Part 13. Erwin

3.9K 289 29
                                    


Hari sebelumnya ....

Sheyna menatap sebuah peanut chocholate cake di hadapannya dengan mata berbinar. Hari ini tepat lima bulan dia menjalin hubungan dengan seorang pemuda, yang berhasil membuat hatinya selalu dipenuhi jutaan kuntum bunga setiap saat.

Namanya Erwin, salah satu pegawai di kantor ayahnya. Itulah yang menjadi salah satu alasan, belakangan ini dia sangat rajin ke kantor dengan alasan menemui kakaknya, Harsya.

Pemuda bertubuh tegap itu selalu bisa membuat Sheyna nyaman karena kelembutan dan perhatian. Sikapnya yang selalu memanjakan dan menyayangi, membuat Sheyna selau merasakan damai saat menghabiskan waktu bersama Erwin. Belum lagi, tatapan teduh, dan sebuah lesung pipi di bagian kiri wajah yang tampan, membuat Sheyna semakin tergila-gila.

Sebenarnya, ini bukanlah cinta pertama. Karena Sheyna pernah mengalami hal itu semasa SMA. Mendapatkan pernyataan cinta dari seorang kakak kelas di tengah lapangan basket, apakah mungkin ada yang lebih keren?

Akan tetapi, yang ia rasakan kini sungguh berbeda. Terpaut usia hampir sepuluh tahun, justru membuat Sheyna semakin tertantang, dan menikmati hubungannya dengan Erwin.

Rasa sayang Sheyna terhadap sang kakak tentu saja menjadi salah satu alasan, mengapa dia menjadikan figur Harsya sebagai lelaki impiannya. Dan di mata Sheyna, Erwin memiliki banyak sisi yang menyerupai sang kakak.

"Sudah lama?" suara yang tiba-tiba hadir mengagetkan Sheyna dari seluruh aktivitas batinnya.

"Baru kok. Tapi, karena nungguin kamu, jadinya berasa lama." Senyum gadis itu merekah sempurna, memamerkan deretan gigi putih yang rapi.

Sheyna memang cantik. Kulitnya putih dengan mata membulat besar dan bibir mungil, terbingkai dalam rambut sepinggang dengan poni terpangkas rata di keningnya.

"Ini apa?"

"Ini cake ke-5 kita! Kamu lupa?"

"Oh ... iya, lima bulan." Erwin tergagap.

"Aku kira kamu lupa." Sheyna nyaris kehilangan senyumnya. Kekanakan, tetapi memang itulah yang membuat Erwin menaruh hati, selain keceriaan Sheyna.

"Mana mungkin aku lupa." Pria itu duduk tepat di sisi sang kekasih.

"Happy fifth months anniversary..." ucap Sheyna.

Gadis itu lalu menyendokkan cake tersebut ke mulut Erwin. Meski awalnya sempat canggung dan empat melihat kiri dan kanan, tapi akhirnya Erwin membuka mulut.

"Ini, buat kamu," ucap Erwin, sembari mengeluarkan kado kecil dari saku celananya.

Sheyna menyambut sebuah liogloss berwarna merah muda yang tersemat pita dengan warna senada. Mata gadis itu berbinar, dan diluar dugaan dia melayangkan sebuah kecupan di pipi Erwin.

Masih belum jam makan siang, sehingga restoran pun masih sepi. Hanya ada beberapa orang, dan terpisah jarak. Namun, tetap saja apa yang dilakukan Sheyna sempat membuat Erwin sedikit tergagap. Bagaimanapun, dia belum terbiasa.

"Terima kasih!" ucap Sheyna kemudian.

"Oh ... iya."

"Semoga akan sampai di lima belas bulan, lima tahun, dan lima puluh tahun," ucap Sheyna lagi.

"Hah?"

"Maksud aku, semoga sampai selamanya."

"Seperti ini?"

"Ya enggak lah, Mas! Menikah, punya banyak anak ... bukankah itu sebuah konsep happy ending dari sebuah hubungan?"

"Memangnya impian kamu seperti itu?"

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang