Happy reading💕
.
.
Langit masih mendung walau jam sudah menunjukan pukul 6.45 WIB. Hujan yang turun dari subuh tadi belum juga ada tanda-tanda akan berhenti. Seorang gadis cantik, rambutnya tergerai sebahu, berkulit putih dan badannya yang mungil berseragam putih abu-abu duduk di kursi depan rumah dengan gelisah menunggu seseorang yang belum datang."Belum berangkat dek?" tanya sang Bunda yang berdiri di ambang pintu.
Gadis itu menoleh dengan wajah yang terlihat lesu "belum Bun, kok lama banget ya, padahal udah jam segini , apa terjadi sesuatu ya Bun?".
Bunda menghampirinya"isshh,, jangan mikir yang aneh-aneh ah, mungkin karna hujan terus jalannya jadi macet, tunggu aja bentar lagi juga dateng".
Dengan wajah yang melas gadis itu hanya menggangguk pasrah.
Tidak berselang lama ada mobil berhenti di depan gerbang.
Tiinn..Tinnn...
Gadis itu berdiri sambil mengambil payung yang ada di samping nya "Berangkat dulu ya Nun, assalamualaikum" mencium tangan sang bunda lalu berlari keluar sambil membuka payungnya
"waalaikumsalam, hati-hati sayang".
Di mobil
"huftt,, lama banget sih, aku nunggu udah dari jam 6.15, hari ini aku tuh jadwal piket jadi harus berangkat pagi, tapi kamu datengnya siang banget mana hujan lagi terus nan-"
ucapan gadis itu terhenti saat ada jari yang menempel di bibirnya.
"ssuuutt... sebelumnya aku minta maaf, tadi ban mobilku bocor jadi harus ke bengkel dulu, jangan ngomel-ngomel dulu, kita udah telat"
Refan menjelaskan dengan sabar, Refan sudah terbiasa dengan kecerewetan gadis yang ada didepannya ini, dan dia juga suka itu, tapi ini bukan waktu yang tepat untuk mendengarkan ocehan yang merdu itu.
"yaudah iya-iya, ayo berangkat".
Refan tersenyum dan mengangguk, lalu mobilnya berjalan berangkat ke sekolah.
Tasya Fransiska, itulah nama gadis itu kalau kalian ingin tau. Dan cowo yang sekarang mengemudi itu adalah pacarnya, Refan.
Mereka sudah berpacaran kurang lebih sekitar 8 bulan. Dan seperti pasangan pada biasanya, mereka juga sering berdebat akan hal-hal kecil.
Tasya yang manja dan cerewet membuat Refan harus mempunyai kesabaran tingkat dewa. Refan sudah melatih kesabarannya dari mulai berpacaran dengan Tasya. Dan mungkin sekarang sudah hampir tingkat teratas, karna selalu diuji oleh Tasya setiap harinya.
Tasya yang tadinya menikmati pemandangan dibalik kaca, kini mengalihkan pandangannya kepada Refan. Ditatapnya lekat-lekat wajah tampan pacarnya itu.
Refan yang merasa diperhatikan, menoleh ke Tasya. Dan ternyata Tasya sedang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Kamu kenapa natap Aku kaya gitu?"
Tanya Refan yang masih fokus mengemudi.
"kayanya Aku udah ga bisa jadi pacar Kamu lagi!"
Ciiiitttt
Refan menginjak rem secara mendadak, membuat penumpang dimobil itu terpantul kedepan.
"Refaaannnnn,, gimana sih Kamu? Bahaya Tau!!!"
Refan menoleh ke Tasya dengan wajah terkejutnya, "maksut Kamu apa?"
"Kamu udah bosen sama Aku?"
"Kamu udah suka sama Cowo lain?"
"Kamu udah ngga sayang sama Aku?"
Sederet pertanyaan dilontarkan Refan, kini kepanikan terlihat jelas diwajah Refan.
Tasya hanya menggeleng.
"Terus kenapa Tasya? Ngomong dong!"
"Aku ngga bisa lagi pacaran sama Kamu, karna Aku mau Kita langsung nikah aja. Aku takut Kamu diambil orang!"
Refan mengusap wajahnya, jantungnya tadi sudah mau lepas dari tempatnya. Kali ini Refan tidak mengerti dengan jalan pikirnya pacarnya ini, ujian macam apa lagi ini Tuhan?
Refan menarik dalam-dalam nafasnya, dan dihembuskan secara perlahan. Refan kembali menginjak gasnya, dan melanjutkan mengemudinya. Tidak mempedulikan Tasya yang masih menatapnya.
Refan masih syok dengan kejadian beberapa saat yang lalu, dikiranya Tasya akan pergi meninggalkannya. Entah apa jadinya Dia kalau itu benar terjadi. Dan sekarang Dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.
"gimana menurut Kamu? Setujukan sama pendapat Aku? Kita perlu minta restu dulu ngga sih?"
"atau hari ini kita ngga usah sekolah aja ya? Kita langsung ke KUA yuk!"
.
.
.
.
.
Cerita pertama. Maaf kalo ada salah salah kata😁
Untuk pembukaan segini dulu ya😉
💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kala Hujan
RandomSeoarang gadis yang selalu ceria, mebuat orang yang didekatnya tertular oleh kebahagiaan nya. Tanpa orang tau di balik senyumannya yang manis dan sikap yang selalu menghibur orang ada kepedihan yang selalu membuatnya menangis saat dia sendirian. Huj...