AWAL JUMPA

10.3K 632 50
                                    

Seorang gadis terlihat berlarian dengan kedinginan, bahkan pakaian tebalnya pun seperti tak mampu melindunginya dari hawa dingin.

Salju yang tidak berhenti turun itu telah memenuhi rambutnya. Dan ia selalu menyingkirkan salju salju itu dengan kasar. Sesekali ia akan mengenakan kembali kupluk jaketnya.
Namun berkali kali pula kupluk jaketnya kembali turun akibat ia yang terus berlari.

Kemudian ia berhenti dengan nafas tersengal sengal. Menoleh kesana kemari seperti sedang mencari seseorang.
Pasalnya, ia terpisah dari teman temannya  karena ia terjatuh ke sebuah lembah.

Lagi lagi gadis itu berlari. Terkadang ia harus terjatuh karena terperosok di salju yang begitu tebal.
Dan salju turun semakin lebat. Membuat hawa dingin menyelinap.

Gadis itu berhenti dibawah tebing. Lalu melongokkan wajahnya. Ia seperti sedang berpikir.

"Venus!!!!!!" ia berteriak. Namun tidak ada jawaban saat ia memanggil nama temannya itu.

"Venus!!!!! Kau dimana?????" teriaknya lagi. Lagi lagi hanya gema suaranya saja yang terdengar.

Gadis itu menjatuhkan dirinya diatas salju yang putih. Diam menunduk. Membiarkan kepalanya dipenuhi oleh salju yang terus turun.
Sepertinya ia putus asa.

"Kreeeeeeek Brukkkkk!!!!"

Gadis itu mendongak saat mendengar suara yang amat keras. Ia melihat sekeliling. Dan matanya tertuju kearah kiri.
Disana, beberapa meter dari tempatnya berada, ia melihat sebatang pohon cemara tumbang akibat tak mampu lagi menahan beban salju pada daun daunnya.

Ia masih menatap pohon itu. Namun semakin lama, ia seperti mendengar suara tangis seorang perempuan.
Ia menatap tajam ke pohon cemara yang tumbang itu. Apa mungkin ada manusia yang tertimpa pohon itu? Pikirnya.

Kemudian ia bangkit dan berjalan menghampiri pohon yang tumbang itu.
Sesampainya, ia tak mendapati seorang manusia pun disana. Ia hanya melihat seekor rubah putih tertimpa pohon itu tepat dikedua kaki belakangnya.

Ia ragu, ingin menolong atau tidak. Sebab yang ia tahu, rubah adalah salah satu hewan buas.
Namun ia terkejut saat melihat mata rubah itu. Mata rubah itu mengeluarkan airmata selayaknya orang menangis.

Ia pun iba. Tapi tidak tahu bagaimana cara menolongnya. Sebab pohon cemara itu pastilah berat. Ia tidak akan mampu menyingkirkannya.

Rubah putih itu menatapnya tajam. Membuat si gadis sedikit takut.
Lalu gadis itu berjongkok. Menggali salju dibawah pohon itu sedikit demi sedikit.
Sebab ia tak mampu mengangkat pohon itu, jadi ia memutuskan untuk menggali salju itu.

Semakin lama salju itu semakin dalam. Dan kaki bagian belakang sang rubah bisa ditarik perlahan.
Gadis itu berhenti sejenak saat menarik kaki sang rubah. 'Masih sedikit susah' pikirnya.

Kemudian ia menggali lagi tepat dibawah perut sang rubah. Menggalinya semakin dalam. Lalu ia menarik pelan sang rubah.
Dan YAP! Ahirnya sang rubah telah terbebas dari pohon yang menimpanya itu.

Gadis itu menjatuhkan pantatnya ke salju dan duduk dengan mendongak ke langit. Matanya terpejam. Dan nafasnya terengah engah. Sepertinya dia merasa lelah.

Sedangkan sang rubah masih berada didepannya. Rubah itu berbaring menatap sang gadis. Ternyata kaki belakangnya terluka. Membuatnya lemah.

Sang gadis menatap sang rubah. Ia iba melihat luka dikaki sang rubah.

"Kakimu terluka ya? Eumm ah, tunggu sebentar" ucap sang gadis lalu mengambil sesuatu dari saku jaketnya.

Ia mengambil sebuah sapu tangan berwarna biru muda. Lalu mengikatkan sapu tangan itu ke luka sang rubah.

SAPHIRA : Di Antara Sinar BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang