Satu minggu berlalu, Jisung telah melakukan operasinya dua hari pasca saran dari Haechan dibicarakan. Dan selama itu juga, belum ada sama sekali pergerakan atau tanda tanda Jisung akan bangun dalam waktu dekat ini. Haechan sendiri sudah membicarakan perihal Nara yang ingin melihat kondisi Jisung, Taeyong dan Hana pun dengan senang hati mempersilahkan jika memang istri uisa yang menangani Jisung itu ingin melihat Jisung. Rencananya Nara akan mengunjungi Jisung hari ini karna baru hari ini Haechan mempunyai waktu untuk menemani Nara menjenguk Jisung." Apa dia sudah bangun?" Tanya Nara saat tengah melewati lorong rumah sakit bersama Haechan.
" Belum. Aku berniat memeriksanya sekarang." Jawab Haechan. Namun, belum juga Haechan dan Nara tiba diruangan Jisung, mereka melihat segerombolan suster maupun uisa berlari cepat menuju ruang rawat Jisung.
" Ada apa?" Tanya Haechan pada salah satu suster yang ikut mendekat ke ruang rawat Jisung.
" Pasien bernama Jisung sudah siuman, uisa," ucap suster itu namun dengan raut wajah panik.
" Jinjja? Lalu bagaimana keadaannya?" Tanya Nara senang.
" Itu dia nyonya. Pasien mengamuk setelah bangun tadi. Bahkan ia tak mau didekati oleh keluarganya sendiri," jelas suster itu panik.
" who?" Haechan berucap kaget. Tanpa menghiraukan Nara dibelakangnya, Haechan segera berlari menuju ruangan Jisung diikuti Nara dan suster tadi dibelakangnya.
'BRAK!'
"Jisung!" Panggil Haechan begitu membuka pintu.
Semua orang menoleh kearah sumber suara. Terlihat Taeyong, Hana, Mark, dan para uisa tak berani mendekati tubuh Jisung yang terlihat kacau di pojok ruangan dengan nafas memburu dan juga terlihat seperti orang yang kebingungan.
" Haechan usia, tolong Jisungie," isak Hana yang berjongkok tepat di depan Jisung namun berusaha menjaga jarak.
Haechan tau ini pasti akan terjadi. Diagnosisnya yang menyatakan bahwa Jisung mengalami amnesia benar benar terjadi. Namun Haechan tidak tau bahwa efeknya akan sampai seperti ini.
Haechan dengan perlahan mendekati tubuh Jisung yang masih terisak keras dengan kepala yang ia tenggelamkan di kedua lututnya yang ia tekuk. Setelah merasa jaraknya cukup dekat, Haechan ikut bersimpuh dan berusaha memegang tangan Jisung.
" Jisungie..."
Haechan dapat merasakan tubuh Jisung semakin bergetar hebat saat tangannya berhasil meraih tubuhnya. Tangan yang dihiasi bercak darah akibat jarum infus yang dicabut paksa itu berkeringat dingin.
" hh...jangan...hh..men..dekat..hhh," lirih Jisung saat matanya menangkap tubuh Haechan dalam jarak dekat. Haechan baru menyadari bahwa tangan Jisung memegang pecahan vas bunga yang telah pecah menjadi beberapa bagian. Jisung menggunakan itu untuk mengancam orang orang yang berusaha mendekatinya. Mungkin karena itu tidak ada yang berani mendekati Jisung karna takut anak itu berbuat nekat.
" Gwenchana, kita semua disini buka orang jahat. Apa aku terlihat seperti orang jahat?" Tanya Haechan lembut. Jisung menggeleng. Namun saat Haechan berusaha mendekati tubuhnya lagi, Jisung kembali berusaha mundur.
Dibelakang tubuh Haechan, Hana ikut mendekat dan duduk disamping Haechan.
" Ini eomma, Jisungie, ini eomma." Tangan Hana mencoba memegang tubuh Jisung. Namun dengan cepat Jisung langsung menepisnya. Dan tanpa diduga oleh semua orang, tubuh Hana didorong dengan sekuat tenaga oleh Jisung hingga jatuh tersungkur kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
uljima, dongsaeng
FanfictionJisung hanya ingin hidup bahagia dengan eomma, appa, dan hyungnya. Hanya itu. Tapi kenapa orang lain menginginkan jalan terbaik untuknya namun membuatnya terluka. Bahkan ia sendiri yang membuat ia jauh dari keluarganya walaupun ia sendiri tak mau...