#6

685 54 0
                                    

MCKC

#6. Bertengkar

Happy reading
________________

"Thanks, ga!" Ucap Ara, setelah sampai di depan rumah dengan selamat.

Ya walaupun jantungnya sedari tadi mendemo, entah karena apa? Yang jelas sungguh membuat Ara gugup di tempat.

"Uang ojek!" Sahut Elga

Membuat Ara melongo, memandang makhluk di depannya, sambil berpikir sejenak apakah dia yang berbicara?

"Elo tadi minta uang ongkos?" Tanya Ara.

"Menurut lo?" Tanya nya balik.

Ara masih bergeming di tempat, sambil sesekali mengerjapkan matanya, membuat Elga gemas sendiri walaupun masih dengan ekspresi sama.

"Lama," seru nya kembali dan menjalankan mesin motor nya lalu melesat di hadapan Ara yang masih melongo menatap kepergian Elga.

"Gak jelas tuh cowok!" Gumamnya dan beranjak memasuki rumahnya.

"Bun liat anak perawan bunda tuh tadi pulang sama cowok!" Seru Sean sang adik terlaknat.

Ternyata sedari tadi Ara tak sadar bahwa ada yang memperhatikan nya ketika sampai di depan rumah.

"Jih! bilang aja iri," sahut Ara

"Sorry ya gue gak iri, gue juga punya selusin." Ujarnya sambil tersenyum miring.

"Tumben lo ngobrol banyak sama gue, biasanya kalo gue tanya pun pasti jawabnya sepatah dua patah kata." Dengan raut wajah penuh selidik Ara tampakkan pada Sean.

Sedangkan Sean hanya mengedikkan bahu tak peduli, dan melanjutkan aktivitasnya yang tertunda tadi. Membuat Ara berdecih setelahnya.

"Oh jadi anak bunda dianterin sama cowok, bunda kira udah move-on dari Reza." Sahut sang bunda ketika Ara hendak mencapai anak tangga.

Ara yang mendengarnya memandang sang bunda sejenak sambil memutar bola mata jengah. " Oh ayolah bunda, Ara udah beneran move-on kok dari tuh cowok jadi-jadian."

"Ya siapa tau aja, masih ada rasa sama dia." Dengan wajah senyum jenaka, menggoda sang anak sulungnya.

"Bunda! Plis deh tadi itu emang yang nganter Ara tuh cowok tapi bukan Reza kok, beneran." Akunya.

"Ah tau ah bunda mah seneng banget ya godain Ara!" Dengan wajah cemberut Ara melenggang pergi meninggalkan sang bunda yang terkekeh di tempat.

"Ya ampun anak gue udah gede ternyata!" Gumam bunda Ara.

***

Ditempat lain kini segerombolan anak remaja berkumpul di warung babeh, sebut saja begitu nama warungnya.

Ada yang rebahan di gazebo bahkan ada yang lagi mabar, dan sampe ke hal bergosip ria pun ada. Ternyata bukan cewek aja yang bisa gosip cowok pun bisa.

"Eh iya gimana tuh kabar emak lo, ga?" Tanya cowok berambut cepak.

Elga. Yang ditanya hanya menghembuskan nafas lelah,"belum ada tanda-tanda."

"Ck! Bego banget sih, gimana mau ada tanda-tanda beliau bangun kalo elo gak bawa emak lo ke rumah sakit." Kini cowok berwajah manis ikut menyahut obrolan tersebut.

Hingga satu tangan menjitak kepalanya membuat sang empunya mengaduh sakit.
"Sakit bego!" Serunya.

"Bukan gue gak mau, bokap aja udah gak peduli, malahan dia bawa jalang ke rumah miliknya." Ucapnya dengan wajah sendu.

"Elo yang sabar bro, pastinya bakal ada jalannya, ya nggak beh?" Seru cowok manis tadi sambil bertanya di akhir kalimat pada babeh Umar ketika hendak membereskan warungnya.

"Serah lo Joshua!" Ujarnya.

Jangan heran tua-tua juga gaya bicaranya sih kayak anak milenial, orang tua jaman now gitu.

"Dih, si babeh udah mau beres-beres aja, masih sore juga," ujar Joshua.

"Gue mau pulang ketemu istri gue, lagian besok juga ketemu lagi Jo, elo jangan kangen ama babeh!" Serunya.

"Idih si babeh mentang-mentang udah punya istri kita-kita di lupain." Ujarnya menirukan iklan milkita.

"Dasar korban iklan lo Jo!" Seru cowok berambut kribo yang masih berkutat dengan ponsel miliknya.

Hingga Elga berdiri membuat semuanya memandang ke arahnya heran, pasalnya ini masih sore gak mungkin biasanya Elga pulang lebih cepat.

"Elo mau kemana?" Tanya cowok berambut cepak yang sedari tadi ada di samping Elga.

"Menurut lo?" Tanya Elga balik.

Membuat Joshua yang sedari tadi tak jauh dari mereka mentertawakan temannya itu." Ya ampun Rafanya gue yang sabar ya!"

"Mode es kembali," ujar cowok bermata sipit yang sudah duduk dari rebahannya.

"Anjir! Enek gue denger ucapan elo Jo, sekali lagi lo bilang kek gitu gak segan-segan nih kursi lapak gue lempar ke muka sok cakep lo itu!" Serunya garang.

Bukannya takut dengan ancaman tersebut, Joshua malah tertawa semakin menjadi.

Hingga si cowok kribo melemparkan sendal yang memang nganggur di sebelahnya ke arah Joshua, dan mendarat tepat di mulut Joshua. Sungguh perkiraan yang tepat padahal sebelumnya tidak di ukur jaraknya.

Membuat Joshua melemparkan kembali sendal tersebut sambil menyumpah serapahi temnanya itu," anjir Beno sialan!"

Beno si rambut kribo tersebut hanya terkekeh di tempat.

"Gue balik!" Seru Elga sambil menjalankan mesinnya dan melesat dari warung babeh, membuat teman-temannya menatap Elga prihatin.

Setelah sampai di rumahnya, Elga bergegas menuju kamarnya namun baru saja berpijak pada tangga ke lima dia berhenti ketika pertanyaan terlontar dari sang ayah.

"Mau sampai kapan kamu bakal terus begini sama ayah?"

"Sampai anda benar-benar sadar untuk bawa bunda ke rumah sakit," ucap Elga dengan nada dingin.

Membuat sang ayah 'om Putra' sebut saja begitu, membanting majalah yang ia pegang.

"Apa kamu bilang, membawa wanita itu ke rumah sakit? Jangan harap Elga saya gak akan bawa dia ke rumah sakit," ujarnya penuh penekanan.

Membuat wanita yang sedari tadi berada di dapur ikut keluar bersama dengan putri nya.

"Sunguh anda seorang suami yang kejam!" Sambil memandang sang ayah tajam.

"Siapa yang kejam? Hah ! Jawab dia apa saya?" Tanya nya dengan nada tinggi.

Membuat wanita yang sedari tadi hanya berdiri menyaksikan keduanya menghampiri dan menenangkan Putra, ayah Elga.

Membuat Elga tersenyum miring menyaksikan hal itu,"urus saja wanita jalang itu dan anak tercinta anda!"

Setelahnya melenggang pergi meninggalkan mereka. Membuat sang ayah menatap nanar kepergian Elga.

"Sampai kapan keluarga ka Elga akan harmonis kembali," gumam gadis manis yang sedari tadi berdiam diri di tempatnya yang menyaksikan anak dan ayah bertengkar.

***
TBC.

[2]Mak Comblang Kepepet Cinta✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang