Subuh di hari senin, membuat mas Erix mandi besar sebelum ibadah subuh, dan akhirnya latihan juga setelah tragedi dua minggu lalu, dan keuntungan kali ini aku sudah berhijab dan tanpa ada trio lemes yang akan menggodaku, yang terpenting aku sedang haid jadi tak mungkin hingga khilaf ini semakin jauh.
Mas Erix pergi ke bandara dengan taksi, tanpa mau ku antar.
Kepergian mas Erix ku antarkan dengan banyak doa tentang hubungan kami.
Kembali ke kamar hotel, untuk siap-siap ke kantor baru hari ini aku di jemput oleh driver kantor yang mulai saat ini nanti akan mengantarkan ku kemanapun.
⚪⚪⚪⚪⚪
Kantor baru suasana baru, Tim baru, divisi baru masuk keruangan di sambut dengan kepala cabang , dan di perkenalkan kesemua karyawan dari segala divisi, ada beberapa yang sudah ku kenal, teman ketika karantina MR dua tahun lalu.
Hari ini seharian perkenalan kantor, dan serah terima tugas. Dan nanti aku kan pindah ke tempat kos ku dengan di bantu driver baru ku namanya Aris, anak Karanganyar kota sebelah Solo.
Tak mau menjadi atasan yang memberi batasan dalam bergaul aku meminta semua bawahanku tak begitu formal ketika berinteraksi dengan ku, biar kita berusahabat dan dalam kerjasama pun akan menghasilkan kemaksimalan.
Makan siang pertama di hari pertama bekerja, bersama tim baru di Solo, kembali lagi ku mengingat mbak Ajeng ketika makan di rumah makan ini.
Setelah makan siang bersama tim baru, kembali ke kantor untuk membuat list dengan para bawahan untuk joint visit besok hingga selesai.
Menjadi seorang supervisor tak membuat ku banyak bekerja hingga malam pulang pukul empat sore, kembali ke hotel dengan di antarkan Aris dan besok mulai belanja perabotan, Aris yang baru lulus SMA dua tahun lalu dan langsung bekerja di perusahaan ini, dia sangat baik dan penurut ,membuat ku ingat Sinyo adiku yang saat ini sedang menempuh kedokteran gigi di universitas negeri di Jawa Timur.
Sesampainya di hotel, mas Erix terlihat mengirimkan pesan mengabarkan kegiatannya hari ini, begitu juga dengan ku membalas pesannya dengan mengabarkan kegiatanku.
Inilah beratnya hubungan jarak jauh, berat menahan rindu padahal baru tadi pagi berpisah.
Dan malamnya kegiatan ku ada bertelpon dengan mas Erix, atau berbalas pesan dengan teman-teman ,di sini belum punya geng, menjadi kan ku anak rumahan.
Ketika membalas pesan dari teman-teman tiba-tiba ada telepon masuk dari Rama.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Ara lagi dimana?" Suara Rama di seberang, suara yang dulu selalu menemani ku masa SMA hingga aku di hianati ,di tinggalkan menikahi wanita lain.
"Lagi di hotel"
"Ngapain?" Tanyanya kaget, ni orang-orang kalau ada yang nginap di hotel pikiran pasti negatif.
"Tidurlah, belum pindahan kos kok" karena aku memosting moment di jalan-jalan kemarin , menjadi kan Rama tau kalau aku sekarang berada di Solo.
"Besok malam ada acara nggak? Ketemuan yuk, aku siang nya ada meeting tender di Solo" Rama ngajak ketemuan, wah nggak papa kali ya dari pada tiap malam sendiri nggak ada kegiatan.
"Boleh"
Setelah mengakhiri telepon dengan Rama, terlihat mas Erix sudah membalas lagi katanya sedang mengerjakan tugas, dan nanti kalau sudah selesai akan menelpon.
Kembali membuka room chat, Nino masih saja tak percaya aku pindah, di tambah kenapa nggak pamitan, nyari perkara aja sama si dokter sampai pamitan sama pingky boy.
⚪⚪⚪⚪⚪
Pagi hari kembali terbangun dengan alarm hidupku, kali ini dengan telepon darinya, sejak dia selesai sholat malam menelpon ku karena semalam tertidur.
