Pagi hari bangun dengan alarm hidup alias, di bangunkan mas Erix dengan menyerat kaki hingga menggenatung kebawah ranjang.
"Sayang, bangun dong, subuhnya keburu ganti dhuha lo" ucapknya sambil membuka selimut dan memperkecil temperatur AC.
"Dingin mas" rengeku manja
"Buruan mandi, sholat terus keluar di depan ada car free day kalau Minggu gini" ucapnya sambil menggendongku ke kamar mandi. "Melek gih, kalau nggak melek mas mandiin sekalian" lanjutnya.
Langsung ku buka mataku, "nih melek, kalau mandiin sekalian di sholatin nggak?" Kataku.
"Hustt, ngomongnya hati-hati dong" tegurnya halus sambil keluar kamar mandi dan menutup pintu.
Ritual pagi dengan air hangat, sungguh masih ngantuk sebenarnya , kami jalan-jalan kuliner, dan nongkrong di angkringan sepanjang malam hingga pukul satu dini hari baru kembali ke hotel ,perasaan baru merem eh udah pagi.
Setengah jam lebih aku tak keluar kamar mandi karena memang sekalian buang hajat, mas Erix sudah kedor-kedor pintu.
"Sayang setengah enam kurang ini lo, subuhan jam berapa?" Tegurnya lagi."Aku nggak jadi sholat, ternyata haid" jawabku sambil membuka ikatan rambut, "pantes dari kemarin pinggang pegal-pegal semua" lanjutku.
"Ya udah yuk ke CFD" ajak mas Erix.
"Mas, aku lupa nggak bawa pembalut, bisa minta tolong sebelum keluar deras" jelasku pada mas Erix.
Dia yang mendengar, diam tak merespon ku, mungkin antara mau dan tidak.
"Yang merk apa? Tak beliin di bawah" katanya tak semangat.
"Merk nya terserah seadanya, kayaknya nggak lengkap semua merk ada, pokoknya bacanen yang wing ya" jelasku padanya, cuma menjawab dengan anggukan, dan berlalu keluar kamar.
Kepergian mas Erix, ku buat bersiap-siap cukup bedakan tabur dan mengoles lip gloss bibir, tak berapa lama mas Erix kembali dengan apa yang kuminta, berganti pakaian dan siap untuk jalan-jalan kembali.
⚪⚪⚪⚪⚪⚪
Car free day pertama di Solo, dengan mas Erix mengincipi segala macam kuliner yang belum pernah kita coba, Indonesia memang kaya akan kuliner.
Berfoto berdua di setiap tempat yang kami anggap bagus, hingga ada kereta yang belum pernah kami jumpai, kereta peninggalan jaman Belanda kata mas Erix, yang menggunakan bahan bakar kayu, untuk menaikinya pun tiketnya harus memesan lebih dahulu. Kereta ini berjalan melewati sepanjang jalan Slamet Riyadi, entah sampai dimana kereta ini berhenti. Nanti akan ku cari tahu.
Kembali ke hotel karena CFD sudah selesai dan jalanan akan kembali beroperasi seperti sedia kala.
"Mas, abis ini kemana?"
"Mau makan tengkleng nggak?"
Tanyanya sambil menyisir rambutnya membuat jabrik, "di daerah pasar Klewer katanya ada tempat tengkleng enak" lanjutnya"Entar kolesterol lo mas"
"Niat insun menikmati hidup lah yang" jawab mas Erix, modusnya aja katanya hidup sehat tapi kalau tergoda makanan mah gagal.
Seharian berkeliling kota solo, mulai kuliner, belanja batik, sampai main ke stadion sepakbola Manahan.
Hingga sore kembali ke hotel bersih-bersih badan ,sholat dan istirahat sebentar nanti mau kuliner nasi liwet karena kemarin belum sempat mencicipi.
⚪⚪⚪⚪⚪⚪
Menaiki taksi, menuju stasiun Jebres solo, ternyata di dalam kota solo ada tiga stasiun untung aja nanya, benar kata pepatah malu bertanya sesat di jalan.
