8. Teamwork

119 27 6
                                    


Sesuai dengan perintah Katrin, Tia menanyakan perihal Ketua Umum Teater Bumi a.k.a Teater anak SMANSA kepada Edgar melalui DM Instagram. Edgar menanggapi dengan biasa saja dan tidak begitu kepo perihal Tia yang menanyakan ketuanya itu. Edgar hanya memberikan nama Instagram Rio saja, sang Ketua.

Selain sebagai koordinator Team Senja, Rio juga mendapat amanah menjadi Ketua Umum Teater Bumi SMANSA. Stage lifenya di Dunia Teater tidak diragukan lagi. Banyak penghargaan yang telah didapatkannya baik ajang regional maupun nasional.

"Kat, gue cuma dikasih nama Instagram nya aja nih sama Edgar. Padahal gue minta kontaknya. Antara dia yang gak ngerti maksud gue atau"

Belum selesai Tia berbicara, tapi ucapannya langsung dipotong oleh Katrin.

"Atau emang songong dan nyebelin kan", lanjut Katrin yang hanya direspon senyum miring oleh Tia.

"Yaudah sini, biar gue yang DM. Apa namanya?", Ucap Katrin.

"rio_perwira. Ganteng sih Kat, gebet Kat sikat".

"Otak lo gitu aja isinya ckckck heran gue".

Katrin memfollow akun milik Rio yang disinyalir merupakan Ketua Umum Eskul Teater Bumi. Tanpa banyak bacot, dia langsung  mem-follow akun Rio lalu mengetikkan pesan melalui DM untuk Rio. Tidak peduli kenal atau tidak, yang pasti Katrin sangat perlu bantuan Rio.

Hey Rio..
Gue Katrin dari SMA 3
Salam kenal sebelumnya.
Tujuan gue DM lo, gue mau kerjasama sama lo. Sekolah gue mau buka eskul teater. Dan ini bisa dibilang eskul teater pertama. Gue dipercaya sama anak-anak OSIS buat jadi ketua umum nya. Tapi gue gak ngerti sistem organisirnya. Lo bisa bantu gue?

Sent.

Tidak peduli kapan Rio akan membalas DM nya, yang penting Katrin sudah berusaha untuk mengajaknya kerjasama. Semoga saja Rio ini gak se-songong anak buahnya, alias si Edgar.

Setelah berkutit dengan men- DM Rio, Tia kini berbicara dengan topik yang baru. Tia Berencana mengajak Katrin dan Fee ke supermarket sembako untuk membeli stok makanan. Sibuknya orangtua Tia yang mempunyai bisnis di Jepang, membuatnya harus membiasakan diri dengan kehidupan yang mandiri. Untungnya Tia memiliki sedikit keahlian dibidang masak, jadi dia tidak begitu mengkhawatirkan makanan apa yang harus dia santap setiap harinya.

"Kat, nanti sore anterin gue yuk. Beli stok makanan sama bahan-bahan masakan".

"Gass ajee gue mahh, bawa mobil lo yaa".

"Boleh deh, kalau gitu sekalian ngajak Fee juga deh. Biar pernah kita bertiga keluar bareng".

"Ngikutt".

Fee yang kini sudah berada diambang pintu sambil membawa beberapa tumpukan buku datang menghampiri Katrin Dan Tia. Tapi sebentar, Dito? Ah orang itu selalu saja suka menjahili Fee dengan menguntitnya dari belakang. Bagaikan anak anjing yang tak ingin lepas dari induknya.

"Woi Dito, ngapain lo buntutin temen gue? Kurang kerjaan banget ya lo? Kalau iya, mending lo cuci tuh kaos kaki lo yang busuk", ujar Katrin seperti biasa. Nge-gas.

"Parfumnya Fee selalu bawa gue ikut kemanapun dia pergi huumm", ucap Dito sambil menghirup udara sekitar dengan sedikit memejamkan mata untuk menghayati betapa harumnya parfum Fee.

"Korban Iklan lo odong", balas Katrin kembali.

"Sini Fee", ucap Tia lalu ia melanjutkan berbicara yang ingin dibahasnya.

"Nanti lo free kan? Gue mau ngajak lo ke supermarket sembako. Sama Katrin jugaa, naik mobil gue aja", jelas Tia.

"Wah boleh banget. Tapi gue nebeng dirumah lo boleh gak? Biar gal bolak balik pulang. Soalnya rumah gue jauh", ucap Fee.

Teater in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang