TELEVISI

2.6K 328 26
                                    


"Saphira? Kau belum mengantuk?" Teriak Shello dari pintu kamarnya.

Saphira yang mendengarnya tidak menoleh sama sekali. Ia hanya menggerakkan telunjuknya ke kanan kiri menandakan kalau ia bilang TIDAK.

"Baiklah, aku tidur duluan ya. Kau jangan tidur terlalu larut" ucap Shello lalu masuk ke kamar.

Saphira tidak menjawabnya sama sekali. Karena ia masih terlalu fokus dengan televisi di depannya.

Matanya menatap tanpa berkedip. Ia sangat fokus dengan acara televisi yang ditontonnya.

Dulu, sewaktu awal awal Shello mengajaknya menonton televisi, ia menolak. Sebab ia bingung mengapa benda menyala itu dapat menampung banyak sekali orang dan lainnya. Membuat kepalanya pusing.

Tapi sekarang ia malah tidak mau berhenti menontonnya. Menonton sebuah acara traveling di sebuah Chanel.

Ia duduk diam tanpa bergerak. Diam menyaksikan orang orang yang sedang berjalan jalan di suatu tempat yang indah. Membuat Saphira ingin kesana.

Ia mendekati televisi itu. Mengetuk layarnya beberapa kali.

"Kaca ini sangat keras. Dan benda menyala ini tidak punya lubang atau pintu masuk. Bagaimana mereka bisa ada didalamnya?" Ia bergumam.

Ia lalu mundur agak jauh dari televisi. Menatapnya lekat lekat. Lalu menatap kearah kamar Shello.
Ia pun lalu berlari untuk menemui Shello.

Dilihatnya Shello sudah nyenyak dalam tidurnya. Namun tak tanggung tanggung ia langsung melompat ke ranjang membuat Shello terbangun.

"Astaga! Kau ini!" Kesalnya.

Namun Saphira tidak peduli.

"Shello Shello Shello!" Serunya.

Shello yang tadinya tidur tengkurap kini membalikkan badan.

"Hoahmmm kenapa?" Tanya Shello dengan mengantuk.

Saphira tersenyum lalu tengkurap disamping kanan Shello. Wajahnya ia dekatkan ke wajah Shello yang kini kembali memejamkan mata.

"Shello, benda menyala itu tidak mempunyai pintu masuk. Bagaimana orang orang itu bisa masuk kesana?" Tanyanya.

Shello menggaruk lehernya dengan tetap memejamkan mata.

"Benda menyala apa?" Shello tak paham.

"Yang sedang aku tonton tadi" seru Saphira.

Meski sangat mengantuk, Shello pun berusaha untuk membuka mata.

"Itu namanya televisi. Elektronik canggih zaman sekarang.
Tapi sekarang aku sedang malas menjelaskannya. Aku sangat mengantuk" ucap Shello.

Saphira memberengut.

"Tapi kau harus menjelaskannya padaku Shellooooo ayolah!" Serunya.

Shello mengacak acak rambutnya sendiri dengan sebal.

"Iya tapi besok. Sekarang aku butuh tidur Saphira, kau mengerti?"

Saphira menatap Shello dengan iba.

'kasihan, Shello pasti sangat mengantuk'

"Ya sudah tidurlah. Aku akan menonton lagi" ucap Saphira dengan tersenyum.

Shello hanya menjawab dengan deheman saja.

Sebelum keluar kamar, Saphira mengusap rambut Shello dengan lembut.
Kemudian meninggalkannya untuk kembali menonton televisi.

Hingga hampir jam dua belas malam, Shello terbangun dari tidurnya karena merasa haus. Ia melihat samping kiri kanan. Saphira tidak ada disebelahnya.

SAPHIRA : Di Antara Sinar BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang