"ya allah, susah bener mau tidur" gidik Tasya.
Langsung saja Tasya mengambil Hpnya di meja. Tapi bukan sebuah pesan seperti tadi yang Ia dapat, Melainkan telvon.
"Ayah? "
Setelah membaca nama yang tertera di layar, tanpa berpikir panjang Tasya langsung menekan tombol hijau.
"Assalamaualaikum Ayah?"
"Waalaikumsalam"
'suara ini'
~~~~~~~~~~~~
'ini bukan suara Ayah'
"Hallo?"
"masih ada orang kah disana?"
"eh? Iya-iya. Maaf ini siapa ya? "
"apa benar ini keluarga dari yang punya Hp ini? "
"I.. Iya saya anaknya"
"mm,, begini mbak, Ayahnya mbak mengalami kecelakaan..."
Deg
".. dan sekarang sudah dibawa ke RS pondok indah, mbak---"
Tasya sudah tidak bisa mendengar apa-apa lagi, kepalanya terasa pening, lidahnya terasa kelu. Tangannya bergetar, dadanya mulai naik turun. Sebisa mungkin Tasya menahan air matanya.
'Ayah pasti baik-baik aja'
Itulah yang coba diyakinkan Tasya pada dirinya sendiri.
"hallo? , mbak? Masih mendengar suara saya? "
"ehh, i.. Iya"
~~~~~~
Disini lah Tasya sekarang, Di depan ruang UGD bersama sang Bunda yang sedang menangis. Tasya memeluk Bundanya, mencoba memenengkan walaupun dirinya sendiri sangat kacau. Dia harus terlihat tegar dihadapan Bundanya, siapa yang akan menenangkan Bundanya kalau Dia juga menangis.
"Bundaa,, udah dong nangisnya. Ayah pasti baik-baik aja, Ayah orangnya kuat kan? "
"..."
Tidak ada sahutan dari Bundanya, hanya isak tangis yang terdengar. Tasya menghela pelan, Dia melihat HPnya, ingin sekali mengabari Refan, tapi Dia takut mengganggu pacarnya itu. Ini sudah sangat larut malam, pasti Refan sudah tidur.
"Ka... Kamu sudah menelvon A.. Abang kamu? "
"eh? Udah kok Bun, mungkin masih diperjalanan. Bentar lagi pasti nyampek kok"
Risma hanya mengangguk lemah, Dia sangat terpukul mendengar bahwa suaminya mengalami kecelakaan. Hanya menangis dan berdoa yang bisa Dia lakukan saat ini.
Tasya sangat bingung saat ini, Abangnya belum sampai juga setelah satu jam yang lalu sudah dihubungi. Memang dari Bandung ke sini memakan banyak waktu, dan pasti sekarang Abangya dalam perjalanan. Tapi Dia tidak bisa tenang kalau hanya berdua dengan Bundanya saja. Akhirnya mau tidak mau Dia akan mencoba menghubungi Refan.
Tasya mendial nomer Refan, "aku mohon angkat Refan"
Tidak ada respon dipanggilan pertama, Tasya jadi ragu, pasti Refan sudah tidur.
Tasya menoleh ke Bundanya, hatinya sangat sakit melihat keadaan Bundanya sekarang, Berdoa dalam tangisannya. Tasya akan mencoba sekali lagi, kalau sampai tidak diangkat Tasya menyerah.
Mendial lagi nomer Refan, harap-harap cemas karna sudah lama tersambung tapi tidak diangkat juga.
"hallo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kala Hujan
RandomSeoarang gadis yang selalu ceria, mebuat orang yang didekatnya tertular oleh kebahagiaan nya. Tanpa orang tau di balik senyumannya yang manis dan sikap yang selalu menghibur orang ada kepedihan yang selalu membuatnya menangis saat dia sendirian. Huj...