MCKC
#18. Pertandingan
Happy reading...
****
Suasana kali ini tampak ricuh pasalnya pertandingan basket antara SMA Garuda dengan SMA Merpati, yang notabenya sekolahan ternama setelah SMA Garuda, sangat begitu menegangkan. Bukan ricuh karena ada adegan kekerasan atau pertikaian antara kedua belah pihak.
Justru ricuh dari cewek-cewek alay yang berteriak histeris karena, Elga sang mantan ketua basket kini berduel dengan mantan ketua basket SMA merpati. Reza, dengan nama punggung kostum basketnya.
Di tempat stand bazar, Ara sudah misuh-misuh sendiri. Pasalnya tadi cowok bernama Reza itu berucap di podium. Membuat semua mata menatapnya lekat.
"Gue bakal tantang mantan ketua basket disini! Kalo bisa ngalahin gue, gue bakal lepasin cewek yang di kuncir kuda dengan topi biru laut itu!"
Seperti itulah ucapannya. Opi yang melihatnya kini sudah jengah sendiri dengan kelakuan sahabatnya itu, benar-benar ingin menenggelamkannya ke laut saat itu juga.
Sedangkan Yukan, Dena, dan Jihan yang sedari tadi berada bersama mereka hanya menatap keduanya bingung.
"Opi..." Rengek Ara kembali.
"Lagian kan elo dah deket sama si Elga bukan? Biarin aja kali, kalo emang Elga nanti yang menang! Kan elo enak tuh bisa jadian sama mantan ketua basket!" Celetuk Jihan
Membuat Ara mendelik tajam ke arahnya, sedangkan Jihan sudah memasang cengiran khasnya.
"Ah, elo semua bangke emang!" Seru Ara.
Murid-murid yang ada di sana sontak menengok ke arah stand bazar kelas 12 MIPA 2 . Mendadak Ara terdiam ketika sorotan mata mengarah padanya.
Membuat Opi menghembuskan nafas lelah. "Ara, Ara! Elo tuh ya. Bisa kalem dikit nggak sih? Elo udah kek orang gila tau nggak misuh-misuh di tanah kek gitu, gak malu apa diliatin banyak orang!" Serunya.
"Bodo amat Pi, gue pengennya nampol muka songong si onta sumpah!" Kesalnya.
"Kalo dia yang menang gimana Pi, gue gak mau balikan titik! Najisun banget balikan lagi sama mantan." Lanjutnya.
"Alah, Ra. Banyak kali di luaran sana yang balikan lagi sama mantan, elo nya aja yang gak tau!" Timpal Yukan.
Membuat Jihan mengangguk kepalanya mantap. "Eh tapi kalo misalnya si Reza itu gak menang, berarti yang bakal menang Elga dong! Elo berarti secara gak langsung ngarepin Elga yang menang dong, Ra!" Sahut Jihan
Ara yang mendengarnya hanya terdiam di tempatnya masih dengan keadaan duduk lesehan, sambil menerawang ke arah lapangan yang masih di huni oleh dua remaja laki-laki yang kini tengah merebutkan bola basket.
Dan beralih ke arah papan skor yang terpampang jelas di bagian Utara dekat dengan pohon mangga yang kemarin dia dan yang lainnya singgah sebentar. Dengan menunjukkan angka seri di sana, sedangkan Ara menatap cemas antara keduanya. Yang jelas Ara tak mau diantara mereka ada yang menang, jika memang harus seri, lebih baik begitu, hal itu lebih untung bagi Ara.
Setelahnya Ara merengek kembali, sambil misuh-misuh seperti anak kecil yang tidak dikasih balon oleh ibunya.
Membuat Opi melemparkan kardus kecil yang ada di hadapannya ke arah sahabatnya itu, "elo bisa diem gak sih! Kek cacing kepanasan aja tau nggak misuh-misuh kek gitu, gak malu apa? Diliatin banyak orang noh!"
"Bodo amat! Gak peduli gue!" Ujarnya.
Membuat Opi geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
***
"Ra! Gue mau ngomong bentar doang sama elo!" Ujar cowok yang masih setia dengan seragam basketnya itu.
Pertandingan basket tadi cukup membuat seluruh penghuni SMA Garuda menegang, pasalnya di detik-detik terakhir ketika Elga akan memasukkan bola basket tersebut, peluit dari sang wasit berkumandang, membuat sekor akhir dari kedua remaja laki-laki itu, berakhir sama.
Dan hal itu membuat Ara sedikit lega, tentunya tidak ada yang harus perebutkan setelahnya.
"Ngomong apa sih?" Ketus Ara.
"Ra! Balikan lagi sama gue, gue janji bakal lakuin apapun yang elo mau, asalkan elo mau balikan lagi sama gue!" Ujar cowok itu.
"Janji? Heh makan semua janji elo, gue udah kenyang dengerin semua janji-janji manis elo, yang nyatanya gak pernah elo tepatin!" Seru Ara.
Membuat semua siswa baik dari SMA Garuda maupun SMA Merpati yang memang masih berkeliaran di koridor, berhenti dan menyaksikan keduanya.
Bahkan Opi sudah menutup kedua wajahnya menahan malu, anak-anak kelas 12 MIPA 2 yang belum pulang pun berhamburan keluar kelas menyaksikan pertengkaran mereka.
"Ra! Tapi kali ini gue janji, gue mohon sama elo!" Ucapnya.
"Za! Gue gak bisa!" Ujar Ara. Dan berlalu meninggalkan Reza.
"Ara! Gue gak akan pernah nyerah buat dapetin elo lagi!" Serunya.
Hingga seseorang ikut berseru membuat semuanya menatap cowok tersebut, begitu pun dengan Ara yang membulatkan kedua matanya.
"Elo tuli? Dia nolak buat balikan lagi sama elo, dan elo maksa! Kayak gak ada cewek lain aja!"
Elga. Cowok tadi yang berseru kencang membuat semuanya menatap antara bingung dan takjub. Sebab baru pertama kali mereka mendengarkan ucapannya, setelah dua tahun lamanya.
Ara yang melihatnya hanya memandang kepergian Elga dengan wajah bingung. Sedangkan Reza, dia sudah menahan emosi yang sedari tadi ditahannya.
Dan setelahnya pergi tunggang langgang dari koridor tersebut. Ara memandang kepergiannya hanya bernafas lelah, sambil bergumam pelan.
"Gue harap, setelah ini gak bakal terjadi apa-apa!"
***
TBC.Jangan lupa tinggalkan jejak gaess :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Mak Comblang Kepepet Cinta✓
Ficción General[COMPLETED] Jika harus memilih manakah yang harus kamu pilih tetap stay jadi Mak comblang atau di comblagin? Kata itulah yang terus terngiang di telinga Keara Anindya yang di juluki 'Mak Comblang' oleh sahabat kecilnya, bingung! Tentu saja dia harus...