MCKC
#26. Janji masalalu
Happy reading..
****
Setelah dari mall tersebut mereka pun meluncur untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun, saat baru sampe parkiran, mereka berhenti. Bukan, lebih tepat Ara yang berhenti, memandang cowok yang kini masih memakai seragam lengkap seperti dirinya.
Namun, berbeda sekolah. Sekolah Merpati, itulah lambang yang dilihat Ara.
"Hai Ra!" Sapa cowok itu.
"Za, elo kesini sendiri?" Tanya Ara, sambil melihat sekeliling parkiran takut-takut ada teman yang lain bersamanya.
"Nggak lah, masa iya gue ke mall sendirian. Gue ke sini sama Rica!" Ujarnya.
Hingga cewek rambut sebahu muncul di samping Ara entah sejak kapan. Membuatnya hampir saja latah, kaget akibat cewek itu muncul.
Setelahnya Ara hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti sambil memasang wajah datarnya. "Oke kalo gitu selamat kencan, sama cwek baru elo!" Ujar Ara.
Dan berlalu pergi dari hadapan Reza dan Rica. Membuat Reza menghembuskan nafas lelah, sebab ini salahnya jika saja dari dulu dia tidak mengingkari janjinya, pastinya dia masih tetap bersama Ara.
Ara hanya memandang ke depan dengan tatapan kosong, teringat ucapan dulu yang sempat di utarakan oleh cowok putih itu.
"Iya aku gak bakal ninggalin kamu, kalo aku ingkar kamu boleh marah sama aku!" Ujar cowok itu
Tapi kenyataan pahit sudah didapat olehnya, sebab janji yang selama ini cowok pegang dia ingkari begitu saja. Membuat dada Ara sedikit sesak akan hal itu. Sungguh hati tak pernah membohongi semuanya Ara bahkan benar-benar rindu akan semuanya.
Namun, jelas sudah semuanya hancur oleh janji cowok itu. Reza, entah mengapa membuatnya tak mampu mencintai orang lain untuk kedua kalinya, bahkan Ara menjadikan dirinya sesibuk mungkin dengan cara menjadi agen perjodohan untuk mereka yang jomlo.
Tujuannya untuk menghilangkan kenangannya dengan Reza. Walaupun pada akhirnya gagal. Bahkan dia ingat ketika sore terakhir, dia berucap.
"Gue gak akan ganggu lo lagi, Ra! Gue tau maaf gue gak pantes lagi buat elo, hati ini juga gak pantes lagi buat singgah di hati elo! Sekali lagi gue minta maaf." Ujarnya
Ara hanya bergeming waktu itu, hingga pelukan hangat dari Reza membuat nya menangis saat ini. Bekas pelukan itu masih membekas membuat Ara tak mampu membohongi hatinya. Namun, apa boleh buat ini tekad yang sudah ditentukan olehnya bahwa dirinya benar-benar akan melupakan kenangan itu bersama Reza, sang mantan tersayangnya.
Hingga pelukan dari seseorang membuat dirinya tersadar ke dunia nyata, membuat jantungnya mendemo entah karena apa, ketika matanya melihat mata itu. Elga kini tengah memeluknya bahkan teman-temannya pun melihat hal itu melongo seketika.
Seperti patung tak bergerak sekalipun. Setelah pelukan itu dilepas olehnya, barulah Ara tersadar dan memalingkan wajahnya yang sedikit memerah. Bahkan teman-temannya pun sudah bercanda tawa, seperti tak terjadi apa-apa.
"Eum, udah yuk mending pulang udah sore juga nih. Takut di cariin bunda gue nanti!" Seru Ara setelahnya.
Dan melenggang menuju motor kesayangannya. Membuat Opi yang sedari tadi memandang Ara, tersenyum tertahan, mengingat kejadian beberapa menit lalu.
Setidaknya Ara bisa melupakan sejenak kenangannya ketika dipeluk Elga tadi, pikir Opi begitu.
"Cepetan, Pi! Elo mau ikut gue apa Joshua!" Seru Ara.
Membuat Opi tersadar dari lamunannya, dan berseru. "Ikut elo lah, ogah gue ikut si, Jo, yang ada nanti keenakan dianya!"
"Yah padahal gue mau pulang nganterin elo Pi, sekalian mau cium tangan ibu mertua!" Ujarnya membuat Opi mendelik ke arahnya.
Sedangkan Joshua hanya tersenyum menggoda. Membuat Opi melengos memalingkan wajahnya kesal.
Hingga motor Ara melambat ketika melewati Elga yang masih berdiri sambil bersender di motor miliknya.
"Makasih ga, gue duluan!" Ucap Ara sambil tersenyum, walaupun tengah menahan detak jantungnya yang berirama tak jelas.
Sedangkan Elga hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Hingga Opi menyikut pinggang Ara, sambil berbisik, "cie yang habis dipeluk, gue mau dong dipeluk kayak gitu juga, anget pastinya, ye kan?"
Membuat Ara mencebik kesal ke arah Opi," berisik lo, gue turunin di tengah jalan baru tau rasa!" Ancamnya.
Membuat Opi terkekeh geli melihat tingkah Ara yang memang mampu di tebak, yaitu menahan malu. Entahlah yang jelas terolah oleh pandangan Opi.
Setelahnya mereka berdua pun pergi meninggalkan parkiran, membuat Elga benar-benar tersenyum sempurna, membuat teman-temannya yang memang masih di situ memandangnya takjub.
"Nah gitu dong, gue seneng kalo liat elo senyum tulus kek gitu, ga!" Ujar Nunu sambil menepuk pundak Elga.
Membuat Elga terlonjak kaget, dan setelahnya berubah kembali ke mood semula. Membuat teman-temannya menghembuskan nafasnya lelah secara bersamaan.
"Dasar memang pantes elo di sebut triplek, ga! Sama-sama datar!" Ujar Beno.
Elga hanya mengedikkan bahunya acuh dan setelahnya menjalankan mesin motornya lalu bergegas meninggalkan parkiran.
"Kalo gue cewek udah gue embat dari tadi, abis senyumnya manis banget!" Ujar Joshua.
"Dasar manusia homo lo! Jijik gue denger nya, jauh-jauh lo sana?" Tukas Rafa.
Membuat yang lain ikut bubar dari parkiran meninggalkan Joshua, sendiri dengan wajah masamnya.
"Dasar, temen gue kalo gue bilang mirip sama d.o Kyung-soo aja pada ngiri, lah sekarang kalo gue samain sama cewek aja pada ngebully, emang sih secara gue kan tampan jadi banyak yang ngiri!" Gumamnya tak jelas.
Dan setelahnya meninggalkan parkiran menuju rumahnya.
***
TBC.Jangan lupa tinggalkan jejak gaess :)
See youu...
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Mak Comblang Kepepet Cinta✓
General Fiction[COMPLETED] Jika harus memilih manakah yang harus kamu pilih tetap stay jadi Mak comblang atau di comblagin? Kata itulah yang terus terngiang di telinga Keara Anindya yang di juluki 'Mak Comblang' oleh sahabat kecilnya, bingung! Tentu saja dia harus...