18. baikan tapi...

7.6K 354 6
                                    

Lima hari berlalu, hari sabtu di kantor pulang awal hanya administrasi saja jadwalnya.
Lima hari sudah mas Erix tak menghubungi ku tetapi ibu mas Erix sudah menelpon ku, bukan hanya ibu mas Erix tetapi bunda ku juga sudah bertausyiah karena memang sudah di beri tahu tentang keinginan ku mengikuti karantina calon supervisor, oleh siapa lagi kalo calon menantunya.

Tetapi dari kesepakatan orang tua, di tunda tahun depannya pun tak apa, karena selain itu menunggu mas Erix lulus dari spesialis nya, dan pasti ketika residen di Rumah sakit pasti kan tak banyak waktu buat kami sebagai pengantin baru.

Sampai detik ini tak ada kabar dari mas Erix untuku tetapi dia selalu bertanya pada pak Ucup keadaan ku d kantor maupun di kost.

Bocoran dari pak Ucup kalau mas Erix nanti malam akan ke kost, untuk jemput acara kumpul, asiiaappp akan ku pura-pura tidur awal saja nanti malam, dan enggak ikut kumpul paguyuban. Hihihi.

⚫⚫⚫⚫⚫

Sabtu malam atau lebih dikenal malam minggu, yang biasanya sore harinya aku sudah nongkrong di kliniknya dokter gantengku, dan dilanjutkan kencan.

Beda dengan malam ini, ku nikmati bobok cantik sambil nonton drama Korea dengan cemilan kripik kentang.

Pukul tujuh malam lebih terdengar pintu kamar di ketuk, samar-samar terdengar salam dari mas Erix, ku jawab salamnya tapi tidak kubuka pintu.

Ingatlah kalau cowok marah, ikut lah marah, pasalnya cowok selalu salah.

Tak lama ponsel berdering mas Erix menelpon. Ck, rasain.

Setelahnya terdengar bang Sur berkata kalau aku dari sore tak terlihat olehnya, memang aku tidur dan tak keluar karena terlalu mager.

Setengah jam suasana sudah tenang, mungkin mas Erix berangkat ke acara kumpul-kumpul.

Satu jam berlalu dari kepergian mas Erix, WA group ramai dengan komentar foto yang di upload oleh mas Septian, foto yang isinya ada cewek remaja, mungkin mahasiswa perantau, cantik modis dengan gaya jilbab anak jaman now sedang berdiri berkenalan di samping nya mas Erix yang duduk mendongak menatap nya, dan di samping kanan kiri mereka banyak teman-teman yang lain, tetapi fokus ku ke ekspresi mas Erix dan komentar teman-teman yang lain yang sedang menggoda mas Erix atas ekspresinya.

Huffftt bujang lapuk keganjenan.

Hanya menjadi pemantau apa yang sedang mereka bahas di dalam group terlihat sebelumnya beberapa nomor baru masuk menjadi anggota group.

Kumatikan laptop, pergi ke kamar mandi bersih-bersih badan sekaligus sholat isya', setelah sholat ku matikan lampu kamar berganti lampu tidur bersiap tidur awal, sambil kubuka kembali ponsel ku.

Chat group sudah hampir seratus banyak foto yang masuk dan yang bikin greget di percakapan paling baru aku lah sasaran godaan mereka.

"Ara Ojo ngincengi tok"

"Ara ning ngendi ora teko?"

"Bu bos kemana, nggak datang?"

"Calon manten wanita nya kabur?"

"Ara, panas ni liat foto di atas"

Dan yang lebih bikin greget mas Erix ikut membalas komen mereka yang bilang aku lagi ngambek. Otomatis mereka langsung menjadikan ku sasaran bullyan.

Kubuka chat lainya, terlihat Nino wa pribadi yang menanyakan ketidak hadiran ku, dan dia ternyata juga tidak datang karena masih ada keluarga nya yang sedang berlibur.

Ku balas chat group dengan menampilkan foto lama ku yang sedang nongkrong di sebuah kafe, dengan caption lagi ketemuan sama brondong dengan emoticon tertawa.

Kudapatkan Duda Nya (Tersedia Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang