🌸 KookV 🌸
.
.
.
A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini.. . .
CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author..
.
.
Happy Reading~ ^^
.
.
.
.
.
Beauty is a curse
The rose knows well
Always picked first, yet never a change to grow
—Bridgett Devoue. . .
Tao membuka mata lebar-lebar menyadari dirinya masih berada di tempat Kris. Cepat-cepat dia menoleh ke sana kemari. Wajahnya menekuk geram saat melihat jam digital di atas nakas telah menunjukkan pukul setengah enam sore dengan tanggal yang lewat sehari dari yang diingatnya terakhir kali. Dia tidur lebih dari dua puluh empat jam. “Shit,” dia mengumpat seorang diri dan mempertanyakan dalam benaknya, apakah Kris memberinya obat tidur?
Satu yang terlintas di kepala Tao saat itu adalah dirinya yang harus segera pergi. Dia mesti menemui Kim Taehyung—itu pula yang direncanakannya sejak awal, kalau Kris tak menyerobot jadwalnya sesuka hati. Dia hampir tergerak untuk menemukan ponselnya dan menelepon Taehyung, tapi diurungkannya secara instan. Belum ada kepastian apakah Kris juga tahu tentang nomor lain Taehyung atau apakah kedua laki-laki itu tengah bersama sekarang ini. “Shit,” umpatnya sekali lagi. Dia mesti bergerak lebih hati-hati sekarang karena Kris sudah mengetahui semuanya—dan Taehyung harus segera diberitahu tentang hal ini.
Selimut merosot dari tubuhnya saat Tao bangkit. Dia turun dari tempat tidur dan kemudian terhenti. Sesuatu mengalir perlahan dari lubang belakangnya hingga membuatnya sejenak terdiam. Matanya mengerjap tak percaya. Kris tidak memakai kondom? Tao mempertanyakan sekaligus menggugat dalam hati. Terparah, Kris mengeluarkannya di dalam. Laki-laki itu pasti sengaja.
Berengsek.
Tao merasa jengkel setengah mati. Diiringi serangkaian sumpah serapah serta cercaan dalam hati Tao berdiri dan berjalan tertatih menuju kamar mandi. Di ambang pintu dia sempat berhenti, memegangi pinggangnya yang serasa remuk dan menengadah, dengan mata terpejam mendesah, “Wu Yifan keparat.”
Belum sempat masuk ke kamar mandi, Tao mendengar dering ponsel. Dia menoleh ke belakang, yakin bahwa bunyi tersebut berasal dari arah meja di sebelah tempat tidur, dan melihat benda tersebut menyala di sana. Kekesalan pun bertambah secara irasional sebab Tao mesti berjalan kembali ke sana untuk mengangkat telepon tersebut. Karena panggilan tersebut mungkin saja penting, maka mau tak mau dia mesti memutar langkahnya. Paling tidak dia harus mengeceknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Flower | BTS KookV [COMPLETE]
FanficSiapa laki-laki rupawan itu, yang membuat Jeon Jungkook diam membatu seperti idiot di depan gerbang tetangganya dan di siang hari terik? Hari itu, Jungkook mengira pertemuannya kembali memang sebuah takdir, tapi--rupanya, dalam lima tahun yang sang...