Permusuhan

603 57 5
                                    

"Tidak bibi, kita tidak berkelahi," kata Krystal dengan jari-jarinya menyilang.

"Benarkah? Tapi kenapa aku merasa ada yang tidak beres?" Ibu Jongin bergumam pada dirinya sendiri.

"Kau berpikir berlebihan mengenai hal-hal seperti ini. Lihat, aku bilang itu bukan apa-apa. Krystal adalah anak yang bijaksana, dia tidak akan pernah berkelahi dengan Jongin." Ayah Jongin tertawa kecil.

Krystal merasa tidak tenang ketika dia mendengar apa yang dia katakan.

Setelah makan, Krystal membawa pasangan itu ke ruang istirahat pasien rawat jalan Rumah Sakit Pertama dan kemudian menuju ke Klinik Ophthalmology.

Jongin berjalan keluar dari ruang operasi, terlihat sedikit lelah. Dia baru saja selesai operasi pada pasien katarak.

"Jongin."

"Apa yang kau inginkan?" Jongin tampak jauh.

"Bibi dan Paman ada disini. Mereka tidak bisa menghubungimu di telepon, jadi mereka meneleponku."

Jongin mengeluarkan ponselnya dan hanya mengangguk mengakui, "Aku sedang menjalani operasi jadi ponselku mati. Di mana mereka?"

"Aku bawa mereka keluar untuk makan siang kemudian membawa mereka ke area istirahat pasien rawat jalan."

"Oh, berapa harga makan siangmu? Aku akan membayarnya kembali."

"Tidak apa-apa. Mereka selalu baik padaku, jadi aku memperlakukan mereka untuk makan siang itu bukan apa-apa."

"Lupakan. Aku tidak bisa mengambil keuntungan darimu karena kita bukan seperti teman. Apakah lima ratus cukup?" Jongin mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan lima uang kertas 100 yuan. Dia kemudian memberikan uang itu ke Krystal.

"Terima kasih sudah merawat orang tuaku. Tapi jika tidak ada yang lain, jangan hubungi mereka di masa depan. Keluargaku tidak ada hubungannya denganmu lagi. Aku akan mengatakan semuanya pada mereka hari ini."

"Baik." Krystal mengangguk.

"Jongin, apa itu?" Naeun berjalan dari tempat yang tidak jauh. Dia mengenakan jas lab putih dan menatap Krystal dengan sikap yang sangat tidak ramah.

"Oh, orang tuaku ada disini, dan mereka tidak bisa menghubungiku di telepon."

"Jadi, siapa dia?" Naeun memandang Krystal dengan curiga.

"Dia teman sekelasku dulu di universitas." Jongin berbalik secepatnya setelah dia selesai. Dia meraih tangan Naeun dan pergi.

Krystal memegang lima ratus yuan dan mengeluarkan senyum tak berdaya.

Makan siang sekitar dua ratus yuan, jadi itu murah hati dari Jongin untuk memberinya lima ratus. Dia mungkin juga mengambilnya karena itu diberikan padanya.

Pada pemikiran itu, Krystal kembali ke departemen OB/GYN.

Tepat sebelum hari berakhir, kepala perawat masuk, diikuti oleh seorang wanita muda.

Krystal tidak asing dengan wanita itu karena dia tidak lain adalah keponakan Direktur Rumah Sakit - Naeun

"Dengar semuanya. Ini kepala baru departemen kita. Dia akan menemui pasien setiap Jum'at. Tolong bekerja sama dengan Dokter Naeun."

"Ya, bu," beberapa perawat langsung menanggapi.

"Kemarilah, Yeri. Mulai sekarang, kau akan menjadi asisten Dokter Naeun," kata kepala perawat.

Namun, Naeun tersenyum dan berkata, "Kepala Perawat, saya ingin Krystal menjadi asisten saya."

"Kau tahu Krystal, Dokter Naeun?" tanya kepala perawat dengan heran.

"Ya, aku mengenalnya." Naeun tersenyum, tetapi senyumnya mirip seperti smirk.

Krystal juga terkejut, dia tidak berpikir Naeun akan mengatakan itu.

"Baik, jika itu masalahnya, Krystal, kau bisa menjadi asisten Dokter Naeun. Lakukan pekerjaanmu dengan baik." Kepala Perawat menepuk bahu Krystal.

"Baik, Kepala Perawat." Krystal mengangguk.

Setelah selesai, Krystal melihat jam dan melanjutkan pergi ke ruang ganti. Sudah hampir waktunya untuk pulang.

"Krystal." Naeun mengejarnya saat Krystal sedang menuju keluar.

"Ya, Dokter Naeun?"

"Aku memiliki seminar akademis nanti dan perlu mengumpulkan beberapa laporan. Kau harus pulang belakangan untuk mencetaknya untukku," kata Naeun tanpa berbelit-belit.

Krystal memikirkannya sejenak.

"Ada orang-orang di kantor yang bertanggung jawab untuk mencetak dan memfoto copy, ini tidak dalam lingkup pekerjaan saya," kata Krystal dengan tenang.

"Kau adalah asistenku. Lakukan apa yang diperintahkan, atau yang lain......aku punya hak untuk memecatmu, kau tahu?" Naeun masih tersenyum, jelas sangat senang dengan dirinya sendiri.

"Jadi kau membuatku kesulitan karena Jongin?" Krystal langsung bertanya.

"Aku tidak berpikir kau begitu cerdik. Aku dengar kau adalah mantan kekasih Jongin yang terakhir?"

"Salah. Mantan kekasihnya yang terakhir adlah Jennie. Sepertinya informasimu tidak mutakhir."

Krystal tersenyum.

"Menurutmu, apa arti Jennie bagi pria itu? Dia tidak lebih dari mainan. Aku dengar kau sudah bersama Jongin selama beberapa tahun, dan kalian berencana untuk menikah, benar?" Naeun bertanya dengan nada memprovokasi.

Masa Mudaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang