✍️ tujuh belas

613 156 11
                                    

“SIAPA YANG BERANI BELI MEREKA?!”

Suara teriakan beserta gebrakan meja terdengar begitu keras dan nyaring di dalam sebuah ruangan. Seseorang di belakang meja sana tampak marah setelah mendengar penjelasan dari salah satu tangan kanannya.

“KAN UDAH SAYA BILANG! UNTUK MEREKA, KAMU JANGAN PERNAH KASIH MEREKA LEPAS! MEREKA ITU ASET KITA! SALAH SATU ITEM PALING MAHAL YANG BISA KITA SEWAKAN KE PELANGGAN!”

“M-Maaf, Bu... Tapi... Yang membeli mereka mengancam akan melaporkan ke polisi kalau semisal kami tak mau melepaskan mereka dengan harga segitu.”

“AH, BRENGSEK!! SAYA NGGAK MAU TAU! POKOKNYA KAMU HARUS BISA BAWA BALIK HANGYUL DAN YOHAN KEMARI!”

“Tapi, Bu, sistem kita masih sama seperti dulu, saya ragu kalau mereka mau kembali. Lagipula mereka sudah dibeli, jika kita memaksa mereka untuk kembali, itu sama saja kita harus mengembalikan uang 300 juta yang sudah diberikan kepada kita untuk menebus mereka.”

“HEH! KUPINGMU TULI?! SAYA NGGAK PERDULI! UANG YANG SUDAH MASUK HARUS TETAP ADA DI SINI! NGGAK ADA PENGEMBALIAN! BAWA MEREKA BALIK! DENGAN CARA APAPUN!”

“T-tapi, Bu..”

“NGGAK USAH NGEBANTAH!”

“Nanti kantor kita berurusan sama pihak berwajib, Bu.”

“Hoi, kamu mau orang yang beli mereka berdua datang lagi dan beli anak-anak yang lain? Bisa-bisa kita rugi kalau item kita berkurang.”

“Bukan, Bu... Tapi... Orang yang membeli Hangyul dan Yohan sepertinya bukan orang biasa. Maksud saya, orang macam apa yang rela menggelontorkan uang sebanyak itu hanya demi mereka berdua? Apalagi setelah kemarin saya cek, orang tersebut juga sudah pernah memakai jasa kita. Dia menyewa Hangyul untuk sehari, lalu beberapa pekan setelahnya dia datang kemari dan menebus Hangyul dan Yohan...”

“Heh, saya nggak perduli dia siapa. Yang saya mau cuma LEE HANGYUL DAN KIM YOHAN BALIK KE SINI!! BAWA MEREKA KEMARI!!”

Silvia menghela napas, sebenarnya dia juga kurang antusias untuk keluar malam-malam begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silvia menghela napas, sebenarnya dia juga kurang antusias untuk keluar malam-malam begini. Enak sih udaranya dingin, tapi kalau untuk membahas masalah seperti ini, harusnya orang ini membuat janji di waktu siang atau sore.

“Jadi, ada keperluan apa Anda menyuruh saya kemari?”

“Ini... Soal Lee Hangyul dan Kim Yohan. Pemilik perusahaan kami ingin mereka kembali.”

Sebelah alis Silvia terangkat tinggi. “Kalian mau saya balikin mereka berdua buat jadi budak kalian lagi? Heh, saya udah tebus mereka. Kalau mau mereka balik, seenggaknya balikin 300 juta saya. Itu juga kalau kalian mau, tapi palingan juga kalian nggak akan mau.”

“Kami akan kembalikan uangnya, tapi hanya setengah dari yang sudah anda bayar kepada kami.”

Silvia menyandarkan punggung, menghela napas. “Kalau gitu kamu mau saya kirim setengah potongan tubuh mereka ke perusahaan kalian? Kalian cuma balikin setengah, kan?” Ucapnya dengan serius.

SEWA SEHARI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang