Happy reading 🎉
.
.
Sesampainya di rumah, gue langsung masuk kamar terus mandi karna badan gue udah basah karna kehujanan.Setelah mandi gue langsung rebahan di kasur, gue ngerasa badan gue jadi panas dan kepala gue sedikit pusing. Gue ngambil hp di tas, dan setelah gue cek, ternyata ga ada 1 notif pun dari Refan.
Mungkin Refan masih sibuk,
pikir gue, gue masih berusaha tetep positif thinking, karna gue masih nunggu penjelasan dari Refan. Gue masih kepikiran sama kejadian tadi, sampai sampai rasa kantuk datang, dan semua berubah menjadi gelap.
Tasya Pov End
Tok.. Tokk. Tok..
Tidak ada sahutan, Bunda pun langsung membuka pintu kamar Tasya.
"Dek, ayo kita makan du-.."
Sudah tidur ternyata
Ucap bunda dalam hati yang tengah berada di ambang pintu kamar Tasya. Bunda tidak tega membangunkan Tasya yang terlihat sangat kelelahan ditidurnya. Bunda pun menutup kembali pintu dengan pelan agar tidak mengganggu tidur Tasya.
🌟
Pagi hari
"Adek belum bangun Bun?"
Tino yang baru duduk di sofa di ruang keluarga bertanya kepada Bunda, karna sekarang sudah menunjukan pukul 8. Hari ini minggu jadi Tasya tidak sekolah.
"belum deh kayak nya Bang, coba Bunda liat dulu",
"biar Abang aja yang liat Bun!" ucap Tino langsung berdiri dan berjalan menuju kamar Tasya.
Tokk.. Tokk.. Tokk..
"Dek, udah bangun apa belum?", tidak ada sahutan.
Tokk.. Tokk.. Tokk..
"Dek?, cepet bangun!!!"
Dor.. Dorr.. Dorr..
Karena merasa khawatir Tino menggedor pintu cukup keras. Kesabaran Tino sudah habis, dia langsung membuka pintu kamar Tasya yang ternyata tidak dikunci.
Cklek
Tino berjalan dengan pelan mendekati tempat tidur Tasya. Terlihat Tasya yang masih memejamkan mata.
"Dek, ssttt," Tino yang awal nya ingin membangunkan Tasya dengan menepuk pelan pipi Tasya, malah dikejutkan dengan badan Tasya yang sangat panas.
"Ya ampun dek, badan kamu panas banget!!, Dek bangun, hey!!" Tino merasa sangat panik,
"engghh, Bang Tino?"
Tasya mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menyilaukan.
"Dek?, badan kamu panas banget, kita ke rumah sakit ya?" tawar Tino pada Tasya.
"nggak usah Bang, Tasya ga papa kog!" ucap Tasya berpura pura sok tegar, padahal yahhh..
"apa nya yang ga papa?, badan kamu tu panas, wajah kamu juga pucet banget!, bentar ya Abang panggilin Bunda sama Ayah dulu!" Tino langsung keluar kamar Tasya dan mencari Bunda dan Ayahnya.
"ya ampun Tasya, mana yang sakit dek?, ngomong sama Bunda, Ayah cepet siapin mobil, kita kerumah sakit sekarang!!!" Bunda terlihat lebih panik lagi.
"Tasya ga papa Bun, Bunda tenang aja ya!, Tasya ga mau kerumah sakit!" rengek Tasya pada Bunda.
"tapi dek kam-..."
"udah lah Bun, jangan dipaksain Tasya nya, kalau ga mau kerumah sakit, kita panggil dokternya kesini!" usul Ayah.
"Ayah telfon dulu dokternya!" setelah itu, Ayah langsung keluar dari kamar Tasya dan menelfon Dokter.
🌟
"udah dong Bun, ini tu ga ada rasanya!!"
rengek Tasya karna dipaksa memakan bubur. Setelah diperiksa dokter tadi, ternyata Tasya hanya demam karna kemarin habis kehujanan, dan Tasya harus istirahat supaya lekas sembuh.
"satu suapan lagi ya, Aaaa.."
"Bunda ih kalo dibilangin, Tasya tu ga selera makan, apalagi ni bubur ga ada rasa nya sama sekali, malah pengen muntah kalau terus dipaksain!!!"
Bunda menghela nafas panjang, "yaudah, kalau gitu kamu minum dulu obat nya, terus istirahat!" ucap Bunda sambil menyodorkan air dan obat Tasya.
"harus banget ya bun??, obat nya pasti pait banget kan bun?, Tasya ga suka Bunda!, Tasya mau nya yang manis manis!!, Tasya mau es krim 5, eh ga deng, satu baskom sekalian biar kenyang!!"
Tasya memperlihatkan cengirannya.
"kamu ni aneh aneh aja, orang sakit kok mau makan es krim, BIG NO!!, sekarang kamu minum ni obat kalo ga mau minum, Bunda sita hp kamu!!"
Bunda sudah jengkel dengan Tasya yang susahnya minta ampun kalo disuruh minum obat.
Tasya menerimanya dengan terpaksa dan langsung meminumnya, Tasya bergidik kala lidahnya merasakan paitnya obat. Udah cukup, Tasya kapok sakit, Tasya ga mau minum obat yang rasanya pait dan susah ilang kaya kenangan mantan😁.
"anak pinter, sekarang kamu tidur ya!!" Bunda membantu Tasya berbaring dan menaikan selimut sampai dada.
Tasya mengangguk mengerti, karna Tasya sudah merasa mengantuk, efek obat itu bekerja dengan cepat.
🌟
Sekarang pukul 3 sore, Refan berdiri didepan pintu rumah Tasya.
Tokk.. Tokk.. Tokk...
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam, eh nak Refan" Bunda membuka pintu.
"iya tante" Refan dengan sopan mencium tangan Bunda Tasya.
"nyari Tasya ya?, ayo masuk nak, Tasya nya sakit, kamu langsung masuk ke kamarnya aja ya!, tante lagi masak, maaf ga bisa nganterin" setelah itu Bunda kembali ke dapur.
"sakit?" batin Refan bertanya tanya.
Refan langsung menaiki tangga menuju lantai atas.
Ceklek
Refan membuka pintu kamar Tasya dengan hati hati. Refan mengedarkan pandangannya ke kamar bernuansa pink dan hitam itu, Dilihat nya Tasya yang tengah tidur, Refan berjalan menuju ranjang Tasya. Refan duduk di pinggiran ranjang Tasya. Menatap lekat lekat wajah Tasya yang terlihat pucat. Rasa bersalah menyeruak disaat teringat kemarin tidak menyempatkan waktu untuk mengabari kekasihnya ini.
"maafin aku sayang, semua ini salah ku. Pacar macam apa yang ga tau kalo pacarnya sendiri lagi sakit" Refan menggenggam tangan Tasya dan menunduk menatap lantai.
"Aku memang bodoh sya, kamu boleh marah sama aku, ak-..." ucapan Refan terhenti saat Tasya bangun.
"Fan??"
"kamu disini?" tanya Tasya lemah.
Refan tersenyum, lalu membantu Tasya untuk duduk.
"sejak kapan?" tanya Tasya lagi.
"ga lama kog, baru dateng!, kamu sakit apa hm?"
"kata dokter cuma demam kog, bentar lagi juga sembuh!" seulas senyum dari Tasya yang sangat manis, membuat Refan semakin merasa bersalah.
"kemarin kamu pulang kehujanan ya?, maaf ya ga bisa nganterin pulang, kemarin aku sibuk banget!!" ucap Refan sambil mengelus rambut Tasya dengan pelan.
"Sibuk sama cewek lain maksutnya!! " batin Tasya.
"iya gpp kog!!" Tasya memaksakan senyumnya.
Setelah itu mereka mengobrol sampai malam. Apa yang mereka omongkan? Hanya mereka dan tuhan yang tau, author pun juga tak tau😅
.
.
.
.
.
TBC💞

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kala Hujan
LosoweSeoarang gadis yang selalu ceria, mebuat orang yang didekatnya tertular oleh kebahagiaan nya. Tanpa orang tau di balik senyumannya yang manis dan sikap yang selalu menghibur orang ada kepedihan yang selalu membuatnya menangis saat dia sendirian. Huj...