Dorongan

633 65 7
                                    

"Tidak apa-apa, dia bukan tipeku."

"Kau sungguh mempunyai standart yang tinggi, Krys. Katakan padaku bagaimana tipemu, aku bisa mengenalkanmu dengan seseorang yang aku kenal."

"Tidak terima kasih, kau bahkan tidak mempunyai kekasih untuk dirimu sendiri," kata Krystal tak berdaya.

"Itu karena aku terlalu pemilih. Oh benar, jika kau tidak menyukainya, bisakah kau memberiku kontaknya? Aku berbicara soal salah satu Departemen Radiologi."

"Uhm, tentu." Setelah dia berbicara, Krystal mendorong semua bunga ke samping dan menyerahkan sejumlah nomor telepon ke Yeri.

"Semuanya ada disini. Pilih yang mana yang kau suka."

"Terima kasih, Krystal," kata Yeri, wajahnya penuh dengan sukacita.

Saat itu, pintu ke ruang gawat darurat terbuka, dan kepala perawat masuk, tampak serius.

"Krystal, ikut aku."

"Iya."

"Oh tidak, perempuan tua itu pasti sudah tahu tentang apa yang terjadi. Hati-hati!" Yeri berkata dengan simpati.

Krystal merasa merinding. Dia tidak pernah berpikir bahwa perselisihan antara dia dengan Jennie yang terjadi di kafetaria staf akan menciptakan adegan seperti itu.

Sepertinya kepala perawat sudah tahu tentang itu.

Kepala perawat sangat membenci drama semacam ini, terutama jika masalah pribadi menghalangi profesionalisme.

Sebuah ceramah sepertinya tak terindahkan.

- Di koridor di sekitar sudut tangga -

 Kepala Perawat memanggil Krystal ke samping.

"Apakah kau tahu mengapa aku memintamu untuk bertemu denganmu?" tanya kepala perawat.

Krystal mengangguk dengan rasa bersalah.

"Karena kau tahu kenapa, maka aku akan berbicara terus terang. Aku dengar kau sudah putus dengan dokter oftalmologi itu, kan?"

"Iya."

"Jadi wanita yang kau serang di kantin, apakah dia wanita yang lain?" tanya kepala perawat.

"Aku tidak menyerangnya, Kepala Perawat. Jennie memulainya. Aku hanya makan makananku dengan tenang, sungguh."

Tidak buruk, bagus untukmu." Kepala Perawat tersenyum saat dia menepuk bahu Krystal.

Krystal membeku...

Apa yang baru saja terjadi?

"Kerja bagus, kau membuat departemen kami bangga dengan memberitahu mereka bahwa mereka tidak bisa begitu saja memilih kita. Kita bukan tomat lunak yang bisa ditindas orang."

"Mhm." Krystal tidak bisa berkata-kata.

"Ada satu hal lagi yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Silakan, Kepala Perawat," kata Krystal dengan hormat. Dia tampak siap untuk tugas apa pun yang mungkin diberikan atasannya.

"Yah, kau sekarang lajang. Aku kebetulan punya sepupu jauh yang bekerja di kota kita. Dia pria yang hebat dan tidak terlalu jauh dari usiamu, tetapi yang paling penting, dia juga bekerja di bidang medis. Dia bekerja di bagian forensik. Aku pikir kalian akan hebat jika bersama, jadi aku sudah merencanakan untuk kalian berdua untuk bertemu minggu depan."

"Uhm.....Kepala Perawat, apakah kau mungkin mencoba memperkenalkanku dengan seorang teman laki-laki?"

"Ya, perawat kecil di rumah sakit kami tidak begitu dapat diandalkan. Semua hampir seusia denganmu, tapi hanya kau yang dewasa dan rendah hati, jadi au pikir kau akan sempurna untuk sepupuku. Jangan khawatir tentang situasi keluarganya. Dia punya rumah dan mobil, dan orang tuanya sama-sama berbisnis di selatan. Jadi kalau kalian menikah, hanya kalian berdua. Itu akan hebat."

"Tapi.....Kepala Perawat, aku......Orang lain sudah mengenalkanku padan teman lelaki."

"Sudah?" Perawat Kepala jelas terkejut.

Krystal tidak berani mengatakan bahwa dia sudah menikah. Dia khawatir itu mungkin membuat takut perawat kepala, jadi sebaliknya, dia berbohong bahwa seseorang telah mengenalkannya pada seseorang.

"Ya, jadi saya tidak bisa melakukannya. Terima kasih atas tawaranmu."

"Itu tidak masalah. Kau maish belum menikah, kami akan mempersiapkan kau di semua bidang, dan membiarkan kau memilih yang terbaik. Sudah diputuskan, aku akan berencana untuk kalian agar bertemu minggu depan. Oke, aku akan pergi sekarang."

"Uhm...Kepala Perawat." Tidak peduli bagaimana Krystal memanggil, kepala perawat menolak untuk mendengarkan.

Namun, masalahnya adalah dia sudah menikah. Apakah benar-benar tidak apa-apa baginya diatur untuk berkencan?

Jika orang itu tahu, dia mungkin akan mencekiknya.....

Setelah 24 jam dari perang dingin, keduanya menolak untuk memanggil atau mengirim pesan satu dengan yang lain. Itu perasaan yang aneh.

Krystal sedikit kecewa ketika dia melihat betapa hening ponselnya. Sepertinya dia tidak begitu penting bagi Taehyung.

Itu sudah sangat larut malam dalam perjalanan kembali karena dia bekerja lembur samapi jam 10 malam.

Dia dengan sengaja melihat keatas ketika tiba di gedung tempat mereka tinggal dan mneyadari bahwa lantai 16 masih gelap. Taehyung belum juga kembali. 

Setelah sampai dilantai 16, dia dengan lembut mengeluarkan kunci untuk membuka pintu, dan kemudian melangkah masuk.

Sebelum dia berdiri denga benar, seseorang tiba-tiba mendorongnya ke dinding, dan kemudian bibirnya tertutup oleh orang yang sama.

Pada saat itu, dia sangat takut hingga hampir berhenti bernafas.

Masa Mudaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang