We only dream (END)

~Dream10~

Tringgg..
Bel tanda pulang sudah berbunyi semua siswa berhamburan untuk pulang.

16.30

"Mir gua duluan ya" ucap yova.

Mira mengnganguk dan kembali membereskan semua barang nya ke dalam tas.

"Mir gua gk bisa bareng lu nih, si aldo tiba-tiba ngajakin bareng" ucap syasa yg datang ke kelas mira.

"Yaudah gapapa gua juga mau nemenin defan" ucap mira.

"Cie elah udah pdkt nih" menggoda mira.

"Gk jelas lu, udh sana balik" ucap mira.

"Hahaha yaudah gua balik bye" pergi meninggalkan mira.

Mira segera berjalan menuju parkiran.

"Mau kemana?" Tanya mira.

"Ikut aja" jawab defan.

Mira pun mengangguk pasrah.

Dan bebera menit setelah membelah jalanan motor defan berhenti.

"Ayo" ajak defan dan menarik tangan mira.

Mira mematung seketika.

"Ya Tuhan jangan bilang aku hanya mimpi, jika aku hanya mimpi izin kan aku bangun tuhan"-batin mira.

"Mir duduk sini bentar gua mau kesana" ucap defan. Lalu di beri anggukan oleh mira.

Beberapa menit kemudian defan datang dengan membawa sesuatu.

"Mir gua mau ngomong sesuatu" ucap defan.

"Apa?"

"Mir izinin gua buat jadi yg nyata buat lu" ucap defan.

Mira masih tidak mengerti.

"Mak-maksud lu?"

"Mir jangan jadikan sebuah mimpi itu hambatan buat lu ngerasain yang nyata"

Mira menunduk ia sama sekali gk tau kenapa defan bisa tau semua tentangnya.

"Lu tau dari mana?" tanya mira.

"Gk perlu tau gua tau dari mana,gua di sini mau nunjukin ke lu klo yang nyata itu benar ada bukan hanya sekedar mimpi" ucap defan.

"Jadi?apakah gua bisa nemuin yang nyata?"tanya mira.

"Bisa,gua yang nyata buat lu"ucap defan lalu tersenyum. "Gua mau lu dan gua jadi kita"ucap defan.

"Maksud nya?"mira masih bingung.

"Mulai sekarang lo jadi pacar gue dan gue akan buktiin ke lu, ada yang nyata buaat lu bukan hanya sekedar mimpi"

Setetes air mata lolos membasahi pipi mulus mira, mira tidak tau apakah ini mimpi apa ini nyata.

Defan langsung membekap tubuh mira dalam pelukannya, mira merasa nyaman.

"Mira gue sayang sama lu entah gue gk tau rasa itu tumbuh sendirinya"ucap defan sambil mengelus rambut mira.

"Defan, gua hanya takut ketika gua sayang sama seseorang dan sudah terlalu nyaman sama orang itu, terus kalo orang itu ninggal-" ucap mira terpotong saat jari telunjuk defan menyentuh bibir mira.

"Stts kamu gk boleh ngomong gitu, kamu harus yakin yang nyata pasti akan selalu ada" ucap defan.

"Makasih lu udah buat gua sadar akan semua mimpi gua" senyum mira muncul senyum yg membuat defan candu.

"Sama-sama, kita akan wujudkannya bersama mir"

"Ya Tuhan, jangan bangun aku dulu, aku hanya ingin memilikinya kali ini walau hanya sebuah mimpi"-batin mira.

Hari mulai gelap, dan senja menjadi saksi bisu antara mira dan defan.

~Dream~
Aku akan selalu menjadi nyata buat kamu...