Jika mengatakan Zaky adalah anak Lily. Maka tidak sulit untuk menebak siapa suami Lily. Si brengsek yang pergi meninggalkan adik kesayangannya.
Aran!
Dunia begitu sempit.
Heran kenapa Lily sangat melindungi identitas suaminya selama ini.
---
Lily dalam perjalanan ke markas TNI AL. Dimana Aran dan Zaky tinggal.
Lily gugup. Diraihnya kalung yang selalu ia pakai. Kalung dengan bandul dua cincin.
Cincin pernikahannya dengan Aran.
---
Flash back on.
Lily berjalan seperti biasa. Di hutan.
Hari itu hujan baru saja berhenti. Tanah digenangi air. Udara basah. Bebatuan menjadi licin.
Karena tidak beruntung hari itu. Lily terpeleset. Sialnya dia berada di atas bukit yang cukup curam.
"Nona!..."
Bayangan hitam datang begitu cepat. Sayang sekali, meskipun Lily bisa diraih, tapi daratan itu curam. Mereka jatuh terguling.
Lily hanya tahu. Bahwa bayangan hitam yang datang, mendekapnya erat. Memeluknya. Menjadi tameng bebatuan.
Sampai di dasar. Suara hantaman keras.
Lily tidak merasakan sakit.
Seseorang berkaos hitam. Terbaring. Kedua mata tertutup.
Lily memeriksa. Menggoyang. Tapi tidak bangun juga.
Ketika genangan darah terlihat. Lily memeriksa kepala orang itu.
Batu berlumuran darah.
Orang itu terluka. Di kepala.
---
Lily mendapat bantuan dari beberapa penduduk sekitar.
Ini adalah kampung halamannya. Tempat dimana ia tinggal.
Meski tidak bisa bicara. Lebih suka mengurung diri. Penduduk sekitar sangat menyayangi Lily, seolah Lily adalah anak mereka.
Lily menjaganya sepanjang malam.
Luka di kepala tidak besar. Hanya gagar otak ringan. Malam itu orang itu demam tinggi. Lily tidak berani meninggalkannya.
Dua hari kemudian. Orang itu bangun.
Aran namanya. Lily hanya tahu itu.
Aran bangun. Penglihatannya sedikit kabur. Perutnya mual. Tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Tertidur lagi, dan bangun keesokan harinya.
---
Seminggu lebih, Aran tinggal di desa itu.
Untuk pertama kalinya, ia mengambil cuti. Dia sedang jalan di sebuah desa yang indah. Kakinya berjalan ke sebuah bukit. Berniat melihat pemandangan keseluruhan desa.
Melihat seseorang tergelincir dan akan jatuh. Tanpa banyak pikir dia melompat. Hasilnya, dia terluka tentu saja. Beruntung dia masih ingat siapa dirinya.
Gadis itu. Hal indah yang ia temui.
Rumah yang ia tempati hanya berisi gadis itu, dan seorang pelayan yang datang untuk bersih-bersih dan masak.
Sejauh ia tinggal di sana. Aran tidak pernah mendengar suara gadis cantik itu. Yang kemudian Arah tahu dari penduduk sekitar, bahwa Lily tidak bisa bicara.
---
Aran berdiri diam menatap Lily. Bagaimana bisa ada manusia seindah ini? Sungguh Aran tidak bisa menguasai dirinya sendiri. Tidak sadar sampai bibirnya berucap kalimat luar biasa.
"Menikahlah denganku?"
Lily mengangguk. Saat itu Aran tersadar.
Yang gila siapa sebenarnya?
---
Lily mengangguk. Ajakan menikah dari Aran mungkin terdengar gila. Tapi ketika melihat kedua mata Aran. Mata hitam itu meyakinkan Lily. Seolah menjanjikan kedamaian, perlindungan. Yang terpenting adalah Lily tidak merasa takut dengan Aran.
---
Mereka akhirnya menikah. Disaksikan penduduk sekitar. Dan Jendral Ali.
Aran tidak memberitahu siappun selain mereka. Bahkan saudara kembar Ara, tidak ia beritahu.
Hari demi hari mereka lewati dengan damai. Aran bahagia tentu saja. Gadis yang pertama kali ia lihat tidak memiliki jiwa, kini akan selalu ada senyum di bibir merahnya.
"Lily...." panggil Aran.
Gadis yang sedang menatap langit senja, menoleh.
"Suatu hari. Jika aku tiba-tiba pergi. Jangan menungguku. Aku sudah bercerita banyak tentang identitasku. Maaf.... Maaf karena aku egois. Aku mencintaimu, Lily."
Aran meraihnya dalam pelukan.
"Jika kita bertemu lagi. Tunggu aku yang menyapamu."
Lily mengangguk. Setiap kata dari Aran, ia ingat dengan baik.
Hari itu adalah terakhir kali mereka bersama.
Keesokan harinya. Aran pergi. Tidak pernah kembali.
Flasback off.
---
Lily menghela nafas. Kenangan itu selalu terlintas dalam pikirannya. Sering menghantui mimpinya.
Hari itu, ketika Aran pergi. Lily berniat memberitahu Aran bahwa ia hamil. Sayangnya Aran tidak kembali.