“Gue udah bilang, kan kalau uangnya gak perlu di balikin?”
“Tapi kami mau balas budi.”
“Oh ya udah, kalau kalian mau ganti sekarang, sini, mana uangnya? Gue sih gak pernah nolak rejeki ya, tapi, emangnya kalian ada uang tiga ratus juta?”
“Ya bukan sekarang juga. Tapi, mungkin... Lo mau nyuruh kita ngapain gitu? Gue mantan atlet Taekwondo, si Hangyul juga sama.”
“Oh, terus?”
“Lo kan anaknya Choi Siwon nih. Siapa tau butuh bodyguard gitu?”
Silvia tersenyum miring. “Bro, gue gak butuh bodyguard. Gue hidup sendiri di sini aja udah kaya gembel.” Ia menunjuk setelan training hitam ala pengangguran yang ia kenakan. “Gue gak butuh pengamanan khusus. Orang ngelihat gue di jalan juga pasti mikir gue gak punya apa-apa.”
Si sengak mulai bersuara. “Terus mau lo kita ngapain?”
Silvia menoleh ke Hangyul, menggeleng. “Gue gak butuh kalian untuk ngapa-ngapain.”
“Tapi kami berdua mau balas budi.” Yohan yang masih ngotot.
“Masuk sini, masuk masuk masuk, pusing gue ngomong di depan pintu kaya gini.” Suruh Silvia setengah frustasi.
“Look, gue gak butuh apa-apa. Gue juga lagi gak butuh bantuan apapun. Kenapa kalian gak pulang kampung aja sih?”
“Sungkan.” Cicit Yohan. “Gue kemarin pamit buat nyari kerja, dapet sih kerjaan, tapi bayarannya cuma masuk setiap ada penyewa. Terus kalau sekarang gue balik... Nanti orang tua gue nanya-nanya kenapa tiba-tiba berhenti kerja.”
“Terus, lo gimana?” Silvia menunjuk Hangyul.
“Gue? Gue sih nyari kerja ke sini juga cuma iseng. Kalau semisal memang harus balik ke kampung halaman ya gak apa-apa sih kata gue. Gue bisa bantu-bantu Abang gue ngurusin panti asuhan.”
“Terus kenapa lo ikut Yohan balik ke sini?”
“Karena orang tolol gak bisa dibiarin sendiri.”
“Sialan! Maksud lo apaan ngatain gue tolol?!” Yohan tak terima.
Hangyul menengok. “Kalau lo pinter, lo pasti gak akan balik lari ke sini.”
“Ya gue kan gak enak sama Silvi! Dia udah bantuin bayar denda, iya kalau bayar dendanya cuma seratus dua ratus ribu, ini ratusan juta, Gyul! Gue gak enak!”
Hangyul mendecak. “Lo lupa tujuan awal lo balik ke sini ngapain?”
Mata Yohan langsung membulat, mulutnya ikut membulat seolah baru ingat akan tujuan awalnya berlari kembali ke apartemen Silvia.
Lelaki itu menoleh, menatap Silvia dengan mata membulatnya. “Oh iya, kenapa lo juga bantuin gue bayar denda kontrak??”
Silvia mengejap pelan, terdiam untuk beberapa saat sebelum menjawab.
“Iseng?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWA SEHARI ✓
Fanfiction❝Lo tau gak di mana gue bisa sewa cowok?❞ Started: 5 November 2019 Ended: 6 Juli 2022 Copyright © shilaviox