjadi mainannya.

Telunjuknya bermain pelan pada garis batas di antaranya, menyusuri perlahan menuju titik itu-- masih terasa basah dan berkedut.

Namun niat untuk kembali mengungkung harus terhenti begitu ponselnya berbunyi keras. Setengah masam Mark berdiri, membiarkan tubuh putih berkeringatnya yang tanpa sehelai benang itu berjalan ke kabinet kecil tempat ponselnya tersimpan.

Yohan calling...

Mark tersenyum. Dia tahu jika lelaki China itu menghubungi, maka ada berita gembira.

"Ada apa?"

"Seperti yang kau mau, aku sudah memastikan jika semua barang diterima dengan baik oleh pemuda Daegu itu."

"Sudah menaikkan dosisnya?" tanya Mark seraya mengambil bathdrobe yang tergantung di dekat lemari dan memakainya.

"Yaps. Kau harus membayarku mahal. Aku bisa saja di penjara jika ketahuan memasok heroin ke Korea sebanyak itu, brengsek!"

"Jangan naif! Kau tahu aku melindungimu asal kau melakukan tugas dengan baik,"

Tungkainya bergerak, kembali ke sisi ranjang dan bergerak naik perlahan. Memastikan jika Donghyuck masih terlelap.

"Di mana kau?"

"Aku? Tentu saja sedang berada di atas ranjang bersama kesayangan. Si liar ini benar-benar memuaskan. Tidak salah jika nanti kusebut dia bitch baby bear."

"Hei...kau sudah melakukannya? Daebak! Jadi bagaimana selanjutnya?"

"Selanjutnya apa?"

"Ya, bukankah kau mencintainya?"

Mark tertawa pelan dengan seringaian di ujung bibir.

"Tentu saja. Aku akan memanjakannya dengan limpahan materi, menjadikannya nomor satu untuk kusayangi dan membuatnya hanyut dalam perasaan cinta yang kuat padaku. Setelah itu--"





















"--akan kubuang dia ke tempat sampah."

•••

Donghyuck menggeliat dan terpaksa membuka mata saat Mark menghujaninya ribuan ciuman ringan di seluruh tubuh. Memandang penuh tanya pada lelaki yang semalam berhasil merobek dinding pertahanannya. Membuatnya berteriak menahan perih hingga akhirnya mendesah menggapai surgawi.

Ya, antara bodoh dan tertarik buat Donghyuck tak ada bedanya sekarang. Dan itulah dia.

"Aku membangunkan kekasih cantikku di pagi hari, apa aku keberatan?" tanya Mark sambil menelusuri setiap inch paras sang kekasih yang terlihat mengantuk itu.

Donghyuck menggeleng. "Tidak kok. Aku juga ada janji hari ini. Terima kasih membangunkanku sayang,"

"Tentu. Ayo mandi dan sarapan pagi bersamaku," ajak Mark.

Donghyuck mengangguk tapi begitu menggerakkan pinggulnya dia meringis cepat. Tentu saja, semalam dia baru saja melepas segel lubang belakangnya.

Mark cepat mengambil sikap, dia tahu jika Donghyuck merasa sakit. Menggendong Donghyuck pelan-pelan ala bridal dan membawanya ke kamar mandi.

Untold || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang