Pagi ini Katrin berangkat sekolah bareng Tia karena semalam ia menginap. Naik mobil dong, tapi Tia yang bawa soalnya Katrin gak bisa bawa mobil. Heh cupu!
Setiap perjalanan, Katrin selalu memperhatikan sekitarnya. Melihat Ibu-Ibu yang mengantarkan anaknya kesekolah, Bapak-Bapak dengan jas kantoran, dan yang sangat tajam diperhatikannya adalah wanita dan laki-laki seusianya yang berboncengan dengan mesranya.
Mengenakan pakaian putih abu yang mencirikan khas anak SMA, entah SMA mana Katrin tidak peduli, yang hanya diperhatikannya adalah bagaimana mesranya mereka saat berboncengan menggunakan motor. Berasa dunia milik berdua tanpa memperdulikan orang disekitarnya.
"Ti", ucap Katrin kepada Tia
"Hmm", sahut Tia yang masih fokus menyetir
"Lo pernah boncengan naik motor sama Bima gak?"
"Pernah, Bima kan lebih suka naik motor kalau keluar. Kenapa lo nanya gitu?"
"Gue mau nanya"
"Nanya paan"
"Kalau lo boncengan sama Bima, posisi tangan atau apapun itu kayak gimana sih? Kayak couple itu gak?", kata Katrin sambil menunjuk kearah pasangan tersebut dari dalam mobil
"Dasar jomblo, ngapain lo nanya gitu?", ejek Tia sambil menoyor kepala Katrin
"Yekan buat nambah ilmu perbucinan gue sebelum punya doi beneran, jadi gladi dulu lah"
"Hadehh,gini lo Kat, tiap orang itu kan beda-beda. Yang onoh tu yang diluar itu mahbucin overload sampek meluk-meluk gitu. Tangannya sok-sok an dimasukin kehoodie cowok paling ntar udah grepe-grepe aja. Inget ya, lo gak boleh kayakitu, lo itu jadi cewek harus elegan dan bermartabat. Kalau gue sama Bima mahbiasa aja, paling cuma pegang baju pinggangnya" jelas Tia
"Oohh, kalau pegang pundak?"
"Sama abang Gojek juga bisa bego"
"Hehehe, thanks Ti. Ilmu gue bertambah", ujar Katrin dengan cengiran khasnya
***
Jam menunjukan pukul 07.30 pagi. Semua murid masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pembelajaran. Tidak ada upacara karena hari ini hari selasa. Upacara hanya dilaksanakan setiap senin, dan satu lagi sidak dari pihak OSIS dan Guru BK juga setiap hari senin. Aneh kan, sidak dijadwalkan. Heran
Katrin dan Tia berjalan beriringan dikoridor sekolah. Kelas mereka ada di lantai 3, jadi mereka harus olahraga pagi dulu naik tangga. Karena sekolah mereka gak ada lift ataupun eskalator. Iyalah lo kira mall.
Katrin dan Tia memasuki kelasnya. Kelas 12 IPA 4. Kelasnya merupakan sekumpulan setengah orang pintar dan setengah orang yang sedikit bego. Tidak seperti IPA 1 yang hanya kumpulan orang kutu buku dan berkaca mata, ataupun seperti IPA 8 yang hanya perkumpulan orang-orang agak bego dan badboy badgirl. Tapi IPA 8 emang mirip-mirip sama anak IPS sih. Nakal. Gak bisa diatur. terlalu bebas dan santuy dan satu lagi so(k) sosialita.
Katrin dan Tia adalah teman sebangku juga kalau dikelas. Mereka duduk di deretan 3. Pokoknya yang tengah-tengah paling aman dah. Dibelakang mereka ada Dito sang Ketua Kelas yang duduk sendiri. Bukan karena gak punya temen, tapi karna Dito orangnya jorok dan kaos kakinya bauuuu banget makanya gak ada yang mau duduk sama dia. Sebenarnya bau kaos kaki Dito juga kecium dideret depanya, belakang dan samping. Tapi gak sebau kalau duduk disampingnya sih.
Pelajaran pertama adalah Biologi. Buk Ida yang akan mengisi. Bu Ida bukan tipe guru yang galak dan suka ngasih hukuman, tapi Ibu Ida tipe guru yang kalau ada murid bandel itu ditegur dan diberikan wejangan-wejangan hidup. Tidak seperti Pak Calpin, yang sangat berbanding terbalik dengan Bu Ida.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teater in Love
Teen FictionSebelum mengakhiri masa SMA gue, gue pengen banget punya cowok. Plis, gue terakhir putus itu sama tali pusar gue. Ya bisa dibilang gue jomblo sejak embrio. Alias gak pernah pacaran. Tapi gue maunya sama ANAK TEATER. Terwujud gak ya?