Mengambil motor yang sudah datang, dan mengisi bahan bakar karena ketika hendak dalam pengiriman bahan bakar harus di sisakan sedikit.Malam ini berkeliling kota solo bermodal GPS dan rambu lalu lintas, karena banyak jalan yang searah lalu lintas nya, bisa kena tilang kalau sampai melawan arus jalan.
Lama kami keliling hingga perjalanan ini mengantar kami di depan gerbang Universitas sebelas Maret, "wah, nyasar kita yang" buka mas Erix sambil mengecek GPS.
"Ini UNS ya mas?" Kampus impianku untuk masuk S2 nanti.
"Huuh, pengen kuliah lagi?" Mas Erix seperti paham keinginan ku.
Hanya ku jabab dengan senyuman."Tadi kita seharusnya belok kiri dek habis, tapi kita tadi belok kanan melewati rumah sakit Muwardi tadi kan?" Gumanan mas Erix sambil memeriksa jalanya GPS.
"Udah kita cari arah balik ke hotel aja mas, udah malem juga ini, makan nasi liwetnya lain waktu aja" kasihan mas Erix besok harus kembali ke Jakarta dengan penerbangan pertama.
Pulang kembali ke hotel, bermodal GPS dengan arah yang di belok-belokan melalui gang-gang kecil akhirnya sampai juga kami di hotel.
Makan mie ayam solo tadi sore cukup menahan lapar sampai malam ini.
Segera berganti baju dengan piyama tidur, setelahnya bergantian mas Erix yang mengambil wudhu untuk sholat isya' , ku buka ponselku untuk melihat hasil foto kami tadi siang.
Memilih foto terbagus dan mengunggahnya ke sosial media, dalam Instragram ada tag ternyata mas Erix tadi siang sudah lebih dulu menggunggah foto, dan caption nya solo, aku akan sering mendatangi mu, karena kau menyimpan separuh jiwaku. Dengan berisikan foto-foto kami berdua dari CFD , di pasar, sampai kami berfoto di Manahan. Sabar ya mas, dua kali lebaran selanjutnya pasti kita bersama.
Baru beberapa menit dari aku mengshare foto kami tadi banyak komentar dari teman-teman yang memberikan selamat dengan jabatan baru , dan salam perpisahan.
"Geser dong dek" seruan mas Erix menyadar kan ku dari kesibukanku berbalas pesan dan komen dengan teman-teman, salah satunya ada si pinky boy, dia yang tak kuberi tahu akan perpindahan ku, terlihat kaget, karena semua isi chatnya di penuhi pertanyaan-pertanyaan kekepoanya, tak mau membuat masalah dengan mas Erix sehingga hanya ku balas seperlunya tanpa memberi tahu informasi apapun tentang ku.
Selain Nino ada Rama yang berkomentar melalui Direct message, katanya dia sering perjalanan bisnis di kota sini, iya yang aku tahu setelah perceraian nya membuat dia gila kerja membangun perusahaan di bidang pakan ternak dari hasil pertanian.
Menyudahi bermain ponsel dan mematikannya untuk ku isi daya baterai nya, begitu juga mas Erix memintaku untuk mencharge ponselnya.
Tidur sambil berpelukan, ini bukan perpisahan ini hanya latihan kesabaran.
"Sayang, jasa diri baik-baik ya" mas Erix merekuhku dalam peluka eratnya.
"Pasti, mas Erix juga jada diri baik-baik, jangan cari cewek lagi ya" mintaku padanya.
"Tergantung" ucapnya
Ku lepas pelukanya, "kok gitu" tanyaku.
Cuuuppp
"Tergantung kalau kamu juga nggak cari cowok lagi" setelah mencuiup keningku.
"Pasti dong, aku kan setia" ucap ku dan setelahnya ku kecup pipinya.
"Latihan yuk, kemarin kan belum" bisiknya di telingaku serak.
Sebenarnya draf nya sudah sampai ending, cuma mesti edit sebelum publish, Jangan lupa ke lapak anak Ara ya.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kudapatkan Duda Nya (Tersedia Ebook)
RomanceTak dapat perjakanya, tapi dapat dudanya. https://play.google.com/store/books/details?id=LevbDwAAQBAJ