Berita tentang penyerangan keluarga Lee di daerah Mokpo menjadi viral diberbagai media. Sebagai salah satu keluarga terhormat di kota Seoul, kejadian itu menjadi perhatian pejabat pejabat yang turun temurun pernah bekerja sama dengan perusahaan Lee Group. Apalagi dengan kondisi ditemukannya Taeyong, Hana, dan Mark yang tak sadarkan diri disamping mobil yang bagian kaca belakang sebelah kanan pecah tak berbentuk. Namun yang paling banyak dibicarakan adalah si bungsu keluarga Lee yang tak ditemukan keberadaanya disekitar tempat kejadian. Polisi menduga anak bungsu keluarga Lee sengaja dibawa sebagai sandra untuk menghasilkan uang ataupun bentuk ancaman agar semua orang tak macam macam kepada komplotan mereka.
"Mereka tidak akan bisa menemukan keberadaanmu. Kau aman disini bersama Haraboeji." Tuan Lee tersenyum menatap tubuh Jisung yang terlelap dengan masker oksigen serta selang infus ditubuhnya dan perban yang menutup luka bekas pecahan kaca dibahu dan leher sebelah kanan. Walaupun sempat murka dengan keadaan cucunya yang pingsan dan berlumuran darah, setidaknya sekarang Jisung sudah baik baik saja dan aman disisinya.
Tuan Lee mematikan tv di kamar yang sudah disiapkan untuk Jisung di rumahnya yang berada di Hallasan. Bahkan anaknya Taeyong tak tau kalau ia memiki rumah selain di Seoul, Gangnam, dan Nowon.
"Maafkan Haraboeji menggunakan cara ini Jisungie. Jangan benci pada Haraboeji, ini semua demi kebaikanmu dan Ayahmu kelak." Diusapnya tangan Jisung yang ditancapi selang infus dengan lembut. Uisa bilang, luka dibahu dan lehernya tidak terlalu parah, hanya luka ringan. Namun yang menghawatirkan adalah kondisi jantung Jisung yang mulai menurun akhir akhir ini.
"Kau tenang saja. Haraboeji akan melakukan apapun untuk kesembuhanmu. Kita akan mematahkan vonis dokter dokter bodoh itu tentang umurmu, ne." Tangan tuan Lee beralih mengelus dada Jisung pelan. "Teruslah berdetak," Ucap tuan Lee sembari mengecup kening Jisung sebelum meninggalkan kamar Jisung.
'cleck!'
Baru saja tuan Lee menutup pintu kamar Jisung secara perlahan, tiba tiba terlihat anak buahnya berjalan secara terpogoh pogoh menghampirinya dengan wajah panik.
"Sangjangnim. Saya mendapat kabar dari Seoul bahwa polisi mendatangi rumah Sangjangnim disana. Rencananya mereka juga akan memeriksa rumah Sangjangnim yang berada di daerah Gangnam dan Nowon. Sepertinya keluarga tuan muda Jisung mulai mencurigai bahwa Sangjangnim yang menyembunyikan tuan muda Jisung." Lapor anak buah tuan Lee rinci. Tubuh tuan Lee sempat menegang beberapa saat namun tak lama kemudian tenang kembali.
"Aku sudah menebak bahwa Taeyong cukup pintar untuk hal itu. Tapi kita lihat, seberapa pintar mereka semua menemukanku dan Jisung disini." Ucap tuan Lee tersenyum licik.
"Awasi pergerakan mereka dan selalu beritahu aku jika ada perkembangan kabar. Dan perketat penjagaan!" Perintah tuan Lee tegas.
"Ne, Sangjangnim." Jawab anak buah itu sembari berlalu meninggalkan tuan Lee yang juga bergegas berlalu menuju ruang kerjanya yang terletak disebelah kamar Jisung.
***************
Keadaan disalah satu kantor polisi kota Seoul begitu sibuk dengan lalu lalang orang orang berseragam kebangsaan polisi Korea Selatan yang mengurus berbagai masalah kejahatan di Seoul.
Termasuk keluarga Lee yang duduk disalah satu kursi tunggu sembari menunggu kabar keberadaan sibungsu yang sampai sekarang masih buntu. Hana bahkan masih tetisak sejak kedatangan mereka kesini.
"Hana-ya, jangan seperti ini. Kita pasti bisa menemukan Jisung." Ucap Taeyong memastikan Hana yang terus menangis sejak sadar dirumah sakit semalam.
"Tapi Jisung pasti tengah ketakutan sekarang Taeyong-ah. Tubuhnya terluka, dan dia tidak bisa bernafas saat terakhir kali aku melihatnya. Kenapa mereka tega sekali menculik Jisungie? Dimana mereka sekarang?" Rancau Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
uljima, dongsaeng
FanfictionJisung hanya ingin hidup bahagia dengan eomma, appa, dan hyungnya. Hanya itu. Tapi kenapa orang lain menginginkan jalan terbaik untuknya namun membuatnya terluka. Bahkan ia sendiri yang membuat ia jauh dari keluarganya walaupun ia sendiri tak mau...