bagian 23

1.6K 57 5
                                    

sampai di gramedia ersya memilih milih buku yang hendak ia beli

" cara cepat rumus matematika dasar " baca ersya pada salah satu buku agak menggumang

" nah ini nih cocok buat kamu nih " kata ersya menyerahkan buku itu pada gavin

" WAT kakak serius ini untuk SD kalaik " kata gavin membaca judul buku itu

" emang kamu udah bisa rumus dasar nya lagian ini ngak cuman buat SD aja kok nama nya aja yang ada dasar nya " jelas ersya

" ya serah kakak deh " kata gavin pasrah

" ok ke sana dulu yuk " ajak riska ke rak novel novel terbaru

di pojok ada orang yang sedari tadi mengperhatikan mereka

" loh itu kan gavin sama ersya " kata wanita itu dia adalah riaka

entah dapet dorongan dari mana ia menghampiri gavin dan ersya

" gavin " panggil riska sedikit pelan karena takut kalau itu bukan gavin

" BU CUPU upssss " gavin segera menutup mulut nya

" ehemmm maaf bu adik saya ngak sopan " kata riska sambil menyikut berut gavin

" auuuu apa sih kak " kata gavin agak ke sakitan

riaka terkekeh melihat tingkah anak nya itu riska sangat menyesal tak bisa melihat perkembangan mereka

" heee maaf bu " kata ersya lagi malu akan adik nya yang bodoh itu

" iya tidak apa apa jangan terlalu formal ini kan di luar sekolah " kata riska santaiy

" ibu guru baru itu kan " tebak eraya

" guru baru ples sok tahu " ceplos gavin sebelom riska menjawap

" aduh apa sih kak " lagi lagi gavin mendapat sikutan dari ersya

" diem kamu. maaf ya bu adik saya emang kadang kagak ada otak " kata ersya kembali membuat rika tertawa

" iya nama bun__ " riska tercekat ia lupa kalau mereka menggap bunda nya sudah meninggal

" maksut nya nama ibu riska febiana guru matematika " kata riska memperkenal kan diri nya

" ohhh ya nama saya ersya jeon adittia kls 12 IPA A kalau ini adik saya gavin jeon adittia kls 10 IPS F " kata ersya

" udah tau dia gwe kan terkenal " kata gavin

" auuuuu apa lagi sih kak emang bener kok seantero sekolah juga tau lagi si cogan dari keluarga adittia ini " kata gavin setelah mendapat sikutan yangke sekian kali nya. membuat riska berfikir sifat gavin sangat mirip dengan jeon

" iya ibu udah kenal kok sana gavin dia kemarin telat masuk kelas " kata riska

" APA LO TELAT MASUK KLS " terisk riska taksadar jika dia ada di tempat umum

" kak kak jangan teriak teriak dong kayak di utan aja lo " kata gavin

" awas lo ya di rumah mampus lo sama gwe " kata ersya berbisik membuat gavin merinding

" iya iya " jawap gavin lemas

" minta maaf sana sama bu riaka " kata ersya

" maaf ya bu cupu saya salah maaf " kata gavin malas

" nama nya bu riska bukan cupu " kata ersya melirik gavin tajam

" iya iya " kata gavin

" oh ya kalian ngapain di sini " kata riska

" kita lagi cari buku tapi udah selesai sih " kata kata ersya

" emmm gimana kita ngombrol sambil makan aja " kata riska ingin lebih lama bersama anak nya

" ok ayo berangkat " kata gavin semangat soal makam memang gavin dan ersya belum sarapan

" ayo " kata riska

***

di restoran mol mereka memesan banyak makanan karena ulah gavin

" vin beneran bisa makan ini semua lo " kata ersya tak habis fikir

" yo i ayo bu makan jangan sungkan sungkan kan ibu yang bayar hehehehe " kata gavin di akiri dengan cengengesan nya

" sumpah malu gwe punya adik kayak lo kalau bunda ada gwe suruh masukin dalem purut lagi kayak nya otak lo masih ada onderdil yang belom di pasang deh vin " kata ersya

" ehhh sekata kata lo otak lo tuh yang kelebihan oli encer banget " kata gavin dan lanjut makan makanan nya

" sudah sudah jangan berantem emmm ersya memang bunda kamu kemana " kata riska agak agak memancing

" bunda kami udah meninggal buk sejak kami masih kecil " kata ersya, gavin masih fokus dengan makanan nya

' bunda masih hidup sayang ' batin ersya hendak meneteskan air mata

" kok ibu jadi yang nangis sih kan yang meninggal bunda kita bukan bunda nya ibu " kata gavin menatap ersya

" ibu sedih denger cerita kalian ibu kalian pasti seneng lihat kalia " kata riska mengusap air mata nya yang berhasil lolos

" gavin sayang bunda uhuk... uhuk.... " gavin tersedak

" ya ampun gavin pelan pelan dong nak makan nya " kata riska lalu mengambikan minum untuk gavin

" eh vin vin jangan mati dulu woy " kata ersya menepuk nepuk punggung gavin

" ini minum " kata ersya meyerahkan air mineral pada gavin

" makasih ya bun eh bu " kata gavin entah kenapa ia memanggil riska ' bun '

" oh ya bisa nomer henpon kalian " kata riska

" iya boleh " kata ersya

My student is My husband ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang