✍️ sembilan

3.8K 692 56
                                    

“Waah, pinter ya kamu nyari pegawai? Selalu milih yang ganteng. Nggak mau cari karyawan perempuan juga?”

“Ha.. haha.. Enggak.” Senyum Silvia, menggeleng.

“Pelanggan kamu rata-rata perempuan loh.”

“Yaa... Yang penting, kan sama-sama mendatangkan pemasukan. Nggak ada masalah lah, Pi kalau pelanggan aku rata-rata perempuan semua. Papi ke sini sendiri mau ngapain?”

“Inspeksi. Kemarin Papi dapat kabar kalau Jihoon sama Woojin keluar, jadi ya Papi ke sini, mau ngecek, siapa tau belum ada penggantinya.”

“Udah kok. Papi tenang aja.”

“Bagus deh kalau udah ada. Emmmm... Kamu nggak mau nambah karyawan?”

“Empat kayanya udah cukup deh, Pi. Cafenya juga kan nggak gede-gede banget.”

“Ya siapa tau kamu butuh karyawan tambahan? Papi bisa bantu nyari.”

“Enggak. Empat aja cukup. Pi, aku keluar dulu, mau lihat karyawan.”

“Papi ikut!” Seru Siwon sembari berdiri dari kursi di depan meja kerja Silvia.

Dan sang putri hanya bisa tersenyum sembari menghela napas sabar.

Silvia dan Papinya pun keluar dari ruang kerja Silvia. Kalau dari ruang kerja Silvia itu pemandangan pertama yang didapat adalah meja kasir, karena pintunya memang langsung mengarah ke sana.

Silvia menolehkan kepalanya, mencari keberadaan dua sosok karyawan barunya yang tak terlihat berada di tempat.

Kedua kaki beralas sepatu kets milik Silvia dengan langkah lebar menghampiri Xiaojun yang berada di meja kasir.

“Jun, Hangyul sama Yohan di mana?” Tanyanya menepuk Xiaojun.

Xiaojun menoleh. “Ha? Oh, itu, mereka tadi buru-buru masuk ke dapur.”

“Ngapain? Kan tugas mereka di sini?”

Xiaojun menggeleng. “Nggak tau. Tadi mereka berdua langsung lari masuk ke dapur aja tuh.”

Silvia mendecak pelan, dengan agak kesal dia berjalan pergi menuju dapur. Papi Siwon sih maunya tadi ngikutin, tapi ya udahlah, dia mau ngopi dulu katanya.

“Gyul, Yo, ngapain?” Tegur Silvia pada dua laki-laki yang kini berjongkok di depan stove.

Keduanya refleks menoleh, mata mereka melebar kaget.

“Ya Tuhan, kirain Lesti/Helen.” Ucap keduanya bersamaan.

“Lesti? Helen? Siapa?” Bingung Silvia.

Keduanya sama-sama menyengir kambing. “Itu.. Mereka... Dulu yang pernah nyewa kami.” Jawab Yohan.

“Terus kenapa? Mereka di sini?”

Yohan dan Hangyul mengangguk.

Takeaway apa sambil nongkrong di sini?”

Mereka menggeleng tak tahu.

Silvia menghela napas. “Terus gimana? Kalian di sini kerja loh. Nggak bisa kalau tiap nggak sengaja ada pelanggan toko yang dulu pernah nyewa kalian terus kalian sembunyi kaya gini.”

Keduanya manyun. “Malu tau, Sil.” Balas Hangyul.

“Kalau malu, ngapain kerja jadi model yang bisa disewa di sana?” Silvia berkacak pinggang.

“...”

“Bilang ke gue si Helen sama Lesti yang mana, nanti gue lihatin mereka masih di sini atau udah pergi.”









SEWA SEHARI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang