Part 13

1.4K 164 23
                                    

Untuk kedua kalinya, Jisung kembali membuka matanya setelah tak sadarkan diri semalaman. Kali ini setelah berhasil menghilangkan kabut tipis yang membuat matanya buram, Jisung tak lagi memikirkan dimana ia sekarang. Sudah pasti di ruangan yang sama seperti kemarin dengan selang infus dan masker oksigen yang terpasang di tubuhnya.

"Jisungie,"

Panggilan lirih itu membuat Jisung menolehkan kepalanya ke arah samping. Terlihat Haraboejinya yang tengah menggenggam tangan kanannya yang terbebas dari selang infus lembut.

Jisung meneteskan air matanya saat bertatapan dengan mata sang Haraboeji. Seolah ingin mengatakan sesuatu namun tak mampu untuk melakukannya.

"Wae? Kenapa kau menangis, hm? Apa kau merasa sakit?" Tuan Lee menghapus bekas air mata Jisung yang mengalir.

"Apa kau ingin minum?" Tanya tuan Lee lagi. Jisung menjawab dengan sebuah anggukan lemah.

Tuan Lee membantu melepaskan masker oksigen Jisung dan mengangkat tubuh itu pelan lalu dengan sangat hati hati membantu Jisung minum dan kembali membaringkan tubuh ringkih cucunya.

"Haraboeji." Jisung memegang tangan tuan Lee lemah saat tuan Lee hendak memasang kembali masker oksigen yang tadi sempat dilepas.

"Ne."

"Aku tau ini bukan Haraboeji," ucap Jisung yang membuat tuan Lee mengercit bingung.

"Jisungie, apa maksudmu?" Tanya tuan Lee sembari kembali menaruh masker oksigen yang dipegangnya ke atas nakas.

"Haraboeji tak mungkin melakukan ini. Haraboeji Lee sangat menyayangiku, dia orang yang sangat baik. Ajussi, dimana Haraboeji Lee? Dimana Ajussi menyembunyikan Haraboeji Lee?" Jisung menarik narik ujung lengan baju milik tuan Lee. Tuan Lee yang kebingungan pun menghentikan tangan Jisung.

"Jisungie apa yang kau katakan? Ini Haraboeji," jelas tuan Lee berusaha menyadarkan Jisung yang berbicara seperti orang mengigau.

"Tapi Haraboeji tidak seperti Haraboeji yang ku kenal. Haraboeji sekarang terlihat sangat menakutkan."

Terenyuh. Tidak ada astu kakek pun di dunia ini yang mau dianggap menakutkan oleh cucunya sebdiri. Apa perlakuannya sekarang ini memang semenakutkan itu dimata Jisung?

"Haraboeji, aku ingin pulang. Aku tidak mau disini. Tempat ini sangat asing," mohon Jisung dengan suara lirih.

"Ada Haraboeji disini. Kau tidak sendirian dan tak akan merasa asing jika Haraboeji selalu disisimu. Kita akan hidup bahagia setelah ini, dan kau tidak akan merasakan sakit lagi nantinya. Haraboeji akan mengusahakan apapun untuk kesembuhanmu, ne."

Jisung menggeleng lemah dalam usapa tangan tuan Lee di rambutnya.

"Tapi aku ingin Appa, Eomma, dan Mark hyung. Aku takut jika tidak ada mereka."

"KENAPA HARUS EOMMA DAN HYUNGMU! APA MEREKA SUDAH MENCUCI OTAKMU? Jisungie dengarkan Haraboeji. Mark bukan anak kandung Appamu. Dia hanya anak dari seorang wanita miskin yang dibuang oleh suaminya. Dan Eommamu, dia hanya wanita jalang yang memanfaatkan kebaikan Appamu untuk hidup mewah. Dia tidak benar benar mencintai Appamu dan juga kau," jelas tuan tersulut emosi.

"Haraboeji membawa kesini itu karna Haraboeji menyayangimu dan Appamu. Haraboeji tidak mau mereka mengambil aset keluarga Lee lalu pergi mencampakanmu dan Appamu begitu saja. Haraboeji tidak mau kau hidup menderita."

"Tidak mungkin! Eomma dan Mark hyung tidak mungkin melakukan itu. Haraboeji bohong, Haraboeji bohong!" Teriak Jisung menyangkal semua perkataan tuan Lee.

"Mark hyung, " gumam Jisung sambil terisak lirih.

" Terserah kau mau percaya pada Haraboeji atau tidak. Tapi Haraboeji tidak akan mengembalikan mu kepada keluargamu. Maafkan Haraboeji jisungi, tapi ini demi kebaikanmu."

uljima, dongsaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang