17

371 21 1
                                    

Aran mengetuk pintu ruangan Jendral Ali.

"Masuk."

Aran berdiri melihat Jendral Ali. Ada kesuraman di wajah yang biasanya tersenyum hangat.

"Duduk."

Aran menatap heran ketika Jendral Ali menyodorkan sebuah foto usang.

Diraihnya foto itu.

Mata Aran menyipit. Kini tatapannya beralih ke Jendral Ali.

"Apa maksud anda, Jendral?"

"Sudah jelas. Kau mencari siapa ibu Zaky 'kan?"

Foto itu. Aran memakai jas formal. Dan seorang wanita cantik bergaun putih. Itu Lily.

"Apa maksud semua ini?"

"Kau melupakan hidupmu di tahun itu. Kau menganggap semua yang terjadi tidaklah penting. Karena itu, aku tidak memberitahumu. Tapi, keputusanku berubah. Istrimu datang, aku tidak ingin kau mengacuhkannya."

"Apa yang terjadi di tahun itu?"

"Kau sedang berlibur di swiss. Tapi pada akhirnya kau menghubungiku. Mengatakan kau ingin menikah. Waktu itu aku ada di swiss juga."

---

Aran menatap jauh. Di sana terlihat Zaky tertawa senang. Memeluk seorang wanita cantik.

"Lily.... Kau kah istriku?" lirihnya.

Penjelasan dari Jendral Ali cukup memberi Aran gambaran singkat. Jadi tahun itu telah terjadi banyak hal. Sesuatu yang sangat penting hilang dari ingatan Aran.

Langkah kaki Aran terus mendekat.

"Ayah...." Zaky melihat ayahnya mendekat. Ia berlari menghampiri.

Aran mengangkat Zaky. Menggendongnya.

"Aku punya Bunda, Yah...." Zaky menunjuk Lily.

Beberapa waktu lalu. Lily dan Shin datang menemui Zaky. Mereka menjelaskan dengan sabar. Sampai akhirnya Zaky mengerti. Lily adalah Bundanya. Sesimpel itu.

"Hm... Zaky masuk ke rumah ya, Ayah ingin bicara dengan B-Bunda kamu."

Zaky menurut.

Susana seketika canggung.

"Apa.... Apa kau istriku?"

Lily mengangguk.

Aran menghela nafas. "Aku tidak bisa mengingatmu. Sungguh maaf."

Lily menggeleng. Aran tidak perlu minta maaf. Lily tahu pasti ada sesuatu ketika pertama kali mereka bertemu lagi. Ketika Aran tidak mengatakan apa pun. Lily sangat mengerti.

---

Hari berikutnya.

Aran menghabiskan waktu untuk latihan. Ia tidak ingin melihat kebersamaan Zaky dan Lily.

Semuanya terasa aneh bagi Aran.

"Kapten..."

"Hm."

"Kita latihan apa lagi?"

"Berenang. Beban sepuluh kilo." ucap Aran final.

Ketiga bawahannya menelan ludah. Setelah rentetan latihan seharian ini. Kapten mereka masih ingin 'membunuh' mereka?

---

Markas FBI.

Sesuatu terjadi dalam beberapa detik. Sistem mengalami kendala. Seseorang telah membobol pertahanan.

"Kunci koordinat."

Mereka bergerak cepat. Hampir kehilangan. Tapi mereka berhasil.

"Indonesia."

"Lagi?!"

"Ya, dan orang yang sama."

"Negara ini sudah lama menjaga perdamaian. Lalu masalah apa hingga mereka menyentuh FBI?"

"Meskipun peretas ini terlihat amatir. Tapi orang ini sangat potensial. Dalam benerapa tahun kemudian, orang ini pasti akan menjadi sangat merepotkan."

"Apa kau tahu siapa dia?"

"Huh... Dia bayi serigala imut. Yang akan tumbuh menjadi serigala ganas."

---

Zaky memainkan tabletnya. Rangkaian rumit penuh kode memusingkan. Mata kecilnya menatap penuh minat.

Begitu mendengar langkah kaki mendekat. Zaky segera merubah layar menjadi sebuah permainan kekanakan.

Orang tidak akan bisa mengira. Bayi polos nan imut ini sangat suka membobol pertahanan melalui jaringan internat. Seorang peretas alami.

"Bunda...." wajah polosnya begitu senang melihat Lily duduk di depannya dengan segelas susu.

"Oke aku akan minum susu. Bunda temani aku tidur ya?"

Lily mengangguk. Diusapnya kepala mungil Zaky.

---

Aran menggerutu kesal. Baru saja dia mendapat teguran dari atasan.

Jangan membuat masalah dengan FBI!

Peringatan itu.

Hanya ada satu orang peretas ahli. Dia Zero, anak buahnya.

Setelah menkonfirmasi bahwa bukan Zero pelakunya. Hanya ada satu tersangka.

Zaky!

Aran tahu anaknya itu istimewa. Dia punya kapasitas otak luar biasa. Mampu menampung informasi dalam waktu singkat. Sering sekali membuat Aran pusing.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka.

Semua amarah yang ingin terlontar. Terhenti seketika.

Pemandangan di depannya sungguh mengharukan.

Zaky tertidur dalam pelukan Lily. Begitu tenang dan damai.

Aran terpaku. Betapa ia sadar selama ini selalu meninggalkan Zaky sendirian.

DENJAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang