13. Jealous

112 24 5
                                    

"Kat", ucap orang itu sambil mengelus rambut Katrin lalu mencium pucuk kepala Katrin.

"Rio? Lo ngapain disini?", Kata Katrin sedikit risih dengan perlakuan Rio.

"Aku anter pulang ya mut", balas Rio.

"Tap.."

"Gak ada kata nolak. Yuk", ajaknya sambil menggandeng tangan Katrin.

Katrin tak tau kenapa mengikuti perkataan Rio. Entahlah, mungkin faktor menangis tadi membuatnya kalang kabut.

Sesaat melewati Edgar, mata mereka beradu. Ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh mata yang beradu itu. Katrin hanya bisa tersenyum. Begitu juga dengan Edgar.

Ada rasa sedikit tidak suka pada diri Edgar ketika melihat perlakuan Rio kepada Katrin tadi. Rio yang melewatinya juga hanya tersenyum miring. Sorot matanya berbeda kali ini. Ekspresinya seperti ingin memulai perang pada Edgar.

***

Katrin dan Rio kini berada dalam satu atap mobil. Suasana yang terjadi sedikit awkward karena sikap Rio yang dirasa berlebihan. Padahal Rio bukan siapa-siapa Katrin, tapi kenapa seolah sikapnya berbanding terbalik? Sikapnya manis seperti dengan pasangan kekasih. Apakah Rio hanya melakukan hal itu pada Katrin saja?

"Mut", ucap Rio memulai perbincangan.

"Hmm", balas Katrin dengan wajah yang masih menghadap kaca jendela mobil.

"Gue udah denger semua perbincangan lo sama Edgar. Maaf gue gak ada disaat lo lagi sedih"

"Eemm iyaa santaii"

"Padahal gue mau jadi orang pertama yang selalu ada buat lo saat sedih ataupun bahagia"

Nyess. Jantung Katrin mulai berdebar mendengar perkataan Rio seperti itu. Katrin tidak biasa dengan semua ini. Maklum jomblo, dikit aja ada rangsangan rayuan udah bikin deg-deg an.

"Em ii..iyaa gak usah dibahas lagi lah"

Citt..

Mobil berhenti dipinggir jalan. Rio menghentikan mobilnya yang pasti dipertanyakan oleh Katrin karena bingung kenapa Mobil berhenti.

"Lohh ini mobilnya mogok?"

"Enggak, gue sengaja berhentiin"

"Aahh? Kenapa?", Sahut Katrin dengan tampang polosnya

"Kat", ucap Rio sedikit bergetar.

Tangannya meraih tangan milik Katrin. Menggenggamnya dengan erat seakan itu hanya genggaman miliknya. Tentu hal ini membuat jantung Katrin kian berpacu lebih cepat.

"Gak butuh waktu lama buat gue jatuh cinta sama lo Kat. Segala sesuatunya tentang lo selalu buat gue tertarik untuk deketin lo. Gue harap gue bisa jadi orang yang bukan hanya sekedar partner project eskul lo. Gue sayang lo Katrin", ungkap Rio yang diakhiri dengan mencium punggung tangan Katrin yang sudah sedari tadi digenggamannya.

Deg.

"Mampus lo Kat. Ini maksudnya gimanaaa, Rio nembak lo!? Asw ngomong apa sekarang lo bego!", Batin Katrin.

"Emm", ucap Katrin ragu.

"Jadi, lo mau jadi cewek gue? Kita mulai semuanya dari awal. Kita bangun cerita cinta kita bersama-sama", ungkap Rio kembali.

Katrin menimbang semua ucapan yang dikatakan Rio. Mengingat kembali awal bertemunya dia dengan Rio, awal memulai project eskulnya. Tapi, dia juga seketika ingat perkataan Edgar mengenai Rio yang katanya Playboy. Apa benar yang dikatakan Edgar? Jujur semua ini membuat Katrin bingung. Dia tidak tahu dengan perasaannya sendiri. Dia suka berada didekat Rio, tapi tak senyaman bila dengan Edgar.

Teater in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang