✍ tiga belas

2.3K 405 22
                                    

Pada akhirnya, sekitar pukul enam pagi Silvia baru kembali ke apartemen. Dan ya, keadaan apartemen masih sepi karena sudah bisa dipastikan Yohan dan Hangyul masih molor di kamar mereka.

Silvia langsung masuk ke kamarnya, lanjut mengistirahatkan diri di atas ranjang. Bisa-bisanya semalam dia malah bermalam di tempat tinggal Serim.

Makin sialnya lagi karena tempat tinggal Serim ternyata satu lokasi dengan tempat tinggal Sihun.

Harapan Silvia sih hanya satu, semoga Sihun tak mengadukan apapun ke ibunya. Ya meskipun rencana perjodohan mereka batal, namun tetap saja ada rasa was-was ketika dia secara tak sengaja bertemu dengan Sihun ketika hendak masuk ke dalam lift.

“Aaaaa!! Laper!!”

Silvia bangkit dari ranjang. Suara seruan dari luar kamarnya itu lumayan buat dia terkejut. Orang gila mana yang pagi-pagi teriak begitu di dalam apartemennya? Guanlin juga sedang tidak berada di sini—

Oh iya, Silvia hampir lupa akan keberadaan dua pria sewaan di kediamannya.

“Gyuuuulll!! Masakin dooonggg!!”

“Perasaan kemarin-kemarin mereka nggak kaya gini...” Gumam Silvia tak habis pikir.

“Masak sendiri sana! Lo pikir gue babu lo apa gimana? Si Silvi udah pulang?”

“Gak tau. Kan gue baru bangun. Tapi, Gyul, masakin dooonggg! Gue lapeeeerrr!”

“Gue mau bab. Oh iya, hari ini ke cafe lagi?”

“Ya kan kita emang kerja di sana. Ya harus ke sana lah!”

“Ya udah, gue mandi duluan.”

“Hagyuuuulll! Masakin duluuuuuu!!”

Silvia menghela napas, kemudian tangan merogoh saku tas selempang yang masih ia kenakan.

Ada sebuah pesan yang masuk. Dari Serim.

Serim
Udah pulang?
Kok nggak bangunin aku dulu?
Kan bisa aku anter
06:12 AM

Silvia meletakkan ponselnya ke atas ranjang, lalu mengusap wajah dengan kedua tangannya.

“Semalem gue ngapain sih sialan?!” Amuk Silvia pada dirinya sendiri.









sewa sehari









“Eh? Si Serim udah balik? Kok lo nggak ngabarin gue??”

Hari ini Lucas datang kembali ke cafe, kebetulan juga langsung diseret Silvia ke pojok cafe untuk dijadikan tempat curhat.

“Gue juga baru tahu sore kemarin. Pas Devi udah pulang, lo juga udah pulang, tiba-tiba ada yang nelpon gue. Gak taunya yang nelpon ternyata nomor lamanya Serim.”

“Terus gimana? Dia ngomong apa??” Kepo Lucas.

Silvia memainkan tisu yang ada di tangan, memutarnya secara asal. “Dia nanyain kabar gue. Terus bilang kalau dia udah balik, dia sudah nyelesaiin study dia di Aussie. Dia juga udah dapat kerja di sini..”

“Terus?” Mata Lucas tampak penasaran.

“Dia ngajak ketemuan, tapi gue tolak, soalnya waktu itu kan gue masih harus ngawasin Yohan sama Hangyul.”

“Yha, nggak jadi ketemuan dong?” Lucas tampak kecewa.

“Ya jadi, tapi habis gue tutup cafe. Jadinya ya agak kemaleman ketemuannya.” Silvia merobek tisu yang sudah dia pelintir tadi.

“Terus pas ketemuan kalian ngobrolin apa aja?”

“Ya banyak..”

“Ngobrol sampai jam berapa kalian?”

Silvia tampak berpikir sebelum menjawab. Dari gelagatnya pun, kelihatan kalau dia ragu untuk menjawab.

Dan Lucas, dia jelas curiga. Lihat saja itu mata bulatnya yang sudah mulai menyipit-nyipit.

“Benci nih gue sama pasangan yang putus pas LDR kaya kalian.” Ucap Lucas dengan nada tak suka. “Pas ketemu... Kalian nggak nananinunaninu, kan?”

Silvia menatap Lucas, tak terima. “Sembarangan! Ya enggak!” Bantahnya.

“Semakin anda membantah, semakin daku yakin jikalau engkau dan kakanda Mas Mantan telah melakukan sesuatu di luar batas. Apakah itu? Mataku ini bulat, wahai Mbak Mantannya orang, daku bisa melihat sesuatu yang menurutmu dapat untuk ditutupi. Tumben sekali Anda memakai turtleneck di cuaca seperti ini? Nggak gerah? Udah pakai turtleneck, ditambah kemeja pula... Hmmm... Bodoh kalau Anda menganggap saya tak curiga.”

“Tapi gue emang nggak ngapa-ngapain sama Serim. Terserah gue juga kan mau pakai apa? Yang kegerahan gue ini. Kenapa juga lo harus curiga?” Balas Silvia menahan nada bicaranya agar tak meninggi.

“Jih. Percaya deh percaya. Terserah kalian juga sih mau ngapain. Namanya juga melepas rindu. Huhuhuuu~” Ledek Lucas sambil monyong-monyongin bibirnya.

◦◦◦◦◦

Sunday, April 5, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunday, April 5, 2020

NOTE:

Ooh.. Gituuu... Jadi kalo Silpi nggak ada di rumah Yohan jadi berasa hidup di hutan kali ya? Teriak-teriak mulu kek Tarzan.

SEWA SEHARI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang