#2

1K 70 2
                                    

MCKC
#2. Cowok Triplek


Happy reading..
_______________

Setelah dari Mading Ara dan Opi pun menuju kelas yang akan mereka tempati, ya kelas 12 Mipa 2, tepatnya berada di lantai dua, sebelah kelas 12 IPS 4   yang kelasnya rata-rata ditempati anak hits.

Bahkan ketika lewat pun Ara yang sejatinya menyukai ciptaan tuhan langsung berhenti di dekat kelas tersebut menyapa temannya yang memang semasa SMP sekelas dengannya.

"Hay Billy" sapanya

Sedangkan yang disapa hanya menengok dan mengangguk sekilas setelahnya pergi tunggang langgang menyusul teman-temannya yang sudah pergi mendahiluinya.

Opi, yang berada di sisinya punya menepuk pundaknya sambil tersenyum mengejek.

"Elo tuh udah ditolak aja masih pengen ngejar si Billy, ingat, dia udah ada yang punya, elo mau jadi bahan buliannya si Juli?" Tuturnya

"Iya lah apalah dayaku yang punya wajah pas-pasan dan tak lupa pula yang hanya sebatas Mak comblang saja" ujarnya mendrama.

Memang dulu ketika kelas 2 SMP Ara pernah suka dengan Billy namun dia langsung buang jauh-jauh rasa itu ketika mengetahui kalau Billy sudah mempunyai kekasih, dan seketika itu juga retaklah hatinya, tapi tidak jiwanya.

"Udah ah, dari pada galauin masalalu mending gue masuk nyari tempat yang strategis" ujar Opi

Ara hanya diam membisu, namun setelahnya dia langsung berbalik dan tanpa disengaja dia menabrak seseorang untung saja dia bisa menahannya agar tidak jatuh tersungkur.

Hanya saja dia langsung memegang hidungnya yang sedikit sakit sambil berseru,"Hidung gue!"

Takut-takut hidung satu-satunya itu hilang masuk ke dalam.

Dia pun langsung mendongak ingin tau siapa yang ia tabrak, seketika tatapanya bertemu dengan manik mata itu, sungguh tatapannya tajam bagaikan silet. Belum lagi auranya yang dingin begitu menguar membuat Ara merinding seketika.

Ara langsung tersadar dan segera memundurkan langkahnya sambil sesekali memghosokkan hidungnya yang masih sakit.

Sedangkan cowok tersebut langsung pergi memasuki kelas yang akan di tempati oleh Ara nantinya. Tanpa berucap sepatah kata pun.

"Aih tuh cowok kok kayak tembok gitu ya, udah datar gak ada senyum-senyum nya sama sekali lagi, kalo punya cewek nanti susah diajak bicara kayaknya" gumam Ara dan setelah itu dia masuk kelasnya menuju bangku yang telah di duduki oleh Opi.

Sedangkan Opi sedang bercengkrama dengan teman-teman lainnya yang memang sudah sangat akrab dengannya.

Sedangkan Ara hanya diam melihat mereka dan tak mau berbaur, ya memang hanya sebagian yang Ara kenal, dia sewaktu kelas 11 lalu jarang sekali keluar kelas, kecuali ke kelas Arul. Dan beberapa teman yang meminta bantuannya.

Dia pun mengedarkan pandangannya, dan tatapannya berhenti seketika itu juga pada cowok yang yang tadi tak sengaja ia tabrak sedang duduk dan memainkan ponselnya, seakan tau ada yang memperhatikannya, tiba-tiba saja cowok tersebut langsung melemparkan tatapannya ke arah Ara dengan tatapan sama tajamnya.

Ara yang melihatnya langsung mengalihkan wajahnya dan memandang langit cerah di luar jendela, walau pikiran dan hatinya masih teringat tatapan itu, seketika ia berigidik ngeri ketika halunya berimajinasi dengan menampilkan sosok cowok tersebut yang seperti psychopat kejam.

"Elo kenapa?" Tanya Opi sambil menepuk pundak Ara.

"Hah... Eh.. eng.. eh.. nggak papa" ucapnya terbata.

Dan Opi hanya mengangkat alisnya agar Ara menjawab nya dengan jujur, Ara yang tau akan tatapan itu, hanya menggeleng dan setelahnya cengegesan tidak jelas.

"Dasar aneh" gumam Opi yang masih di dengar Ara.

Memang dasar jika rasa kepo Ara muncul Ara langsung menanyakan pertanyaan yang sedari tadi ia tahan untuk tidak beratanya.

"Emm, Pi, elo tau cowok itu?" Tanya Ara sambil menunjuk cowok yang ada disebrang sana.

"Oh si Elga, kenapa?" Tanyanya

Ara hanya menggeleng, dan setelahnya berjengit kaget ketika Opi tiba-tiba saja berteriak membuat penghuni kelasnya menengok ke meja mereka terutama yang diteriaki.

"HAH ELGA SEKELAS SAMA KITA" teriaknya.

Ara langsung menutup wajahnya menahan malu. Opi memang begitu, keliatan kalem, agak judes, aslinya...

Jangan tanya, sama kek emak-emak kayak menang arisan.

Sebelas dua belas dengan Ara.

Semua orang yang mendengar teriakannya langsung mengedarkan pandangannya dan menatap cowok berperawakan tinggi, putih, rahangnya kokoh, dan jangan lupa tatapannya yang tajam, yang mampu membuat semua orang takut termasuk Ara, namun beda dengan teman-temannya, mereka malah menatap kagum pada cowok tersebut.

Yang ditatap hanya memandang mereka sejenak tak mau meladeni ular-ular berbisa itu. Namun sebelumnya ia menatap cewek yang tadi menabraknya.

Merasa ada yang menatapnya Ara langsung menatap balik mata elang itu, dan langsung berpaling menatap jendela kembali.

Entah kenapa jantungnya tiba-tiba saja berpacu lebih cepat, ketika ia ditatap oleh cowok tadi dan jangan lupa Ara menahan nafas seketika itu juga.

"Bisa-bisa gue mati rasa kalo sekelas sama tuh cowok es..." Ujarnya dalam hati.

Dan setelahnya pak Wisnu selaku guru kesiswaan masuk dan lebih parahnya lagi beliau lah yang akan menjadi wali kelas mereka.

Seketika Opi berdecak pelan, bahkan semua murid pun tertunduk lesu,dan jangan lupa Ara yang sudah menutup wajahnya frustasi.






Tolong bunuh Ara saat ini juga.

****

TBC.

[2]Mak Comblang Kepepet Cinta✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang