Seorang pemuda tinggi besar masuk ke dalam cafe, dengan senyum lebarnya dia berjalan menuju meja kasir, buat Hendery yang berjaga di sana menatap si pemuda dengan mata besarnya.
“Hey-yo! What's up, Hendery~” Sapanya dengan sok asik, bahkan sampai memaksa Hendery melakukan salam gaul ala anak jaman now.
“H-hei.. Mau.. Beli apa main doang?” Tanya Hendery seusai berjabat tangan.
“Kalau bos lo ada di sini, gue pesen.” Cengirnya.
“Bos besar apa bos kecil?”
Mata bulat Lucas memincing, alisnya bertaut. “Kok nanyanya gitu? Udah jelas dong gue pasti maunya ketemu sama Silvi, bukannya Om Siwon.”
“Silvi di dapur, kalau Om Siw—”
“Lucas!” Seru si Papi mengangkat sebelah tangannya tinggi-tinggi, buat Lucas berbalik dan Hendery melirik.
Senyum Lucas mengembang, pemuda bongsor itu langsung berjalan ala Spongebob yang sedang bahagia ke arah meja Siwon berada dengan senyum lebarnya.
“Hai Oommm! Apa kabar?” Sapanya main asal duduk di kursi seberang meja.
Sementara itu Silvia dan duo lelaki sewaan yang masih berada di dapur sibuk berjongkok bertiga. Berdiskusi bersama soal pekerjaan mereka di cafe.
“Apa jadinya kalau besok-besok orang yang pernah nyewa kalian tiba-tiba datang ke sini?” Tanya Silvia, buat dua lelaki yang ada di hadapannya itu menelan ludah.
“Y-ya gimana ya?” Yohan malah balik bertanya.
“Kalian mau sembunyi kaya gini lagi?”
Keduanya menggeleng.
“Terus gimana? Kalian mau oplas?”
“Kita udah ganteng ngapain segala operasi plastik?!” Protes Hangyul.
“Ya karena kalian udah ganteng, makanya sana oplas biar jelek. Biar mantan penyewa kalian nggak ada yang kenal sama kalian.” Ucap Silvia dengan serius.
“Gila lo.”
“Emang bisa ya oplas jadi jelek?” Tanya Yohan, reaksinya benar-benar kebalikan dari Hangyul yang bawaannya mau marah-marah.
Cklek!
“Sil?”
Sebuah kepala melongok masuk dari sela pintu dapur yang dibuka. Buat Silvia menoleh ke belakang dan mendongak.
“Lu—”
“OMAYGAT! LO LAGI NGAPAIN BERTIGAAN SAMA COWOK?! THREESOME?!”
Terkadang Silvia ingin merutuki diri sendiri mempunyai teman tolol semacam Lucas.
— sewa sehari —
“Oh, karyawan baru? Kirain gebetan lo, hahahaha!” Tawa Lucas menggelegar. “Jomblowati kaya lo kayanya sih gak mungkin ya punya gebetan? Hahahaha, kaya singa sih, garang, hahahaha!”
Mulut lebar Lucas langsung Silvia sumpal dengan brownies pesanan Lucas yang masih sisa setengah. Keselek-keselek deh tuh manusia raksasa.
“Hae! Hae! Jae!” Panik Lucas mengibas-ibaskan tangannya, matanya mendelik panik.
“Apaan ha-e ha-e??” Ketus Silvia.
“HAEERR!” Lucas berdiri dari kursinya, berlari melesat masuk ke dalam dapur. Dan Silvia tetap stay calm meskipun tahu para pelanggan cafe kini tengah memperhatikan dirinya karena kelakuan dan tawa Lucas yang tak manusiawi sama sekali.
Setelah Lucas pergi, Hangyul dengan Yohan yang mengekor di belakang menghampiri meja tempat Silvia berada.
“Sil,” Panggil Hangyul mencolek pundak Silvia.
Perempuan itu menoleh, agak mendongak untuk menatap Hangyul. “Kenapa?”
“Gue sama Yohan kayanya nggak bisa kerja di sini deh.”
“Kenapa?” Tanya Silvia dengan muka datarnya.
“Ya nggak bisa aja. Takut kalau 'yang lain' tiba-tiba muncul di sini.”
“Terus kenapa kalau tiba-tiba muncul? Yakin emang mereka inget sama muka kalian? Kalian sendiri juga apa inget sama muka mereka? Kalian nggak disewa berkali-kali sama orang yang sama, kan?”
“...”
“Udah. Nggak usah parno kaya gini. Udah enak juga gue kasih kerjaan tanpa harus ngasih surat lamaran. Jangan mikir yang aneh-aneh, konsen aja sama pekerjaan kalian. Yakin aja sama gue kalau yang nyewa kalian berdua nggak akan inget sama kalian berdua.”
“...”
“Untung Papi udah pulang. Kalau belum pasti kalian udah dinasihatin sama dia habis-habisan gara-gara kerjanya main petak umpet sama pelanggan.”
“...”
“OH MY GOD! YOHAN?!”
◦◦◦◦◦
Wednesday, January 1, 2020
NOTE:
Who's there?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWA SEHARI ✓
Fanfic❝Lo tau gak di mana gue bisa sewa cowok?❞ Started: 5 November 2019 Ended: 6 Juli 2022 Copyright © shilaviox