"Aku hanya ingin menjadi yang pertama dalam hidupmu, karena aku tahu menjadi yang kedua tentu tidak mengenakkan."
"Jadi permintaan gue yang pertama yang harus Lo turutin adalah.........." ucapanku terpotong saat laki-laki itu bertanya tak sabaran."Naon atuh, Neng????"
Aku memutar bola mataku malas karena kesal dengan sikap dirinya.
"Makanya sabar!!! Ucapku emosi. Dia menganggukkan kepalanya mengerti dengan perkataanku barusan.
" jadi untuk yang pertama, LO HARUS GENDONG GUE KE TEMPAT YANG PALING INDAH DISINI!!!!!!" ucapku keras sengaja menekankan setiap kata.
Ku lihat bola matanya membesar melebihi kadar sadarnya, alis yang tadinya menunduk tiba-tiba terangkat tinggi saking keterkejutannya atas permintaanku barusan.
"Neng, teh teu salah??? Nitah abi gendong neng Aurel??" tanyanya tidak yakin seolah-olah aku bercanda dengannya.
"Nggak. Gue gak salah, gue gak bercanda, gue gak bohong, gue gak main-main, gue gak nyiksa lo, gue gak manfa'atin lo" ucapku sengaja berturut-turut.
"Nya terus, Neng. Nu benerna??"
"Gue maunya ngerjain LO!!!!!
" Tapi, Neng??"
Aku mengarahkan jari telunjukku pada laki-laki itu, "Udah. Gue gak mau denger penolakan lo. Okay!!!"
Ku lihat dia menghembuskan napasnya kasar, sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Aku melengkungan bibirku ke atas, bahagia dengan kebersediaannya barusan.
"Ok, jadi lo mau ngajakin gue kemana???? " tanyaku tak sabaran.
"Aya Wehhhhhh" ucapnya sengaja memancing emosiku.
Sontak aku membulatkan mataku dan terburu-buru melepas sendal ke sayanganku untuk dilemparkan ke arahnya.
"Eitttssss teu kena teu kena" aku mendengus kesal melihat laki-laki itu terlebih dahulu lari dari pandanganku.
"AUVAN...... POKOKNYA LO HARUS GENDONG GUEEE!!!!!!"
......
"Aduh, Neng..... Ni berat gening Neng Aurel teh!!!!"
"Udah dehh, lo gak usah berkeluh kesah kayak gitu. Eneghhh tahu gue liwat wajahlo gitu!!" ucapku tak memperdulikannya.
"Neng, beneran deh iyeumah. Ternyata Neng Aurel teh lebih berat ti nyuhun beras sakarungnya" ucapnya terlalu jujur.
Sontak aku membulatkan mataku tak terima dengan pernyataannya barusan.
"Enak aja. Gue ini model tahu!!!" ucapku di sela-sela telingannya.
"Jhahahha, Neng Aurel mah kebanyan mimpi" ucapnya meledek.
Karena kesal, aku memukul pundaknya kencang dan sesekali menjewer ke dua telingannya.
Bughhh bughhh
"Aduhhh.... aduhhhh... ampun Neng.... Ampuunnnn...!" ucapnya memohon.
Aku tak menghiraukan permintaannya memohonnya itu, yang aku pikirkan sekarang hanyalah membalas semua kekesalanku padanya. Enak saja dia ngatain aku sembarangan. Masih siang belum juga malam, tapi malah nuduh aku kebanyakan mimpi.
"Entos atuh, Neng... Nyeri yeuhhh!!!!!!"
"Gak peduli!!!!"
"Neng!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun Flowers with You
Teen FictionAurellia Sakha Queenara. Gadis penikmat pancaran cahaya ke bahagiaan bagi hidupnya yang sebentar lagi akan ditinggalkannya untuk selama-lamanya. Hanya dengan sebuah bunga Mataharilah dia menyempurnakan hidupnya di tengah melawan rasa sakit yang tia...