Ketidakpedulian

922 79 1
                                    

"Ya, kepala perawat."

"Aku memberitahumu untuk untuk memberiku beberapa masker bedah. Apa kamu sudah tuli?"

"Baik, aku akan mengambilnya."

"Krys, ada apa? Apakah ada sesuatu di pikiranmu? Apakah kamu perlu cuti? Aku rasa sepertinya kamu telah terganggu sepanjang hari," perawat baru, Yeri, bertanya dengan sedikit perhatian.

Kelelahan, Krystal menggelengkan kepalanya.

Dia sudah lesu sepanjang hari ini. Yang lebih buruk adalah itu bahkan bukan karena situasi perang dingin dengan Jongin.

Dia memikirkan pria yang seharusnya tidak dipikirkannya.

Apakah dia benar-benar kembali? Apakah yang terjadi semalam bukan mimpi, kan?

Kelesuannya bertahan sampai shiftnya berakhir. Krystal berubah dari memakai seragam perawat putihnya menjadi gaun biru pastel. Meraih tasnya, dia berjalan keluar.

Bertepatan dia melihat mobil Jongin, yang diparkir di luar pintu masuk depan.

Dia baru saja membelinya bulan lalu. Karena mereka berencana menikah, orang tua Jongin telah membantu membayar mobil. Platnya bertulis 0510, yang merupakan hari ulang tahun Jongin. Itu pasti dia. Apakah dia berhenti disini untuk menungguku?

Saat Krystal hendak berjalan dan bertanya, dia melihat Jennie, yang mengenakan rok mini. Dia berlari ke mobil dan, setelah dengan cepat membuka pintu melompat ke kursi penumpang.

Kemudian, mobil itu melaju.......

Cahaya terkuras dari mata Krystal, sedikit demi sedikit. Dia tidak terburu-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

"Ada apa?" Di ujung lain, Jongin terdengar kesal.

"Apakah jadwal jagamu sudah selesai? Aku butuh tumpangan pulang."

"Belum. Aku masih ada jadwal operasi. Aku akan bekerja lembur jadi kamu bisa pulang duluan. Jangan panggil aku tanpa alasan, Dah."

Saat itu, Jongin menutup ponselnya.

Krystal tersenyum masam, dia tahu mengapa Jongin berbohong. Dia mencoba membalas dendam padanya.

Namun, yang dia lakukan sungguh rendah.

Krystal tiba-tiba merasa bahwa pria biasa yang dia kencani selama tiga tahun tidak lagi biasa.

Dia menatap ke langit. Sudah mendung, seperti suasana hatinya.

Lalu, Suzy menelepon...

"Krys, apa kamu sudah selesai kerja sekarang?"

"Yah."

"Datanglah ke tempatku, aku libur hari ini dan aku buatkan sesuatu yang enak untukmu. Ini adalah kaki daging babi yang diasinkan!"

"Itu bagus, aku juga lapar. Tunggu aku." Menutup telepon, Krystal menghentikan taksi dan menuju ke rumah Suzy.

Orang tua Suzy tinggal di pinggiran kota. Agar ia lebih mudah bekerja, ia menyewa tempat kecil yang nyaman di dekat bandara.

Setiap kali dia punya waktu, Krystal akan pergi untuk sekedar makan bersama. Tampaknya, selain rumah dan rumah sakit, itu adalah satu-satunya tempat yang bisa dia datangi.

Mengatur kaki daging babi di atas meja, Suzy mulai mengoceh sebelum Krystal bahkan memiliki kesempatan untuk makan. Dia bertanya tentang apa yang terjadi kemari.

Karena tidak tahan dengan bombardir, Krystal menceritakan kejadian itu dengan cara yang relatif rinci......

Tentu saja, dia menyimpan beberapa detail yang lebih provokatif, seperti ciuman paksa, pada dirinya sendiri, hanya diantara mereka.

"Itulah yang terjadi. Kau dipersilahkan berkomentar, Nona Suzy."

Krystal menatap Suzy dengan bibir mengerucut dan mata besar. Itu terlihat lucu.

"Woww itu hebat. Jadi, apa yang kamu maksud adalah Tuan Berdarah Biru Taehyung melamarmu kemarin?" Suzy balas menatapnya dengan ekspresi terkejut.

"Ayolah. Itu bukan masalah di sini. Masalahnya adalah Jongin tidak percaya padaku lagi dan ingin putus....." Krystal mengeluh.

"Krys, katakan yang sebenarnya. Apakah kamu masih mencintai Taehyung?" Suzy bertanya, sangat serius.

Krystal membeku setelah mendengar pertanyaan ini........ 





Masa Mudaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang