Keesokan harinya, Haechan, Nara, Taeyong, Hana, dan Mark sudah berkumpul di ruang rawat Jisung setelah semalam Nara mengabari Hana jika dirinya terpaksa membawa Jisung ke rumah sakit karena kondisi Jisung yang menurun. Beruntung, dokter mengatakan jika Jisung hanya mengalami serangan ringan dan sedikit demam malam itu, yang membuat mereka bisa bernafas lega.
Sekarang Jisung tengah berbaring dengan posisi setengah duduk di ranjang rumah sakit dengan selang oksigen dan infus yang menancap di punggung tangan kirinya. Saat ini hanya Hana dan Nara yang menjaga Jisung di ruang rawatnya karena Taeyong, Haechan, dan Mark sedang berada di kantin rumah sakit untuk sarapan.
" Kau harus makan yang banyak agar cepat sembuh," ucap Hana yang tengah menyuapi Jisung semangkuk bubur. Nara sendiri tengah berada di kamar mandi untuk membersihkan diri.
" Tapi rasanya pahit dan hambar, Eomma," keluh Jisung mulai merengek.
" Itu karena kau sedang sakit, makanya rasanya jadi aneh."
Nara tiba tiba muncul dari dalam kamar mandi dan sudah berganti pakaian. Kemudian Nara duduk di kaki ranjang rumah sakit dan menepuk kaki Jisung sayang.
" Eomma...... " Jisung tambah merengek. Hana dan Nara pun terkekeh pelan.
" Nara Eomma benar. Kau tau, Eomma sangat panik saat tau kau masuk rumah sakit kemarin malam. Padahal baru kemarin kau main ke rumah Eomma dan mencicipi bolu buatan Eomma, tapi lihat sekarang."
Jisung mengerucutkan bibirnya mendengar omongan Hana. Apalagi Hana sedikit mencubit pipinya karena gemas dengan tingkahnya yang kekanakan.
Sedangkan disatu sisi, Nara yang mendengar ucapan Hana pun sedikit kaget dan terdiam sesaat. Jisung tidak pernah bercerita bahwa dirinya pergi ke rumah Hana kemarin. Walaupun itu bukan suatu masalah, tapi Nara hanya merasa Jisung agak tidak terlalu terbuka kepadanya.
" Taeyong Appa, Haechan Appa, dan Mark hyung kemana?" Tanya Jisung sambil celingukan mencari ketiganya.
" Mereka sedang sarapan di kantin rumah sakit," jawab Hana kembali menyodorkan sesendok bubur ke mulut Jisung yang langsung diterima oleh Jisung tanpa penolakan seperti sebelumnya.
" Mau minum?"
" Ne."
Nara segera beranjak mengambil minum yang berada di atas nakas kemudian membantu Jisung untuk meminumnya dengan sedotan.
" Terima kasih Eomma," ucap Jisung yang hanya dibalas senyuman oleh Nara.
" Ah, Jisung sangat senang."
Hana dan Nara mengercit bingung mendengar ucapan Jisung yang tiba-tiba.
" Waeyo?"
" Karena aku punya dua Eomma. Apalagi Hana Eomma dan Nara Eomma sangat menyayangiku."
Kemudian Hana dan Nara saling pandang. Keduanya hanya terdiam tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Baik Nara maupun Hana bingung harus merespon perkataan Jisung bagaimana.
Hana merasa agak tidak terima saat Jisung menyebut Nara sebagai Eomma, apalagi Hana hanya dianggap seorang Eomma angkat bagi Jisung, padahal dia yang melahirkan Jisung dengan bertaruh hidup dan mati. Sedangkan perasaan Nara juga sama dengan apa yang Hana rasakan. Ia ingin egois dengan hanya mau yang dianggap oleh Jisung Eomma hanya dirinya. Bedanya disini Nara memang bukan siapa siapa bagi Jisung, dia hanya orang asing yang tak sengaja masuk kedalaman kehidupan Jisung.
'cleck!'
Di tengah suasana canggung antara Nara dan Hana, Haechan, Taeyong, dan Mark tiba-tiba masuk dengan diselingi suara obrolan yang membuat ketiga orang yang berada di dalam ruang rawat Jisung menoleh ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
uljima, dongsaeng
FanfictionJisung hanya ingin hidup bahagia dengan eomma, appa, dan hyungnya. Hanya itu. Tapi kenapa orang lain menginginkan jalan terbaik untuknya namun membuatnya terluka. Bahkan ia sendiri yang membuat ia jauh dari keluarganya walaupun ia sendiri tak mau...