#18

4.3K 526 36
                                    

Mark melipat kertas itu dan meletakkannya di atas meja. Pandangannya terlempar jauh ke luar bersama ekspresi yang tak bisa di mengerti siapa pun.

Rerumputan hijau bersama deru angin sepoi menggoyangkan dedaunan, siang yang sejuk. Tapi tidak dengan hatinya.

Dia masih ingat bagaimana peluru itu melesat, menembus kepala Donghyuck bersamaan dengan satu kalimat terakhir darinyaー

Aku mencintaimu.

Donghyuck mengakhiri semuanya dengan memutus tali kehidupannya sendiri. Membiarkan Mark melihatnya terkapar dengan darah tak kunjung berhenti mengalir dari dahinya.

"Surat itu titipan Donghyuck,"

Taehyung berucap pelan. Lalu meninggalkan Mark sendirian di dalam ruangan rawat inap itu.

Tak ada suara, tak ada senyuman, tak ada tawa mau pun tangisan. Hening.

Hingga derit pintu terbuka kembali terdengar bersama masuknya Johnny ke dalam. Mark masih memandang ke luar, mengabaikan kehadirannya.

"Besok kau boleh pulang. Bisa dirawat jalan."

Tak ada sahutan. Johnny menghela napasnya berat.

"Lusa persidangan terakhir, apa kau yakin tetap tak ingin dibela pengacara?"

Mark menggeleng pelan.

Miris. Johnny bahkan tidak menyangka jika jalan hidup Mark yang tak lain sepupunya sendiri begitu rumit. Lelaki yang dianggap sempurna itu memiliki liku gelap pada takdir masa mudanya.

"Baiklah Mark, istirahatlah dengan baik. Aku permisi dulu."

•••

Taehyung keluar dari halaman rumah sakit setelah check up sekalian melihat keadaan Mark.

Menyedihkan.

Satu kata yang tergambar dari keadaan pria itu. Mark terancam cacat permanen karena tembakan Donghyuck pada lututnya berakibat fatal.

Selain itu tak ada lagi yang Taehyung pahami. Mark tak banyak bicara. Dia bahkan tak tahu apakah lelaki itu sedih atau bahagia dengan kepergian Donghyuck.

Berbeda darinya... ia menyesal luar biasa.

Taehyung berharap bisa terlempar ke masa lalu dengan Donghyuck masih di sisinya. Adik kecil yang usil namun perhatian. Donghyuck yang pandai membuatnya tertawa meski pemuda itu sendiri sedang terluka.

"Hari ini kita akan pindah ke apartemen baru," ucap Jungkook memutus lamunan Taehyung.

"Terima kasih masih mau menemaniku sejauh ini." Taehyung berucap penuh penyesalan.

Jungkook hanya mengangguk.

"Aku hanya berharap... tadinya kita bertiga memulai hidup yang lebih baik. Meninggalkan bisnis hingar bingar dunia malam, memulai usaha kecil-kecilan sendiri, tinggal di lingkungan yang baik. Kau, aku, dan adik kita Lee Donghyuck."

Jungkook memutus kalimatnya sejenak sebelum dengan setitik air mata dia bertuturー

"Dia melakukan semuanya sendirian sampai akhir. Bahkan menanggung sakitnya juga sendirian. Donghyuck berhasil membuat Mark jadi pesakitan di pengadilan saat ini, dia juga memberikan semua uang tabungannya pada kita yang sudah tak memiliki apa pun karena biaya berobatmu. Juga apartemen baru ini, semua Donghyuck yang membeli. Dia sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Sendirian."

Taehyung menangis.

Heroin sudah merusak otaknya. Membuatnya jadi pengkhianat pada orang terdekat. Menusuk Donghyuck dari belakang.

Padahal pemuda itu tulus menyayanginya lebih dari sahabat.

Mereka keluarga. Satu keluarga.

Dan sekarang Taehyung menyesal.

•••

Suasana tidak riuh karena ruangan ini tertutup. Tak ada akses bagi yang tidak berkepentingan untuk masuk. Hanya ada mereka yang ikut andil duduk di kursi masing-masing.

Termasuk Mark Lee.

Sendirian.

Tak punya kerabat untuk mendampingi. Hanya Johnny sebagai sepupu berusaha hadir meski tugas di kantor polisi menumpuk.

Dia masih memasang wajah seribu arti. Kelewat datar tanpa ekspresi. Keahlian Mark; sukar ditebak, apa isi otaknya?

Waktu berjalan begitu lambat. Dua jam berlalu dengan semua catatan dosa di masa lalu dibacakan. Mark hanya mendengarkan tanpa membantah.

Tak ada pengacara.

Tak ada pembela.

Dia yang meminta.

Semua dibiarkannya mengalir mengikuti arus. Hingga sang hakim akhirnya memutuskan hukumannya.
















"Terdakwa saudara Mark Lee dinyatakan terbukti bersalah atas kasus kepemilikan narkoba tingkat pertama, mengedarkan dan menjual bebas obat-obatan kimia berbahaya, memberikan sejumlah uang suap pada hakim di persidangan saudara Lee Taeyong untuk membuat keputusan hukuman berat dan juga memanipulasi data pada kasus korupsi yang melibatkan Tuan Lee Jiyong di masa lalu.

Dengan ini Pengadilan Pusat Kota Seoul memutuskan--

Saudara Mark Lee divonis hukuman mati."

To be continued
.
.
Abis ini ending, tungguin ya lagi diedit😉
Bisa-bisanya aku salah itung, kemarin aku bilang tiga chap lagi ending taunya masih empat chap π_π

Untold || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang