#27. Thorn Heart

3.1K 388 129
                                    

🌸 KookV  🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini.

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

And loving you will always be
an easier thing to do than loving my self.
Pierre Jeanty

. . .

Kafe tutup pada hari itu. Taedong meminta ayahnya memberitahu seluruh pegawai dan mengatakan bahwa itu adalah pesan Taehyung sendiri. Alasannya klise, urusan pribadi. Hal bagus Dojin tak banyak menanyai, sebab Taedong belum mengerti situasi apa yang sedang terjadi dan memang belum pula bisa menghubungi sang kakak lagi sejak kepergiannya semalam.

Jungkook baru siuman pada siang hari. Begitu membuka mata, kepalanya terasa kosong. Perlu beberapa menit baginya untuk mengenali tempatnya berada saat itu dan mengingat apa-apa saja yang terjadi padanya. Satu hal yang turut terlintas di kepalanya adalah Kim Taehyung. Dengan kecemasan yang menyeruak Jungkook bangkit, keluar dari ruangan dan mengedarkan pandangan ke penjuru kafe yang sepi. Dilihatnya Taedong tengah berdiri menundukkan kepala ke kaca depan.

Taedong menoleh saat mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Wajahnya keruh dan penat, barangkali karena kurang tidur. Baru saja Jungkook hendak mempertanyakan bagaimana mereka bisa berada di sana, Taedong mendahuluinya, “Kau sudah bangun?”

Jungkook juga belum sempat menjawab saat Taedong berjalan ke arahnya dan tiba-tiba sekali melayangkan bogem mentah ke wajahnya tanpa tedeng alih-alih ataupun peringatan. Tak ayal Jungkook terperanjat. Tatapannya mendakwa dan bertanya-tanya sesudah dibuat mundur tertatih-tatih. “Apa-apaan, Kim Taedong?”

Pukulan itu menghapus sisa-sisa kantuk Jungkook hingga tak bersisa.

“Jangan protes,” ucap Taedong kontan. “Kau tahu kau pantas mendapatkannya. Kau dan kakakku—kalian benar-benar membuatku kesal.”

Jungkook pun paham apa yang dimaksud Taedong. Namun, tetap saja. Dia menghela napas dalam-dalam demi mengendalikan emosi, lalu sekali lagi melontarkan protes dalam hatinya. Apa-apaan? “Dengar, Kim Taedong. Aku tahu kau marah pada kakakmu—dan padaku karena ikut merahasiakan ini, tapi—”

“Aku tidak butuh penjelasanmu,” Taedong memotong ucapan Jungkook. “Aku tahu kalian punya alasan, tapi kau juga harus tahu kalau bagiku itu terdengar seperti omong kosong saat ini.”

Wild Flower | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang