#10

523 49 1
                                    

MCKC

#10. Kafetaria

Happy reading
_______________

Pulang sekolah kali ini Ara, Opi,Arul dan tiga lainnya yaitu Dea, Elang, Riki. Tengah berada di kafetaria dekat sekolah mereka, mereka berenam ini teman sekomplek jadi ya kebiasaan mereka kumpul-kumpul cuma buat silaturahmi.

Padahal rumah mereka saling berdekatan. Maka dari itu jika pulang sekolah Ara tak pernah risau sebab jika tak ada Arul, ada Elang, Dea atau Riki yang mau mengantarkan pulang.

Kalo Opi mana bisa mengendarai motor atau mobil, bawa sepeda keliling komplek saja sudah rusuh sendiri.

Pernah seminggu yang lalu Ara mengajak Opi keliling komplek dengan menaiki sepeda gunung, bukannya mengendarai justru Opi mendorong sepeda milik abangnya itu. Hal itu membuat Ara terkekeh sendiri, pasalnya Opi tak bisa mengendarai nya.

"Eh iya bentar lagi bakal ada turnamen antar sekolah." Elang membuka pembicaraan nya.

"Gue denger-denger nih ya yang bakal main nanti itu angkatan kelas 12," Riki menyahut.

"Loh kok kelas 12 sih, bukannya udah pada fakum ya!" Sahut Opi

Ara yang mendengarnya hanya menganggukkan kepalanya setuju.

"Entahlah gue denger percakapan pak Enggar sama pak Yohan tadi di ruang TU." Ujar Dea.

Eh ngomong-ngomong nama Dea itu cowok ya bukan cewek. Nama panjang nya sih Deano Abraham. Entahlah bundanya pun sering menyebutnya seperti itu, jadi ya sampai sekarang Dea tak ambil pusing dengan sebutannya.

Namun sempat risih ketika teman sekelasnya menyebut namanya itu dengan embel-embel teteh.

"Emangnya turnamen yang bakal di ajukan apa aja?" Tanya Ara.

"Basket, futsal sama voli." Ujar Arul, yang masih setia dengan ponsel di tangannya.

Membuat Dea mengintip layar ponselnya ingin melihat siapa yang sedang chatan dengan temannya itu.

Membuat Dea tersenyum miring ketika layar itu menampilkan nama satu cewek yang di kenalinya." Ra, anak ayam lo udah gede, udah tau cewek yang cantik!"

Ara hanya terkekeh ketika mendengar hal itu." Ya ampun elo baru tau teh?"

Membuat Dea mendelik kesal ketika Ara menyebutnya dengan embel-embel teteh." Bisa nggak sih elo tuh gak usah kayak temen-temen kurcaci gue, suka bener ya, manggil gue pake embel-embel teteh! Kesel gue denger nya!"

Membuat Opi tertawa bahak ketika melihat ekspresi Dea ketika marah.

"Kenapa lo! Mau ngejek gue lagi pake embel-embel teteh hah!" Sakras Dea.

Opi tak kuasa menahan tawa, kali ini benar-benar tawanya menggelegar ke seluruh penjuru kafetaria. Membuat Riki yang berada di sampingnya menyumpal mulut Opi dengan kentang goreng pesanannya.

"Astaga! Elo tuh cewek Pi, ketawa elo tuh kayak Mak lampir sumpah." Ujar Riki setelahnya.

Opi hampir saja menyemburkan kembali kentang goreng yang sedang dikunyahnya, "elo tuh ya! bener aja deh, kalo tawa gue mirip Mak lampir!"

Ara hanya terkekeh di tempat bergurau dengan teman-temannya saja sudah sangat bahagia apalagi kalo ditambah teman hidup.

Namun kebahagiaannya luntur ketika satu orang hadir di tengah-tengah mereka.

Reza. Sang mantan kini tengah tersenyum manis ke arah mereka, lebih tepatnya Ara. Membuat Opi melengos ketika dia duduk di samping Arul sambil memandang Ara lekat.

Tentunya Ara pun risih di lihat seperti itu. Namun ia hiraukan anggap saja mantannya ini patung liberti yang lagi kesasar.

"Eh za, ya ampun gue kira siapa." Itu suara Elang yang berujar.

"Iya nih gue ikut gabung ya, soalnya gak enak kalo makan sendiri." Ujarnya sok ramah.

Membuat Ara hampir saja melemparkan minuman miliknya ke wajah sang mantan itu jika saja ini bukan tempat umum.

"Em, Ra! Besok ada acara nggak?" Tanya Reza.

Ara hanya terdiam sambil sok sibuk menscroll status di sosmed miliknya. Membuat Reza sedikit resah.

"Emang lo mau ngapain hah? Ara sibuk, besok gue sama Ara mau ke rumah calon mertua!" Sakras Opi.

Membuat Arul yang ada di seberangnya, mengangkat alis melihat perdebatan mereka. Sejenak berpikir, perasaan yang di tanya Ara kenapa Opi yang menyahut, mungkin seperti itu pemikirannya.

"Gue nanya sama Ara, bukan sama elo ikan buntal!" Seru Reza, membuat Riki hampir saja menyemburkan tawanya.

Opi hanya mengedikkan bahu tak peduli, sambil memakan kentang goreng milik Riki, dengan santainya, membuat si empunya menepis tangan Opi kasar. " Ck, Ini punya gue! Maen ambil-ambil aja bangek!"

"Ra..." Seru Reza kembali.

Membuat Ara jengah dan memandang Reza kesal. "Apaan sih? Elo gak denger apa kata Opi?"

Membuat Opi tersenyum miring, melihat raut Reza yang sedikit lesu karena bentakan Ara. Sedangkan, Ara udah bodo amat, sebab ia tak mau lagi berurusan sama matanya itu, apa lagi harus kembali merasakan kepahitan setelahnya.

"Hmm! Ya udah deh, gak papa sekarang elo nolak gue, tapi nanti lo bakal balik lagi ke gue, Ra!" Ujarnya penuh percaya diri.

Membuat Arul yang sedari tadi tak mempedulikan percakapan mereka mengangkat alisnya dan setelahnya memutar bola mata jengah.

"Idih lo sok percaya diri banget mau ngajak balikan lagi sama Ara, dasar onta Arab!" Ketus Opi.

"Gak peduli, liat aja nanti! Sampai ketemu Minggu depan di acara turnamen antar sekolah, gue bakal bikin kejutan buat elo!" Ujarnya dan bergegas meninggalkan mereka.

Membuat Ara mendelik ke arah Reza yang sudah menghilang dari pandangannya. Dan setelahnya berseru membuat teman-temannya memandang Ara horor.







"Reza sialan, mati aja lo sono!"

****
TBC.

[2]Mak Comblang Kepepet Cinta✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang