Jangan pikirkan apapun
Jangan bicara
Tolong tersenyumlah padakuAku masih tak bisa mempercayainya
Semuanya terasa seperti mimpi
Jangan coba untuk menghilangApa ini benar? Apa ini benar?
Dirimu, dirimu
Sangat cantik, sangat mengerikan
Tidak benar, tidak benar
Kau kau kau. (Butterfly)"Jimin-ah..."
"Hyung....kau? Kembali?"
Dia.. Dia berada di hadapanku sekarang? Bisakah aku memeluknya seperti dulu? Setelah semua yang kulakukan padanya. (Batin namjoon)
Dengan dada bergetar nampak senyum manis dengan lesung pipi yang khas dan sungguh itu membuatnya semakin tampan.
"Jim... Hah..lama tidak berjumpa" namjoon mendongakkan matanya menatap tajam manik Jimin
Dunia berputar ke dua tahun yang lalu...
"I-iya Joon hyung"
"Aku akan ke London"
"Mwo???" Jimin membolakan mata dan hampir saja meneteskan butiran air dari matanya, menahan dan berusaha menepis airmatanya. "Hyung... Kau benar-benar pergi?" tanya Jimin menyakinkan.
"Nde... " Namjoon memegan kedua bahu Jimin dan memeluknya.
Suasana sungai Han yang sepi pada malam hari, membuat suasana semakin pilu bagi Jimin.
"Hyung...jangan pergi" tiba-tiba Jimin terisak.
"Tidak bisa Jim..., mianhae" dengan segera Namjoon melepas pelukannya dan pergi meninggalkan Jimin, SENDIRI!! iya, Jimin sendiri di sana.
Menangis tersedu, menyesali perbuatannya."Harusnya aku tidak bilang...hiks hiks,siall... Hah.." dengan kasar Jimin mengusap airmatanya.
Dari kejauhan Namjoon berbalik melihat Jimin yang menyedihkan, tapi dia tetap pergi meninggalkannya.Seminggu yang lalu, Jimin menyatakan cintanya pada Namjoon, tentu saja Namjoon terkejut karena baginya Jimin hanya adik dari temannya, tidak lebih, bukan menolak juga bukan menerimanya, tapi perlakuan Jimin setelah itu terlalu protektif padanya, sehingga Namjoon memutuskan untuk pergi ke London, menghindari Jimin tujuan utamanya dan berkuliah disana kemudian. Setelah itu tak ada lagi kabar dari Namjoon untuk Jimin dan membuat Jimin terpuruk sesaat sampai dia mendapat kesibukan dengan membuka kafe.
"Jim...kau tak apa-apa?" Namjoon menyadarkan Jimin dari lamunan masalalunya.
"Aah... Iya,aku tak a-apa-apa" suara tergagap dan bergetar.
"Bisakah aku memesan sesuatu?"
"Tentu... Namjoon hyung"
"Americano " dengan penuh ketenangan namjoon menunjukkan senyumannya.
Jimin bergegas menuju dapur, membuka keran air dan menangis, ini menyakitkan untuknya, seseorang yang dulu pergi tiba-tiba dan sekarang datang tiba-tiba juga.
"Min-ah... Kau kenapa"
Secepat kilat Jimin mengusap airmatanya "gwenchanha hyung... Temanmu disini"
"Siapa? Siapa yang kau maksud?"
"Na-Namjoon hyung..."
"Benarkah? Dia disini? Kau yakin itu dia? Dia bilang pada ku akan pulang minggu depan...hah..." Hoseok menggelengkan kepalanya tampak bingung, tapi berjalan keluar ingin menghampiri temannya yang menghilang 2 tahun yang lalu itu (*menghilang maksudnya pergi tanpa pamit)
Sedangkan Jimin... Dia sedang sibuk menata hati dan pikirannya.
Sakit ya tentu saja hatinya sakit, tapi... Kenapa dengan hatinya masih ada cinta....
Kring... Kring...
"Yeoboseo... Jungkook-ssi"
"Aku merindukanmu..."
"Apa-apaan kau ini... Ini belum ada sehari"
"Jimin... Aku ingin melihatmu, bolehkan aku menggangumu sekarang..."
"Yak...kau ini, kerja sana...jangan kesini" deg deg deg.
"Baiklah...tapi nanti aku akan menjemputmu"
"Emm...."
Dengan perasaan campur aduk Jimin meremas ponsel digengamannya, Sekarang ia milik Jungkook. "Jangan biarkan dia dalam hati dan pikiranku... Hanya Jungkook...hanya Jungkook..."
To be continueeee.....
💜💜💜💜 maaf cuma dikit, maaf juga baru up lagi, makasih yang udah baca, dan maaf kalo banya typoo
Army... Borahae....
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat [KOOKMIN] END√
FanfictionSilahkan baca saja, ini kisah cinta Jeon Jungkook dan Park Jimin yang paling aku sayangi .... mengandung unsur 18+++ plis cari bacaan sesuai umur, Gumawo