#9

565 51 1
                                    

MCKC

#9. Tawa

Happy reading
_____________

"Fraksi mol suatu komponen larutan merupakan perbandingan antara banyaknya mol komponen dengan total komponen dari semua komponen yang ada, misalnya suatu campuran...." Pak Surya dengan titel guru mapel kimia itu tengah mengoceh, ralat menjelaskan materi tentang fraksi mol di depan kelas.

Membuat semua murid yang ada di kelas 12 MIPA 2 menguap tertahan, bosan! Bukan itu hanya saja virus mengantuk yang di salurkan dari cowok kribo yang kini tengah menenggelamkan kepalanya di sela-sela tangan miliknya itu menyebar ke seluruh penjuru,  untung saja pak Surya tak mengetahui hal itu.

Sebab badan cungkring nya tertutup oleh badan milik Feron yang sedikit gemuk itu sehingga membuat dia leluasa untuk tertidur sejenak.

Sedangkan teman di sampingnya, Rafa. Kini tengah bercermin pada ponsel miliknya, membuat Jihan yang sedari tadi melihatnya benar-benar ingin menenggelamkan wajah sok ganteng nya itu.

Sedangkan Ara, masih terfokus pada guru kimia itu. Entah apa yang membuatnya terfokus pada pria paruh baya itu, perawakannya sungguh mengingatkan dirinya pada sang ayah yang 3 bulan ini belum pulang dari Bandung.

"Ada yang mau di tanyakan?" Tanya pak Surya setelahnya.

Membuat semua murid terdiam membisu tak ada yang menjawab ucapannya atau menggerakkan kepalanya.

Hingga pak Surya memicingkan matanya merasa aneh sendiri dengan murid-murid nya.

Rafa yang sedari tadi menatap pantulan wajahnya di ponsel miliknya itu kini tergagap sebab pak Surya sudah memandang ke arahnya, bukan pada dirinya lebih tepatnya pada Beno si cowok kribo yang kini belum bangun dari tidurnya.

Membuat Rafa mengguncangkan bahunya pelan.

"Ck! Apaan sih lo ganggu aja deh!" Gumamnya.

"Bangun bego, pak Surya liatin elo tuh dari tadi!" Ujar Rafa di telinganya.

Membuat pak Surya beranjak menghampiri bangku keduanya. Opi yang melihat hal itu terkikik kecil dengan Ara di sampingnya. Sedangkan Elga menatapnya datar.

Beno yang sedari tadi terkena guncangan pun akhirnya terbangun dengan menguap lebar. Membuat pak Surya geleng kepala.

"Bagaimana tidur pagi mu, enak?" Ujar pak Surya.

Membuat Beno cengengesan di tempat. "Eh ada pak Surya ganteng, dari tadi bapak berdiri di situ ya?"

Membuat Joshua menimpuk kepalanya sendiri, mempunyai teman seperti itu sudah biasa, namun bobroknya yang luar biasa bikin dunia jungkir balik.

"Coba kerjakan soal yang saya tulis di papa tulis dan jelaskan kepada teman-teman mu!" Perintahnya.

Membuat Beno terbengong di tempat, jangan lupakan wajahnya yang pucat seperti menahan berak. Membuat semua murid yang ada di kelas tertawa kecil melihat Beno terpuruk seperti itu.

"Lah kok saya pak? Kenapa nggak Elga aja yang smart, terus selain itu ada Dena yang pinter ngitung, juga ada Ara  yang rankingnya rata-rata mungkin bisa mengerjakan di papan tulis pak, kenapa malah saya sih pak." Protesnya.

Membuat Ara mendelik tak terima. Setelahnya mendengus kesal. Kalo bukan teman sendiri sudah Ara mutilasi sejak dulu.

"Tidak ada kata protes atau nilai mu saya kurangi karena tertidur pulas di jam pelajaran saya!" Tegasnya.

Membuat Beno mau tak mau mengikuti perintah pak Surya.

"Untung guru kalo nggak udah gue sleding sampe ke Antartika dah." Gerutunya.

"Wih mas Beno semangat ya, dedek Joshua bakal bantuin kok, tenang aja.." ujar Joshua

"Bantuin lewat doa maksudnya."  Lanjutnya, sambil terkekeh pelan.

"Berisik lo bayi bekantan!" Seru Beno

Membuat seisi kelas mentertawakan kerecehan mereka.

****
"Anjir banget kan tuh guru, bisa-bisanya ngerjain gue, kalo bukan guru udah gue mutilasi dah tuh orang!" Gerutu Beno di sepanjang koridor.

Kali ini mereka berlima tengah menuju kantin. Biasa best friend forever. Kemana-mana pasti mereka lengket kek perangko, bahkan semua murid di SMA Garuda menyebut mereka dengan nama 'pangeran bobrok' kecuali khusus untuk Elga ya pangerannya kelas 12 MIPA 2.

"Mulut mu mas!" Seru Joshua sok mendramatis.

Membuat Rafa yang berada di sampingnya menoyor kepala Joshua dengan sadis.
Membuat sang empunya meringis, dan mendelik kesal ke arah Rafa.

"Sakit anying!"

"Bisa nggak sih kalian itu kaleman dikit!" Ini Nunu yang berujar.

Diantara kelima cowok hits itu yang paling kalem itu ya Nunu si cowok jangkung dengan mata sipitnya. Dengan nama panjang Nizam Nurrahman, entahlah lidah para murid di SMA Garuda sering nyebut nya Nunu jadi ya sampe sekarang yang nempel di lidah pun seperti itu.

Sedangkan mereka-mereka sering krasak krusuk gak jelas, kek takut gak kebagian sembako. Kecuali Elga, dia mah bukan kalem lagi tapi kelewat kalem ya jadi tenggelam... Opss!

Maksudnya bukan kalem karisma yang menguar malahan kek bongkahan es yang gak sempet cair, entahlah dari kelima cowok tersebut yang paling pelit senyum itu Elga, udah muka datar, senyum gak pernah ngomong pun setahun sekali kalo dia mau.

"Udah kebiasaan kek rombongan bebek lagi nyari makanan mah ya gitu Nu, elo kayak gak tau mereka berdua aja," timpal Beno.

"Wih bang, elo bisa nifak? Elo juga sama bobroknya, kek kita-kita!" Seru Joshua.

"Kita! Elo aja kali gue mah gak ikutan!" Ujar Rafa.

Membuat Nunu geleng kepala pusing sendiri dengan sikap bobrok mereka, namun kalo gak ada mereka gak bakal seru juga sih.

Sesampainya di kantin, mereka mencari tempat untuk duduk, namun sayangnya suasana kantin kali ini sudah penuh sesak.

Hingga Rafa berseru," eh ikutan aja tuh sama si Ara daripada duduk lesehan kan malu nih wajah ganteng gue."

Mereka pun menganggukkan kepala dan bergegas menuju tempat Ara dan teman-temannya.

"Ra, kita ikut gabung ya, gak kebagian tempat nih!"  Seru Beno pada Ara.

Membuat Ara menganggukkan kepalanya. Sedangkan Arul dan Opi masih terfokus ke dunianya. Ya apa lagi kalo bukan setan gepeng yang tengah mereka mainkan.

"Hai neng Opi, serius amat sih." Ujar Joshua.

Membuat Opi memutar bola mata malas." Kenapa sih dunia itu sempit banget ya! Sekelas sama elo di kantin pun ketemu, bosen tau nggak liat muka lo, Jo!"

Membuat Joshua memanyunkan bibirnya sok imut, membuat Beno menatap jijik ke arahnya." Anjir muka lo udah kayak koala lagi nguap sumpah, jijik gue liat nya, Jo!"

"Bully aja terus, aneh ya muka ganteng gini sering aja di bully! Ya Allah ampuni temen-temen Jo ." Ujarnya.

Membuat Nunu hampir mengumpat kasar. Sedangkan Ara yang mendengarnya tertawa sangking ngakak nya. Ternyata seru juga kalo bergabung sama mereka. Begitulah pemikirannya.

Membuat Elga yang sedari tadi diam membisu, kini sepenuhnya menatap Ara yang tengah tertawa bahak. Namun masih cantik kok, bahkan kelewat cantik.

"Cantik!" Gumamnya.

Membuat Nunu yang berada di sampingnya menatap Elga sambil tersenyum samar.

"Ternyata elo bawa perubahan buat Elga, Ra!" Ujarnya dalam hati.

****

TBC.

[2]Mak Comblang Kepepet Cinta✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang