Syukur Alhamdulillah, tanpa terasa di Solo sudah hampir satu tahun sebentar lagi sudah akan memasuki bulan Ramadhan, dan selanjutnya lebaran idul Fitri, waktu yang ku tunggu, ku impikan yaitu pernikahan ku dengan mas Erix.
Sudah lama tak berjumpa langsung dengan mas Erix, karena kesibukan kami masing-masing, rutinitas yang sama-sama padat, komunikasi melalui kecanggihan teknologi masa kini, memudahkan kami melepas rasa kangen.
Video call tiap sehabis sholat tahajud adalah wajib bagi kami, karena di waktu itulah kesenggangan kami. Selebihnya memberikan kabar melalui pesan singkat WhatsApp, atau sekedar berbalas komentar di sosial media jika salah satu kami mengunggah sebuah foto.
Hari ini, Sabtu pagi, kami semua para supervisor seluruh Indonesia ada meeting di kantor pusat, aku sudah datang sejak Jumat malam kemarin dan langsung tertidur di kamar hotel dengan para supervisor yang lainnya.
Tanpa memberi kabar mas Erix tentunya, nanti selepas acara kantor akan kuberi kejutan mas Erix di rumahnya, karena tiap Sabtu dia libur dan pasti ada di rumah atau di tempat praktek.
Sebenarnya bukan hanya ingin memberi kejutan, cuma ada misi yang kujalankan, ingin kuketahui ada apa sebenarnya dengan mas Erix, karena beberapa minggu belakangan mas Erix berubah, jarang memberi kabar melalui chat, aku masih berfikir positif mungkin dia sedang sibuk dengan tugas, dan yang lebih mengganjal di hati satu bulan yang lalu Nino mengirimkan sebuah foto kepadaku yang menunjukkan di suatu tempat karaoke, yang ku tahu mas Erix yang tak pernah suka dengan rokok, waktu itu sedang memegang rokok di tangan kanannya dan di sampingnya ada perempuan anggota paguyuban baru, seorang mahasiswi sedang memegang mikrofon dan bernyanyi menghadap mas Erix, dan tangan sebelah kiri mas Erix terlihat merangkul pundaknya.
Aku tak mau gegabah dengan sebuah foto itu, selain aku memberi kepercayaan mas Erix seperti aku yang menjaga kepercayaan untuk mas Erix, Nino adalah salah satu orang yang tak menyukai hubungan kami.
Dan nanti akan ku tanyakan dengan mas Erix atau kubuktikan langsung kebenaranya, rencana akan ku datangi rumah mas Erix karena nanti anggota paguyuban berkumpul disana, dan tak ada yang tau dengan kedatangan ku nanti, mas Septian dan pak Ucup yang kenal baik dengan mas Erix dan merupakan anggota paguyuban pun sudah ku wanti-wanti jangan sampai bocor tentang rencana ku dan mereka menurutiku.
"Ra, nanti jadi bareng aku nggak" pak Ucup menghampiri ku saat kami semua sedang menyantap makan siang bersama.
"Jadi pak, inget lo jaga mulut" ingatku lagi pada pak ucup dan beliau menganggukan kepala "mas asep, kamu beneran nggak tau ya tentang tragedi di tempat karaoke itu, jangan nutupin bangkai ya" lanjutku memperingati mas Septian yang duduk di sebelah mas Nusa di seberangku.
Ucapan ku memancing kekepoan mas Nusa "ada apa sih?" .
"Nggak ada apa-apa, kepo banget sih loe" berkumpul dan saling mengejek dengan mereka adalah suatu pengalihan hati yang galau.
Waktu menjelang magrib telah usai, segera ku kembali ke hotel dengan para rombongan, membersihkan diri dan bersiap-siap membawa barang-barang ku semuanya rencana akan menginap di rumah mas Erix dan besok bisa minta di antarkan kebandara.
Melihat ku yang membawa tas ransel dan tas jinjing membawa kekepoan mas Nusa dan ma Gian yang sedang duduk di cafetaria hotel dengan pak Ucup sejak selepas magrib.
"Mau kemana loe" mas gian lebih dulu bertanya ketika aku mendudukkan bokongku di bangku cafetaria.
"Rahasia, ada misi grebek rumah" jawabku masih dengan bercanda.
"Jangan kelonan aja loe, gue tau mau ke rumah laki' loe kan?" Mas Nusa memang juara kalau soal tebak menebak.
"Udah ah, ayo pak keburu malam" segera ku bangkit dari duduku "mas Septian mana pak?" Lanjutku mencari mas Septian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kudapatkan Duda Nya (Tersedia Ebook)
RomanceTak dapat perjakanya, tapi dapat dudanya. https://play.google.com/store/books/details?id=LevbDwAAQBAJ