"Gimana kerasan nggak?" Tanyanya di seberang.
"Baru juga beberapa hari, belum tau lah" jawabku.
"Mudah-mudahan nggak kerasan" katanya di seberang dengan terkekeh.
"Doanya gitu amat"
"Biar cepet resign"
Tanpa ku membalas kata-katanya yang selalu menginginkan ku keluar dari bekerja, padahal aku sudah berniat ketika nanti aku sudah menjadi istri bahkan ibu akan ku abdikan sepenuhnya hidupku untuk keluarga, dan saat ini beri aku waktu menikmati mencari rezeki dari hasil keringatku sendiri.
Suara adzan berkumandang segera ku akhiri telepon dengan mas Erix, segera bersiap sholat dan ke kantor.
⚪⚪⚪⚪⚪⚪
Di kantor hari kedua, kemanapun di temani Aris, seperti sedang di antar adiku sendiri. Hari ini selesai mengerjakan beberapa laporan aku pergi berbelanja keperluan kost dengan di temani Aris, dan sekaligus menempatkan di kamar kost.
Tanpa terasa waktu sudah sore segera ku bergegas kembali ke hotel, dan Aris bisa untuk pulang kerumahnya.
Rama kembali menghubungi ku, menanyakan hotel ku menginap untuk nanti dia menjemputku. Dan sangat kebetulan hotel menginap Rama sama dengan hotel menginap ku.
"Ketemu di lobby aja atau aku samperin ke kamar mu?" Pesan rama selanjutnya.
"Di lobby aja" lama tak berjumpa dengan mantan membuat ku sedikit canggung, walau kadang saling berbalas pesan.
Waktu magrib telah datang, petang sudah tiba, segera kulangkah kan kaki menuju kamar mandi, membersihkan diri dan segera berganti pakaian dan sedikit dandan. Tandu janji setelah sholat magrib tinggal nunggu Rama memberi kabar kalau sudah siap.
Lima belas menit menunggu kabar dari Rama, kulangkahkan kaki ku turun ke lobby, terlihat dia dengan celana selutut dan kemeja
Lama tak bertemu, apalagi ini akan jalan hanya berdua dengan mantan, membuat deg deg an sendiri. Segera ku atur detak jantungku.
"Hai" sapanya ketika Rama melihat ku berjalan menghampirinya.
"Hai, apa kabar?" Sapaku kembali sambil mengulurkan tangan.
"Alhamdulillah, kamu apa kabar?" Berbasa-basi menanyakan kabar, selanjutnya Rama mengajakku makan di tempat angkringan kota tempat yang dengan konsep rumah Jawa lama sangat luas, asyik buat ngobrol, maupun tempat buat ber-selfie. Wah rekomend banget nih, entar kalau mas Erix kesolo wajib ku ajak nongkrong disini.
Mengingat mas Erix, malam ini dia lagi ada acara dengan teman-temannya aku mengabarinya kalau aku keluar dengan teman lama yang berjumpa di solo tanpa kusebutkan namanya, bisa langsung di nikahi sekarang aku sama tu dokter sampai tau aku ketemuanya dengan mantan.
Masih tetap nyambung ngobrol bareng Rama, kecanggungan yang awalnya mendominasi ketika perjalanan saat di tempat angkringan mencair sudah, membahas kesana kemari tanpa sedikitpun membahas tentang hal pribadi.
Hingga malam semakin bertambah pukul sebelas malam kami sampai di lobby hotel, dan berpamitan karena besok subuh Rama akan langsung kembali pulang ke Kediri.
Sesampainya di kamar segera ku ganti dengan daster dan membersihkan wajah bersiap tidur, mas Erix yang tadi mengabarkan akan menelpon ketika selesai sholat tahajud.
Dan segera ku isi baterai handphone dan pergi kealam mimpi.
.
.
.
.
.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Kudapatkan Duda Nya (Tersedia Ebook)
RomanceTak dapat perjakanya, tapi dapat dudanya. https://play.google.com/store/books/details?id=LevbDwAAQBAJ